3
bahasa seseorang dapat mengutarakan keinginan dan pikirannya. Penyebab lain dari kesulitan masyarakat pada umumnya untuk memahami bahasa hukum
adalah adanya istilah-istilah hukum yang diambil atau disadur dari bahasa asing Belanda. Terjadinya masukan istilah-istilah asing ke dalam bahasa
Indonesia sudah berlaku sejak masuknya agama Hindu dan Islam, kemudian masuknya orang-orang Eropa terutama Belanda yang menjajah Indonesia
selama tiga setengah abad. Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat untuk memahami dan mengerti bahasa hukum yang digunakan dalam perundang-
undangan. Setelah memaparkan permasalahan di atas, peneliti meneliti struktur
kalimat dan struktur paragraf serta pola pengembangannya pada peraturan perundang-undangan. Penelitian ini secara khusus membahas 10 Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Pendidikan Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah struktur kalimat yang digunakan dalam wacana perundang-
undangan tentang pendidikan tahun 2014? 2.
Apa sajakah struktur paragraf yang digunakan dalam wacana perundang- undangan tentang pendidikan tahun 2014?
3. Apa sajakah pola pengembangan paragraf yang digunakan dalam wacana
perundang-undangan tentang pendidikan tahun 2014? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
C. Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan struktur kalimat yang digunakan dalam wacana
perundang-undangan tentang pendidikan tahun 2014. 2.
Mendeskripsikan struktur paragraf yang digunakan wacana dalam perundang-undangantentang pendidikan tahun 2014.
3. Mendeskripsikan pola pengembangan paragraf yang digunakan dalam
wacana perundang-undangan tentang pendidikan tahun 2014.
D. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bahasa kepada
perancang Perundang-undangan
dalam merumuskan
wacana perundang-undangan dan dapat memberikan masukan bagi peneliti lain yang
tertarik mempelajari penggunaan bahasa hukum. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran khusus tentang penggunaan bahasa
Indonesia pada bidang hukum dalam 10 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Pendidikan Tahun 2014 bagi mahasiswa Sanata Dharma
khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Batasan Istilah
Dalam penelitian ini ada beberapa istilah dalam pengertiannya perlu dibatasi. Pembatasan istilah ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan
pengertian atau
kesalahan penafsiran.
Istilah-istilah yang
dibatasi pengertiannya adalah sebagai berikut.
1. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan,
yang mengungkapkan pikiran yang utuh Alwi, dkk., 2010:317. 2. Paragraf
Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran
pokok yang tersirat dalam keseluruhan paragraf Tarigan, 1987: 11. 3. Variasi bahasa
Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan
interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam Chaer, 2004: 61. 4. Peraturan perundang-undangan dan peraturan menteri
Definisi peraturan perundang-undangan menurut Pasal 1 Ayat 2 UU No. 10 Tahun 2004 adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara
atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum Kurnia, 2009: 48. Sedangkan menurut Syarif 1987:40, peraturan menteri permen adalah
peraturan pelaksanaan yang dibuat oleh Menteri departemen yang bersangkutan untuk mengatur masalah-masalah yang termasuk bidang
6
wewenangnya dengan berdasarkan dan bersumber kepada perundang- undangan yang lebih tinggi tingkatannya.
5.Pola pengembangan paragraf Menurut Chaer 2011: 88, yang dimaksud dengan pengembangan
paragraf adalah pemberian keterangan-keterangan tambahan dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas atau kalimat pengembang terhadap ide pokok yang
terdapat pada kalimat pokok.
F. Sistematika Penyajian