21
4. Struktur Kalimat Dasar
Menurut  Kridalaksana  2008:  228,  struktur  adalah  pengaturan  pola-pola secara  sintagmatis.  Sedangkan  kalimat  adalah  satuan  gramatik  yang
mengungkapkan  pikiran  yang  utuh  baik  dalam  wujud  lisan  maupun  tulisan. Jadi, struktur kalimat adalah pengaturan pola satuan gramatik yang sintagmatis
untuk  mengungkapkan  pikiran  yang  utuh  baik  dalam  wujud  lisan  maupun tulisan.
Alwi dalam Alwi, dkk., 2010: 320 mengatakan bahwa kalimat merupakan konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih. Baik kalimat
maupun  kelompok  kata  yang  menjadi  unsur  kalimat  dapat  dipandang  sebagai suatu  konstruksi.  Satuan-satuan  yang  membentuk  suatu  konstruksi  disebut
konstituen. Menurut Alwi, dkk 2010: 326, kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri  dari  satu  klausa,  unsur-unsurnya  lengkap,  susunan  unsur-unsurnya
menurut  urutan  paling  umum,  dan  tidak  mengandung  pertanyaan  atau pengingkaran.  Setiap  bentuk  kata  atau  frasa  yang  menjadi  konstituen  kalimat
termasuk  dalam  kategori  kata  atau  frasa  tertentu  dan  masing-masing mempunyai peran semantis pula. Hubungan antara bentuk, kategori, dan peran
itu dapat menjadi lebih jelas jika diperhatikan gambar berikut. Bentuk
Ibu  saya  Tidak  Membeli  baju  baru  untuk  kami  Minggu  lalu Kategori  Kata
N Pron
Adv V
N Adj
Prep N
N V
Frasa FN
FV FV
FPrep FN
Fungsi Subjek
Predikat Objek
Pelengkap Keterangan
Peran Pelaku
Perbuatan Sasaran
Peruntung Waktu
Gambar 2.1: hubungan bentuk, kategori, fungsi, dan peran unsur kalimat TBBBI, 2010: 327.
22
Pada  gambar  2.1  di  atas  tampak  lima  fungsi  sintaksis  yang  digunakan untuk  pemerian  kalimat.  Dalam  suatu  kalimat  tidak  selalu  kelima  fungsi
sintaksis  itu  terisi,  tetapi  paling  tidak,  ada  konstituen  pengisi  subjek  dan predikat.  Kehadiran  konstituen  lainnya  banyak  ditentukan  oleh  konstituen
pengisi predikat Alwi, dkk 2010: 328. Contoh kehadiran konstituen lain yang ditentukan oleh konstituen pengisi predikat adalah sebagai berikut.
a. Dia S tidur P di kamar depan KET .
b. Mereka S sedang belajar P bahasa Inggris Pel sekarang Ket.
c. Mahasiswa S mengadakan P seminar O di kampus Ket.
d. Buku itu S terletak P di meja Ket kemarin Ket.
e. Ayah S membeli P baju O untuk adik Pel tadi siang Ket.
f. Dia S meletakkan P uang O di atas meja itu Ket kemarin Ket.
Pada contoh di atas konstituen yang dicetak miring dapat dihilangkan tanpa mengakibatkan kejanggalan kalimat, artinya bahwa makna kalimat tetap dapat
dipahami. Dari contoh itu hanya kalimat 6 yang memiliki konstituen pengisi kelima  fungsi  sintaksis,  yaitu  subjek,  predikat,  objek,  pelengkap,  dan
keterangan. Pada umumnya banyak dari kalimat yang urutan unsurnya berbeda dengan  urutan  kelima  fungsi  sintaksis  tersebut,  terutama  yang  menyangkut
letak  keterangan  dan  letak  predikat  terhadap  subjek  kalimat.  Keterangan memiliki banyak jenis dan letaknya dapat berpindah-pindah di dalam kalimat,
baik di awal, tengah, maupun akhir kalimat. Contoh  keterangan  yang  letaknya  tidak  tetap  dan  dapat  berpindah-pindah
adalah sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
a. Dita kemarin membeli buku.
b. Kemarin Dita membeli buku
c. Dita membeli buku kemarin.
Selain itu, ada banyak kalimat  yang letak predikatnya mendahului subjek kalimat.  Kalimat-kalimat  demikian  pada  umumnya  dapat  diubah  susunannya
sehingga berpola S-P. Contoh : Tidak banyak P manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian S dapat diubah menjadi Manusia hidup dalam kesendirian
S tidak banyak P. Pola umum kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah S + P + O + PEL + KET. Tanda kurung menyatakan ketiga unsur tersebut
tidak selalu harus hadir dalam kalimat dan jumlah keterangan dapat lebih dari satu Alwi, dkk, 2010: 329.
Dari  pola  umum  kalimat  dasar  tersebut  dapat  diturunkan  pola  dasar kalimat. Menurut Alwi, dkk 2010: 329, ada enam pola dasar kalimat. Keenam
pola dasar kalimat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a.
Pola dasar S – P subjek – predikat
b. Pola dasar S – P – O subjek –predikat – objek
c. Pola dasar S – P – Pel subjek – predikat – pelengkap
d. Pola dasar S –P – Ket subjek – predikat – keterangan
e. Pola dasar S – P – O – Ket subjek – predikat – objek – keterangan
f. Pola dasar S – P – O – Pel subjek – predikat – objek - pelengkap
24
Perluasan  pola  kalimat  dimaksudkan  agar  informasi  yang  akan disampaikan  dalam  kalimat  menjadi  lebih  jelas  dan  memiliki  struktur  yang
jelas. Contoh kalimat yang mengandung perluasan pola kalimat adalah sebagai berikut.
a. Pada  kesempatan  itu  bupati  menyerahkan  sejumlah  penghargaan  kepada
warga masyarakat yang telah berjasa kepada daerahnya. b.
Menurut rencana,  pertemuan  yang diselenggarakan oleh Dinas  Kesehatan itu akan diperpanjang sampai minggu depan
Jika dilihat dari jumlah kosakata, kalimat di atas cukup panjang. Walaupun demikian, pola dasar dari kalimat tersebut dapat  diubah menjadi kalimat yang
cukup cukup singkat, seperti: a.
Bupati  menyerahkan  penghargaan. S
P O
b. Pertemuan itu akan diperpanjang.
S P
Perluasan  tersebut  timbul  karena  keperluan  informasi  yang  disampaikan belum  lengkap.  Suatu  kalimat  yang  panjang  merupakan  perluasan  dari  pola
dasar kalimat. Dengan mengetahui pola dasar kalimat bahasa lisan, diharapkan pemakai
bahasa  mampu  untuk  memahami  dan  memperluas  kalimat  secara  sistematis dan  logis  sehingga  informasi  akan  jelas  dan  mudah  dipahami.  Begitu  juga
dengan  teks  tertulis,  dengan  mengetahui  pola-pola  dasar  kalimat,  pembaca dapat memahami setiap kalimat dan unsur-unsur yang ada di dalamnya.
25
C. Paragraf