Pengaruh Realisasi Anggaran Belanja Modal terhadap Pertumbuhan

44 sangat signifikan terhadap peningkatan PAD. Penelitian Harianto dan Adi 2007 mengkonfirmasi penelitian Yuliati dan Adi bahwa PAD sangat berpengaruh terhadap Pendapatan Per Kapita.

2.2.9. Pengaruh Realisasi Anggaran Belanja Modal terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Tujuan pelaksanaan otonomi daerah adalah diprioritaskan untuk pelayanan publik dan peningkatan pertumbuhan serta pemerataan program pembangunan daerah yang diwakili oleh PDRB Mardiasmo, 2002: 59 dan 221; Bastian, 2006: 342 dan 354. Sehingga pengeluaran riil untuk anggaran belanja modal dalam rangka peningkatan pelayanan publik dan pemerataan pembangunan daerah nantinya secara berkelanjutan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi Kaum Klasik Adam Smith, David Ricardo, Thomas Malthus, dan John Stuart Mill, pertumbuhan dan pembangunan ekonomi bersumber utama dari modal Suryana, 2000: 59. Sependapat dengan Ekonom Kaum Klasik, Walt Whitman Rostow dalam bukunya “The Stages of Economic” 1960 mengemukakan teori 5 tahapan proses pertumbuhan ekonomi untuk menuntut alur proses pertumbuhan atau pembangunan ekonomi suatu negara yang salah satu tahapannya untuk mencapai tahap lepas landas take off adalah berlakunya kenaikan laju investsipenanaman modal yang produktif kurang lebih 5-10 dari pendapatan nasional atau produk nasional netto Jhingan, 1990: 182; Suryana, 2000: 62. Selain itu, model pertumbuhan ekonomi Harrod Domar tentang Teori Pertumbuhan Mantap Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 45 steady growth theory adalah pengembangan analisis Keynes yang menekankan atau memberikan peranan kunci tentang perlunya penanaman modal dalam proses penciptaan pertumbuhan ekonomi Jhingan, 1990: 291; 2000: 66. Akumulasi modal merupakan keharusan bagi pembangunan ekonomi negara yang sedang berkembang untuk menjadi negara yang lebih maju, sehingga semakin besar modal yang tersedia maka akan mempercepat pembangunan ekonomi Suryana, 2000: 72. Oleh karena itu Malthus berpendapat, untuk adanya perkembangan ekonomi diperlukan adanya kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus menerus Irawan dan Suparmoko, 2002: 27. Investasi di sektor produktif adalah semua jenis investasi atau barang modal yang menambah sumberdaya-sumberdaya baru yang nantinya akan meningkatkan stok modal suatu negara sehingga yang pada gilirannya akan meningkatkan tingkat output dan pendapatan nasional yang merupakan tolok ukur tingkat pertumbuhan ekonomi Arsyad, 2004: 214- 215. Modal atau capital sebagai faktor produksi pada pembangunan ekonomi bukan dalam bentuk uang money tetapi real capital atau capital goods barang-barang modal. Penanaman modal atau penambahan terhadap persediaan barang modal biasanya disebut investasi Kamaluddin, 1996: 71-72. Menurut Standar Akuntansi Pemerintah 2005 investasi dalam kerangka pemerintah didefinisikan sebagai belanja modalpembangunan karena memberi manfaat lebih dari satu tahun. Pengertian tersebut ditekankan pada penggunaan asset untuk meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Suatu asset di Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 46 pemerintah pusat atau daerah, khususnya asset tetap seperti dalam bentuk tanah, bangunan, infrastruktur sarana dan prasarana publik, dan asset tetap lainnya diperoleh melalui proses pengeluaran dana yang disebut Belanja Modal. Menurut model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pemerintah yang dikembangkan W.W. Rostow dengan menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah seiring tahap- tahap pembangunan ekonomi, pada tahap awal perkembangan ekonomi pemerintah membutuhkan investasi yang besar. Teori ini lebih dikenal dengan teori “dorongan kuat” big push theory Mangkoesoebroto, 1993: 170. Teori pengeluaran yang dikemukakan oleh Adolf Wagner menyatakan bahwa pengeluaran dan kegiatan pemerintah yang semakin meningkat telah lama dirasakan, tendensi makin meningkatnya pengeluaran pemerintah oleh Wagner dinamakan “Gesetz der wachsenden Ausdenhnung den Staatstatigkeiten” atau hukum selalu makin meningkatnya kegitan- kegitan negara law of ever increasing state activities. Sehingga hukum Wagner tersebut oleh R.A Musgrave disebut hukum “growing public expenditure” atau hukum makin meningkatnya pengeluaran-pengeluaran pemerintah Soetrisno, 1984: 364. Selain itu, teori pengeluaran pemerintah lainnya yang dikemukakan oleh Peacock dan Wiseman menyatakan kaitannya bahwa meningkatnya penerimaan daerah menyebabkan meningkatnya pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, dalam keadaan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 47 normal, meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar Mengkoesoebroto, 1993: 173. Penelitian Yuliati 2001: 22 menyimpulkan bahwa pengeluaran pembangunan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian Adi 2006: 14 mengkonfirmasi penelitian Yuliati 2001 yang menyimpulkan bahwa belanja modal berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh Dritsakis dan Adamopoulus 2004 juga membuktikan secara empiris bahwa belanja negara berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di negara Yunani Hamzah, 2007: 2. Selain itu studi yang dilakukan oleh Putri 2006: 62 dan Kurniawan 2008: 77 memberikan hasil yang sama bahwa konsumsi pemerintahbelanja pembangunan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2.2.10. Pengaruh Realisasi Anggaran Belanja Rutin terhadap Pertumbuhan