Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos 1967 dalam bukunya The Five Clock membagi variasi bahasa atas lima macam, yaitu gaya atau ragam beku frozen, gaya atau ragam resmi formal, gaya atau ragam usaha konsultatif, gaya atau ragam santai casual, dan gaya atau ragam akrab intimate Chaer, Abdul dan Leonie Agustina, 2004: 70. Bahasa yang digunakan dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia adalah bahasa hukum Indonesia. Bahasa hukum Indonesia adalah bagian dari bahasa Indonesia sehingga dalam penulisannya tetap tunduk pada kaidah-kaidah penulisan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Bahasa hukum Indonesia termasuk gaya atau ragam beku karena pola dan kaidahnya sudah ditetapkan secara mantap dan tidak boleh berubah. Susunan kalimat dalam bahasa hukum Indonesia biasanya panjang-panjang dan bersifat kaku. Pada penulisannya, bahasa hukum dan perundang-undangan masih ditemukan hal-hal yang menyimpang dari kaidah penulisan dalam bahasa Indonesia. Menurut TBBBI 2010: 321, kalimat minimal terdiri atas unsur predikat dan unsur subjek. Kedua unsur kalimat tersebut merupakan unsur yang kehadirannya selalu wajib. Berikut dipaparkan contoh kesalahannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 “Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembar Negara Republik Indonesia” kalimat penutup pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah . Struktur kalimat di atas belum memenuhi kaidah bahasa perundang- undangan yang mengacu kaidah bahasa tulis baku. Dilihat dari jumlah klausanya, kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk bertingkat dengan urutan, klausa bawahan diikuti klausa utama. Struktur tersebut tidak gramatikal karena tidak hadirnya unsur subjek pada klausa utama dan klausa bawahannya mengandung subjek, yaitu setiap orang. Menurut Hadikusuma 2013: 3, bahasa hukum adalah bahasa aturan dan peraturan yang bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan keadilan serta mempertahankan kepentingan umum dan kepentingan pribadi di dalam masyarakat. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan untuk membuat peraturan perundang-undangankarena bahasa Indonesia termasuk bahasa nasional negara Indonesia dan bahasa resmi yang digunakan dalam menjalankan roda pemerintahan negara. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 36 Undang- Undang Dasar 1945 bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Maka dari itu, bahasa yang digunakan untuk membuat peraturan perundang- undangandisebut Bahasa Hukum Indonesia. Peneliti mengetahui bahwa terkadang bahasa hukum hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia hukum dan orang- orang awam hanya mengikuti atau seolah-olah mengerti. Sementara itu, bahasa Indonesia merupakan salah satu sarana untuk berkomunikasi karena dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 bahasa seseorang dapat mengutarakan keinginan dan pikirannya. Penyebab lain dari kesulitan masyarakat pada umumnya untuk memahami bahasa hukum adalah adanya istilah-istilah hukum yang diambil atau disadur dari bahasa asing Belanda. Terjadinya masukan istilah-istilah asing ke dalam bahasa Indonesia sudah berlaku sejak masuknya agama Hindu dan Islam, kemudian masuknya orang-orang Eropa terutama Belanda yang menjajah Indonesia selama tiga setengah abad. Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat untuk memahami dan mengerti bahasa hukum yang digunakan dalam perundang- undangan. Setelah memaparkan permasalahan di atas, peneliti meneliti struktur kalimat dan struktur paragraf serta pola pengembangannya pada peraturan perundang-undangan. Penelitian ini secara khusus membahas 10 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Pendidikan Tahun 2014.

B. Rumusan Masalah