Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut: nilai tertinggi untuk pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode
quantum reading adalah 90 tertinggi dan yang terendah 50.Tes awal dari jumlah siswa 40 siswa. Bahwa sebanyak 30 siswa mendapat nilai di atas
55 hasil menjawab soal. Sedangkan dalam membaca cepat masih kurang mampu, secara keseluruhan jumlah membaca cepat 7.098 dengan rata-
rata pretes 177 kpm. Tes akhir dari jumlah siswa 40 siswa. bahwa sebanyak 4 siswa mendapat skor nilai 90-80, mampu mengingat bacaan
yang telah di baca dan menjawab dengan sangat baik. Sebanyak 7 siswa mendapat nilai 70-75, menjawab dengan baik, siswa tersebut dapat
dikatagorikan baik. Sebanyak 13 siswa mendapat nilai 60-65, siswa tersebut dapat dikatagorikan cukup. Sebanyak 16 siswa mendapat nilai
55-50, siswa tersebut dapat di kategorikan kurang.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Pengertian kemampuan membaca
Pemahaman membaca meliputi pemahaman kalimat-kalimat. Pemahaman kalimat-kalimat itu meliputi pula tentang penggunaan
teori tentang
hubungan-hubungan struktural
antarkalimat. Pengetahuan tentang struktural itu berguna bagi pemahaman
kalimat., sebab kalimat bukan hanya untaian kata-kata saja, melainkan untaian kata-kata yang saling berkaitan mengikuti cara-
cara yang spesifik Harjasujana dan Damianti 2003: 134-136.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan
penulis melalui media kata-kata bahasa tulis. Dari segi linguistik membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan
sandi a recording and decoding process, berlain dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian encoding. Tarigan
2008:7. Berdasarkan beberapa pengertian para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan membaca adalah kemampuan seseorang memahami pesan-pesan yang disampaikan penulis melalui
untaian kata-kata dan kalimat-kalimat. 2.2.2
Tujuan membaca Tarigan 2008: 9 menyebutkan bahwa “Tujuan utama dalam
membaca adalah
untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi dan memahami makna bacaan”. Lebih detail
Tarigan 2008: 9-11 memaparkan beberapa poin yang dijadikan tujuan oleh seseorang untuk melakukan aktivitas membaca, di
antaranya sebagai berikut: 1
Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh. Dengan kata lain membaca
untuk memperoleh perincian-perinciannya atau fakta-fakta reading for details or facts.
2 Membaca untuk mengetahui suatu hal merupakan topik yang menarik,
masalah yang ada pada cerita sehingga membaca seperti ini disebut dengan membaca untuk memperoleh ide-ide utama reading for main
ideas. 3
Membaca menemukan apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi pada setiap tahap sehingga terpecahkanlah masalah dalam
cerita itu. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita reading for sequence or organization.
4 Membaca untuk menemukan dan mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang dikehendaki oleh pengarang kepada pembaca. Ini disebut dengan membaca untuk menyimpulkan,
membaca inferensi reading for inference. 5
Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mana yang dianggap benar maupun salah. Membaca
ini disebut dengan untuk mengelompokan, memmbaca untuk mengklasifikasikan reading for classify.
6 Membaca menilai, membaca mengevaluasi reading to evaluate.
7 Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan
reading to compare or contrast.
2.2.3 Jenis Membaca
a. Membaca Nyaring
Tarigan 2008: 23 menyebutkan definisi dari membaca nyaring, sebagai berikut: Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau
kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap
serta memahami informasi, fikiran dan perasaan seorang pengarang. b.
Membaca Dalam Hati Menurut Tarigan 2008: 32 membaca dalam hati secara garis besar
dibagi atas: 1 membaca ekstensif dan 2 membaca intensif. Membaca ekstensif berarti membaca secara luas suatu teks dalam
waktu yang sesingkat mungkin. Kegiatan membaca ekstensif adalah kegiatan membaca untuk memahami isi yang penting dengan cepat
dan efisien dalam suatu bacaan. c.
Membaca telaah isi Membaca telaah isi cenderung dilakukan oleh semua orang yang
menemukan ketertarikan pada bahan bacaan yang telah dibacanya dengan sekilas. Biasanya pembaca pembaca ingin menelaah isinya
secara mendalam dan tertarik untuk membacanya dengan teliti. Tarigan 2008: 40 menyebutkan bahwa “Menelaah isi sesuatu bacaan
menuntut ketelitian,
pemahaman, kekritisan
berfikir, serta
keterampilan menangkap ide- ide yang tersirat dalam bacaan”.
Dari pendapat Tarigan tersebut kita dapat membagi aktivitas dari memmbaca telaah isi menjadi beberapa aktivitas membaca,
diantaranya: a membaca teliti, b membaca pemahaman, c membaca kritis, dan d membaca ide.
2..2.4 Manfaat membaca Menurut Sukirno 2009: 3 manfaat membaca adalah sebagai berikut:
a. berkomunikasi dengan orang lain,
b. memberikan informasi kepada orang lain,
c. menangkap menerima isi bacaan dengan cepat dan tepat,
d. menumbuhkan sikap positif terhadap isi bacaan,
e. bersifat kritis terhadap informasi yang diterima,
f. menghargai nilai-nilai luhur yang ada dalam masyarakat,
g. memasuki dunia keilmuan yang penuh pesona dan memahami
khasanah kearifan yang banyak hikmah, h.
mengembangkan berbagai keterampilan yang berguna untuk mencapai sukses dalam hidup,
i. menumbuhkan jendela pengetahuan yang luas, gerbang kearifan
yang dalam, dan lorong keahlian yang lebar di masa depan, dan j.
memperbaiki nasibnya menjadi lebih baik.
2.2.5 Cerita pendek Edgar Alan Poe Nurgyantoro, 2007: 10, mengatakan bahwa
cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira- kira berkisar antara setengah sampai dua jam-suatu hal yang kiranya tak
mungkin dilakukan untuk sebuah novel. 2.2.5 Ciri-ciri cerpen
Menurut Tarigan 2011 : 180 – 181, ia dapat menarik kesimpulan bahwa
ciri-ciri khas sebuah cerita pendek adalah sebagai berikut yang dikutipnya dari beberapa pendapat parah ahli.
d. Ciri-ciri utama cerita pendek adalah: singkat, padu, dan
intensif brevity, vunity, and intensity. e.
Unsur-unsur utama cerita pendek adalah : adegan, tokoh, dan gerak scene, character, and action.
f. Bahasa
yang digunakan
tajam, sugestif,
dan menarik
perhatian incisive, suggestive, dan alert. g.
Cerita bisa mengandung interprestasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara lansung maupun
tidak lansung. h.
Bisa menimbulkan suatu efek dalam pikiran pembaca. i.
Bisa menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan cerita yang pertama menarik perasaan dan baru kemudian menarik
pikiran.
j. Mengandung detail-detail dan insiden-insiden yang dipilih dengan
sengaja, dan yang bisa menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran pembaca.
k. Mempunyai seorang pelaku utama.
l. Bergantung pada satu situasi.
m. Bisa memberi impresi tunggal.
n. Jumlah kata biasanya di bawah 10. 000 kata, tidak boleh lebih dari
10.000 kata atau kira-kira 33 halaman kuarto spasi rangkap.
2.3 Metode Quantum Reading