Transisi Transition, Komponen Paragraf

26 Walaupun pada prinsipnya sebuah paragraf atau alinea harus terdiri dari rangkaian kalimat, tetapi ada juga alinea yang hanya terdiri dari satu kalimat. Ada beberapa alasan mengapa terdapat paragraf semacam ini. Pertama, alinea itu kurang baik dikembangkan penulisnya dan penulis kurang memahami hakikat alinea. Kedua, memang sengaja dibuat oleh pengarang karena ia sekadar mengemukakan gagasan itu bukan untuk dikembangkan, atau pengembangannya terdapat pada paragraf-paragraf berikutnya. Begitu pula sebuah paragraf yang hanya terdiri dari sebuah kalimat dapat bertindak sebagai peralihan antara bagian-bagian dalam sebuah karangan Gorys Keraf, 1980: 63.

1. Komponen Paragraf

Menurut Tarigan dalam Tarigan, 1987:13, Alat bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis itu disebut komponen paragraf, seperti:

a. Transisi Transition,

Menurut Tarigan 1987: 15-16, transisi adalah mata rantai penghubung antar paragraf. Sering dikatakan bahwa transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi dan kepaduan antarbab, antaranak-bab, dan antarparagraf dalam suatu karangan. Transisi tidak selalu harus ada dalam setiap paragraf. Kehadiran transisi dalam paragraf bergantung kepada pertimbangan pengarang. Bila pengarang merasa perlu ada transisi demi kejelasan informasi, maka transisi wajar ada. Sebaliknya, bila pengarang dapat mengekspresikan ide pokoknya dengan jernih tanpa transisi, maka transisi tidak perlu hadir dalam paragraf tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 1 Transisi berupa kata Alat penanda transisi berupa kata dan kelompok kata sangat banyak dan berjenis-jenis. Pada garis besarnya alat penanda transisi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut. a Penanda hubungan kelanjutan, seperti kata dan, lagi, serta, lagi pula, dan tambahan lagi. b Penanda hubungan urutan waktu, seperti kata dahulu, kini, sekarang, sebelum, setelah, sesudah, kemudian, sementara itu, sehari kemudian, dan dan seterusnya. c Penanda klimaks, seperti kata paling…, se…nya, dan ter… d Penanda perbandingan, seperti kata sama, seperti, ibarat, bak, dan bagaikan. e Penanda kontras, seperti kata tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya. f Penanda urutan jarak, seperti kata di sini, di situ, di sana, dekat, jauh, dan sebelah. g Penanda ilustrasi, seperti kata umpama, contoh, dan misalnya. h Penanda sebab-akibat, seperti kata karena, sebab, oleh karena, dan akibatnya. i Penanda kondisi pengandaian, seperti kata andai kata dan seandainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 j Penanda kesimpulan, seperti kata kesimpulan, ringkasnya, garis besarnya, dan rangkuman. 2 Transisi berupa kalimat Menurut Tarigan 1987: 18, transisi berupa kalimat lebih dikenal dengan istilah kalimat penuntun. Kalimat penuntun berfungsi sebagai transisi dan sebagai pengantar topik utama yang akan diperbincangkan. Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai pengganti kalimat topik. Letaknya selalu mendahului kalimat topik. Bila dalam suatu paragraf terdapat kalimat penuntun sebagai transisi, maka kalimat topik terdapat setelah kalimat penuntun selesai. Contoh kalimat penuntun adalah sebagai berikut. Ringkasnya tata bahasa meliputi tiga hal, yakni 1 fonologi, 2 morfologi dan 3 sintaksis. Fonologi berhubungan dengan studi tata bunyi, morfologi mengenai studi tata kata dan sintaksis membicarakan tata kalimat.

b. Kalimat Topik Topik Sentence,