17
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Otonomi Daerah dan Desentralisasi
Pengertian otonomi daerah tidak bisa lepas dari pemaknaan asas desentralisasi. Menurut UU No. 33 Tahun 2004 dan UU No. 32 Tahun
2004, desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengertian ini sesuai dengan definisi desentralisasi yang dikemukakan oleh
Rondinelli yaitu perpindahan kewenangan atau pembagian kekuasaan dari tingkat nasional ke tingkat regional. Penafsiran dan pemaknaan berupa
pelimpahan atau perpindahan kewenangan dalam pengaturan dan kepengurusan rumah tangganya sendiri merupakan prinsip utama daerah
Bastian, 2006: 331. Abdul Halim 2007: 328 berpendapat bahwa otonomi daerah
adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Menurut Indra Bastian 2006: 2, otonomi daerah merupakan
upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan
kepentingan, prioritas dan potensi daerah tersebut berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan perundang-undangan.
Menurut UU No. 32 tahun 2004 otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan pengertian di atas maka otonomi daerah dimaknai sebagai perpanjangan konsep desentralisasi yaitu pemberian atau
pelimpahan wewenang oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri serta pengambilan
keputusan untuk penetapan dan pelaksanaan kebijakan dalam rangka pengelolaan potensi sumber daya dan dana daerah menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat yang tidak bertentangan dengan perundang-undangan serta terintegrasi pada visi, misi, dan tujuan yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI.
2.2.2. Pertumbuhan Ekonomi