3.5.3 Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode dengan cara mengambil gambar pada saat anak melakukan proses pembelajaran. Gambar ini
berupa foto yang dapat menggambarkan secara nyata ketika anak beraktivitas pada pembelajaran membaca cerita pendek. Dengan
dokumentasi, maka akan diperoleh suatu bukti otentik terhadap penelitian yang dilakukan. Selain itu, foto-foto yang diperoleh dapat
menjadi pelengkap data guna menyempurnakan penelitian yang dilakukan.
3.6 Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah: 1 Untuk menentukan seberapa baik siswa telah
menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu; 2 Untuk menentukan apakah suatau tujuan telah tercapai; dan 3 Untuk
memperoleh suatu nilai Arikunto, Suharsimi, 2002:149. Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara
individual maupun secara klasikal. Di samping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana
kelemahannya, khususnya pada bagian mana TPK tujuan pengajaran khusus yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan
maka juga digunakan metode observasi pengamatan yang dilakukan sendiri oleh guru untuk mengetahui dan merekam aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar.
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul supaya dapat mengahsilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan,
maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
a Merekapitulasi hasil tes.
b Merekapitulasi hasil pengamatan.
Menghitung jumlah skor yang tercapai dan persentasenya untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar
seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian, yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 75,
sedangkan secara klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas secara individu mencapai 85 yang telah mencapai daya
serap lebih dari sama dengan 75.
Tabel III
Indikator Keberhasilan Siklus I dan Siklus II
Indikator Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Kemampuan membaca cerita
pendek Sebesar
7,1 siswa mencapai
KKM nilai 75 Sebesar
50 siswa mencapai
KKM membaca cerpen
Sebesar 80
siswa mencapai KKM Membaca
cerpen
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan : 1 deskripsi data, 2 hasil penelitian, 3 pembahasan. Berikut uraian mengenai ketiga hal tersebut:
4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Marsudi Luhur Yogyakarta, jln. Bintaran Kidul No. 12. Penelitian ini dilakukan lebih khusus
pada siswa kelas XI dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang yang terdiri dari
19 siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.
Penelitian dilakukan dengan dua siklus, yaitu siklus I pada tanggal Kamis, 19 Maret 2015 dan siklus II pada Kamis, 26 Maret 2015. Penelitian ini
melibatkan guru Bahasa Indonesia kelas XI yaitu Ibu Satya Adi Wulansari, S.Pd, sebagai observer dan peneliti sebagai pengajar dalam pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melibatkan rekan peneliti yaitu Flavianus Mario Malo untuk
membantu kegiatan penelitian untuk menjadi observer dan mendokumentasi
proses pembelajaran berlangsung.
Pada penelitian tindakan kelas yaitu siswa kelas XI ini, peneliti menggunakan metode Quntum Reading untuk meningkatkan kemampuan
membaca cerpen siswa kelas XI. Hasil evaluasi dari penelitian ini adalah untuk mengukur kemampuan membaca cerpen siswa kelas XI. Kriterian