Pembahasan Struktur Kalimat Pembahasan

menteri pendidikan memerintahkan dan menetapkan pengundangan ini, dan menteri hukum dan HAM mengundangkannya.

C. Pembahasan

Tujuan penelitian berjudul Struktur Kalimat, Struktur Paragraf, dan Pola Pengembangan Paragraf dalam Wacana Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Tahun 2014 adalah untuk mendeskripsikan struktur kalimat dan struktur paragraf serta pola pengembangan pada 10 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2014 tentang Pendidikan. Berikut disajikan pembahasan hasil analisis data.

1. Pembahasan Struktur Kalimat

Berdasarkan hasil analisis data telah ditemukan kalimat sebanyak 176 kalimat. Dari analisis data yang ditemukan, diketahui bahwa 10 wacana Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 tentang pendidikan mempunyai 12 struktur kalimat, yaitu K-S-P-O, P-O 1 -O 2 -O 3 -O 4 - O 5 -O 6 -O 7 , P; P-O, S-P-K, K-P-O-K, P-K-Pel., K-S-P, S-P-Pel., S-P, K-P-Pel.- P-K-K, K-S-P-O, S-P-O, S-P-O-P-K, dan S-P-Pel.-K. Pada Peraturan Menteri ini terdapat kalimat majemuk kompleks. Struktur kalimat majemuk kompleks berstruktur K-S-P-O, P-O 1 -O 2 -O 3 -O 4 -O 5 -O 6 -O 7 , P; P-O atau yang mempunyai objek lebih dari satu. Pada peraturan ini ditemukan ada 10 kalimat yang berstruktur K-S-P-O, P-O 1 -O 2 -O 3 -O 4 -O 5 -O 6 -O 7 , P; P-O . Salah satu kalimat majemuk kompleks yang mempunyai struktur kalimat K-S-P- O, P-O 1 -O 2 -O 3 -O 4 -O 5 -O 6 -O 7 , P; P-O adalah sebagai berikut. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU PANDUAN GURU UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 43 ayat 5 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Tim Penilai Buku telah melakukan penilaian kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran dan buku panduan guru untuk digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa; Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahanatas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014; 5. Keputusan Presiden Nomor 84P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 8P Tahun 2014; 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan; 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU PANDUAN GURU UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA. Kalimat di atas berstruktur K-S-P-O, P-O 1 -O 2 -O 3 -O 4 -O 5 -O 6 -O 7 , P; P-O. Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa menduduki fungsi sebagai Keterangan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menduduki fungsi sebagai subjek. Menimbang sebagai predikat. Kata Bahwa sebagai konjungsi penjelasan yang menjelaskan predikat transitif dan diletakkan pada sebelum fungsi objek. Selain struktur tersebut, Kalimat juga mengandung K –S-P;P- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI O pada Memutuskan Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG BUKU TEKS PELAJARAN DAN BUKU PANDUAN GURU UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA. Kalimat tersebut menyatakan hubungan penjumlahan dengan penanda konjungsi dan. Struktur serupa ditemukan pula sembilan kalimat lain dalam lampiran pada I.B.1, I.C.1, I.D.1, I.E.1, I.F.1, I.G.1, I.H.1, I.I.1, dan I.J.1. Pada dasarnya, para pembuat hukum tidak pernah memperhatikan struktur kalimat ketika menulis peraturan menteri. Kalimat yang mempunyai struktur yang banyak bertujuan untuk memperjelas maksud yang ingin disampaikan oleh pembuat hukum sehingga orang yang membacanya menjadi jelas dan paham. Sedangkan adanya struktur kalimat yang sedikit dianggap tidak perlu ada penjelasan lagi dan kalimat tersebut sudah cukup menjelaskan apa yang dimaksud oleh pembuat hukum. Hal ini membuktikan bahwa bahasa hukum mempunyai ciri bahasa yang singkat dan padat dalam lampiran Transkrip dan Coding Hasil Wawancara Dengan Praktisi Hukum, PH16. Pada penelitian ini diketahui bahwa peraturan menteri ini lebih dominan menggunakan kalimat berstruktur S-P-K. tujuan, tempat, dan cara untuk mengungkapkan pernyataan-pernyataan yang penting diketahui oleh semua orang dalam peraturan menteri ini. Misalnya, Pasal 2 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2014 Subjek kalimat di atas adalah Peraturan ini. Kalimat ini mempunyai predikat frase verbal, predikatnya adalah mulai berlaku kemudian diikuti oleh keterangan waktu pada tanggal diundangkan. Agar tidak menimbulkan multitafsir, maka dipilihlah kalimat berstruktur S-P-K yang digunakan oleh pembuat hukum untuk memberitahukan pada pembaca tujuan dari peraturan ini dikeluarkan. Selain keterangan tujuan, peraturan perundang-undangan juga menggunakan keterangan cara, keterangan alat, keterangan sebab, keterangan pengecualian, keterangan tempat, dan keterangan waktu. Hal ini terjadi agar tujuan dari dikeluarkannya peraturan perundang-undangan dapat tercapai dalam lampiran Transkrip dan Coding Hasil Wawancara Dengan Praktisi Hukum, PH17. Pada peraturan menteri ini ditemukan ada 36 kalimat yang mempunyai struktur S-P-K. Struktur serupa ditemukan pula 35 kalimat yang lain dalam lampiran I.A.5, I.A.6, I.B.24, I.B.28, I,C.5, I.C.6, I.C.7, I.D.5, I.D.12, I.E.6, I.E.13, I.E.14, I.E.22, I.E.25, I.F.12, I.F.17, I.F.20, I.F.21, I.F.22, I.F.28, I.F.29, I.F.30, I.F.31, I.G.8, I.H.15, I.H.16, I.H.17, I.H.19, I.H.24, I.H.25, I.I.12, I.I.19, I.I.26, dan I.J.16. Jumlah kalimat majemuk bertingkat berstruktur K-P-O-K berjumlah 10 kalimat. Berikut disajikan contoh dari kalimat tersebut. Kalimat yang memiliki struktur K-P-O-K adalah sebagai berikut. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2014 Kalimat di atas termasuk dalam kalimat majemuk bertingkat. Klausa bawahan pada kalimat tersebut adalah Agar setiap orang mengetahuinya. Klausa bawahan pada kalimat tersebut menduduki unsur keterangan tujuan. Klausa utama pada kalimat tersebut terdiri dari predikatnya adalah memerintahkan, objeknya adalah Pengundangan Peraturan Menteri ini, dan keterangan cara dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Struktur serupa ditemukan pula sembilan kalimat lain dalam lampiran pada I.B.32, I.C.8, I.D.13, I.E.36, I.F.32, I.G.12, I.H.49, I.I.40, dan I.J.20. Dalam peraturan menteri ini, terdapat struktur yang tidak mempunyai fungsi subjek, yaitu P-K-Pelengkap. Kalimat yang memiliki struktur P-K-Pel. adalah sebagai berikut. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2014, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2014 Pada kalimat tersebut diawali dengan predikat ditetapkan. Predikat pada kalimat di atas termasuk predikat kata kerja pasif. Diikuti oleh keterangan tempat di Jakarta pada tanggal 9 Juni 2014 dan diakhiri dengan pelengkap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kalimat tersebut tidak sebagaimana lazimnya kalimat dalam bahasa Indonesia yang diawali oleh subjek. Hal tersebut terjadi karena struktur kalimat di atas adalah susunan dari format tanda tangan pengesahan dari Peraturan Perundang-Undangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada peraturan menteri ini ditemukan ada 20 kalimat yang mempunyai struktur P-K-Pelengkap. Struktur serupa ditemukan pula pada 19 kalimat lain dalam lampiran pada I.A.10, I.B.33, I.B.34, I.C.9, I.C.10, I.D.14, I.D.15, I.E.37, I.E.38, I.F.33, I.F.34, I.G.13, I.G.14, I.H.50, I.H.51, I.I.41, I.I.42, I.J.21, dan I.J.22. Struktur kalimat P-K-Pelengkap tidak sebagaimana lazimnya kalimat dalam bahasa Indonesia karena tidak diawali fungsi subjek. Struktur P-K-Pel. terjadi karena struktur kalimat di atas adalah susunan dari format tanda tangan pengesahan dari Peraturan Perundang-Undangan. Peraturan menteri ini juga terdapat struktur kalimat S-P-O yang mempunyai jenis kalimat tunggal transitif. Kalimat S-P-O yang merupakan kalimat tunggal transitif adalah sebagai berikut. Pasal 5 Dinas pendidikan provinsikabupatenkota mengendalikan masa orientasi peserta didik baru menjadi kegiatan yang bermanfaat, bersifat edukatif dan kreatif, bukan mengarah kepada tindakan destruktif danatau berbagai kegiatan lain yang merugikan siswa baru baik secara fisik maupun psikologis. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2014 Subjek kalimat di atas adalah Dinas pendidikan provinsikabupatenkota. Diikuti predikat mengendalikan. Predikat pada kalimat di atas termasuk predikat kata kerja aktif. Kemudian objek kalimat di atas adalah masa orientasi peserta didik baru menjadi kegiatan yang bermanfaat, bersifat edukatif dan kreatif, bukan mengarah kepada tindakan destruktif danatau berbagai kegiatan lain yang merugikan siswa baru baik secara fisik maupun psikologis. Pada Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan ini ditemukan ada 31 kalimat yang mempunyai struktur S-P-O. Struktur serupa ditemukan pula 30 kalimat lain dalam lampiran pada I.D.4, I.D.6, I.D.7, I.E.15, I.E.16, I.E.18, I.E.21, I.E.23, I.F.18, I.F.24, I.F.25, I.G.4, I.G.5, I.G.6, I.G.7, I.H.8, I.H.13, I.H.20, I.H.22, I.I.6, I.I.10, I.I.11, I.I.24, I.I.25, I.J.4, I.J.5, I.J.8, I.J.11, I.J.14, dan I.J.15. Kalimat yang memiliki struktur S-P-Pelengkap adalah sebagai berikut. BAB III JENIS, WARNA, DAN MODEL Pasal 3 1 Pakaian seragam sekolah terdiri dari: a. Pakaian seragam nasional; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014 Kalimat di atas merupakan kalimat tunggal intransitif. Subjek kalimat di atas adalah Pakaian seragam sekolah. Predikat kalimat di atas adalah terdiri dari. Pelengkap kalimat di atas adalah Pakaian seragam nasional. Pada peraturan menteri ini ditemukan ada 49 kalimat yang mempunyai struktur S-P- Pelengkap. Struktur serupa ditemukan pula 48 kalimat lain dalam lampiran pada I.B.9, I.B.14, I.B.18, I.B.19, I.B.20, I.B.21, I.B.22, I.B.23, I.B.27, I.D.10, I.E.7, I.E.9, I.E.10, I.E.11, I.E.12, I.E.17, I.E.19, I.F.10, I.F.11, I.F.13, I.F.14, I.F.15, I.F.16, I.F.19, I.F.27, I.H.7, I.H.9, I.H.10, I.H.11, I.H.12, I.H.14, I.H.21, I.H.23, I.I.13, I.I.14, I.I.15, I.I.16, I.I.17, I.I.18, I.I.20, I.I.21, I.I22, I.J.6, I.J.7, I.J.9, I.J.10, I.J.12, dan I.J.13. Kalimat yang memiliki struktur K-P-Pel.-P-K-K adalah sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Pada saat Upacara Bendera dilengkapi topi pet dan dasi sesuai warna seragam masing-masing jenjang sekolah, dilengkapi dengan logo tut wuri handayani di bagian depan topi. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014 Kalimat di atas merupakan kalimat majemuk kompleks karena mempunyai dua klausa dalam satu kalimat, tetapi kalimat tersebut tidak mempunyai konjungsi. Keterangan waktu pada kalimat di atas adalah Pada saat Upacara Bendera. Predikat1 pada kalimat diatas adalah dilengkapi. Pelengkap pada kalimat tersebut adalah topi pet dan dasi sesuai warna seragam masing-masing jenjang sekolah. Predikat2 pada kalimat diatas adalah dilengkapi. Keterangan alat pada kalimat di atas adalah dengan logo tut wuri handayani. Keterangan alat pada kalimat di atas adalah di bagian depan topi. Pada peraturan menteri ini ditemukan ada satu kalimat yang mempunyai struktur K-P 1 -Pel.-P 2 -K-K. Kalimat yang memiliki struktur S-P-O-P-K adalah sebagai berikut. Pasal 7 1 Satuan pendidikan memberikan penilaian terhadap kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler secara kualitatif dan dideskripsikan pada rapor peserta didik. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 Kalimat tersebut termasuk kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa dan kedudukan klausanya tidak setara. Subjek kalimat di atas adalah satuan pendidikan. Predikat1 kalimat di atas adalah memberikan. Objek1 kalimat di atas adalah penilaian terhadap kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler secara kualitatif. Kata dan merupakan konjungsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hubungan penambahan yang menjadi salah satu ciri bahwa kalimat ini termasuk kalimat majemuk setara. Predikat2 kalimat di atas adalah dideskripsikan. Keterangan tempat di atas adalah pada rapor peserta didik. Pada peraturan menteri ini ditemukan ada satu kalimat yang mempunyai struktur S-P-O-P-K. Kalimat yang memiliki struktur S-P adalah sebagai berikut. 3 Warna pakaian seragam nasional untuk: a. SDSDLB: kemeja putih, celanarok warna merah hati; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014 Kalimat di atas termasuk kalimat yang mengikuti pola umum kalimat bahasa Indonesia karena berstruktur S-P. Subjek kalimat di atas adalah Warna pakaian seragam nasional untuk. Predikat kalimat di atas adalah SDSDLB: kemeja putih, celanarok warna merah hati. Pada peraturan menteri ini ditemukan ada enam kalimat yang mempunyai struktur S-P. Struktur serupa ditemukan pula lima kalimat lain dalam lampiran pada I.B.16, I.B.17, I.D.8, I.D.11, dan I.F.26. Kalimat yang memiliki struktur S-P-Pel.-K adalah sebagai berikut. 2 RPP sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disusun oleh guru dengan mengacu pada silabus dengan prinsip: a. memuat secara utuh kompetensi dasar sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan; b. dapat dilaksanakan dalam satu atau lebih dari satu kali pertemuan; c. memperhatikan perbedaan individual peserta didik; d. berpusat pada peserta didik; e. berbasis konteks; f. berorientasi kekinian; h. memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran; i. memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi danatau antarmuatan; dan j. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014 Kalimat di atas termasuk kalimat yang mengikuti pola umum kalimat bahasa Indonesia karena berstruktur S-P-Pel.-K. Subjek kalimat di atas adalah 2 RPP sebagaimana dimaksud pada ayat 1. Predikat kalimat di atas adalah disusun. Pelengkap kalimat di atas adalah oleh guru. Keterangan cara kalimat di atas adalah dengan mengacu pada silabus dengan prinsip: a. memuat secara utuh kompetensi dasar sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan; b. dapat dilaksanakan dalam satu atau lebih dari satu kali pertemuan; c. memperhatikan perbedaan individual peserta didik; d. berpusat pada peserta didik; e. berbasis konteks; f. berorientasi kekinian; h. memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran; i. memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi danatau antarmuatan; dan j. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada peraturan menteri ini ditemukan ada satu kalimat yang mempunyai struktur S-P- Pel.-K. Kalimat yang memiliki struktur K-S-P adalah sebagai berikut. KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Sekolah adalah Sekolah DasarSekolah Dasar Luar Biasa SDSDLB, Sekolah Menengah PertamaSekolah Menengah Pertama Luar Biasa SMPSMPLB, Sekolah Menengah AtasSekolah Menengah Atas Luar Biasa SMASMALB, dan Sekolah Menengah KejuruanSekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa SMKSMKLB baik negeri maupun swasta . Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014 Kalimat di atas termasuk kalimat yang mengikuti pola umum kalimat bahasa Indonesia karena berstruktur K-S-P. Keterangan tempat kalimat di atas adalah Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan. Subjek kalimat di atas adalah Sekolah. Predikat kalimat di atas adalah adalah Sekolah DasarSekolah Dasar Luar Biasa SDSDLB, Sekolah Menengah PertamaSekolah Menengah Pertama Luar Biasa SMPSMPLB, Sekolah Menengah AtasSekolah Menengah Atas Luar Biasa SMASMALB, dan Sekolah Menengah KejuruanSekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa SMKSMKLB baik negeri maupun swasta . Pada peraturan menteri ini ditemukan ada 20 kalimat yang mempunyai struktur K-S-P. Struktur serupa ditemukan pula 19 kalimat lain dalam lampiran pada I.B.5, I.B.6, I.B.7, I.B.8, I.D.11, I.E.4, I.E.5, I.E.24, I.F.4, I.F.5, I.F.6, I.F.7, I.F. 8, I.F.9, I.H.4, I.H.5, I.H.6, I.I.4, dan I.I5. Kalimat yang memiliki struktur K-S-P-O adalah sebagai berikut. 3 Selain hari sebagaimana dimaksud pada ayat 1 peserta didik dapat mengenakan pakaian seragam kepramukaan atau pakaian seragam khas sekolah yang diatur oleh masing-masing sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2014 Kalimat di atas termasuk kalimat yang mengikuti pola umum kalimat bahasa Indonesia karena berstruktur K-S-P-O. Keterangan pengecualian kalimat di atas adalah Selain hari sebagaimana dimaksud pada ayat 1. Subjek kalimat di atas adalah peserta didik. Predikat kalimat di atas adalah dapat mengenakan. Objek kalimat di atas adalah pakaian seragam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kepramukaan atau pakaian seragam khas sekolah yang diatur oleh masing- masing sekolah. Pada peraturan menteri ini ditemukan ada satu kalimat yang mempunyai struktur K-S-P-O. Peneliti menemukan dua struktur kalimat majemuk kompleks, satu struktur kalimat majemuk setara, satu kalimat majemuk bertingkat, tujuh struktur kalimat yang mengikuti pola umum kalimat bahasa Indonesia, dan satu struktur kalimat yang tidak mengikuti pola umum kalimat Bahasa Indonesia. Peneliti juga menemukan dua struktur kalimat majemuk kompleks, yaitu K-S-P-O, P-O 1 -O 2 -O 3 -O 4 -O 5 -O 6 -O 7 , P; P-O dan K-P-Pel.-P-K-K. Dalam Peraturan Menteri ini terdapat satu struktur kalimat majemuk setara, yaitu S-P- O-P-K. Satu kalimat majemuk bertingkat adalah K-P-O-K. Terdapat tujuh struktur kalimat efektif atau kalimat yang mengikuti pola umum bahasa Indonesia, yaitu S-P, S-P-K, S-P-O, S-P-Pelengkap, K-S-P, K-S-P-O, dan S-P- Pel.-K. Satu struktur kalimat yang tidak mengikuti pola umum bahasa Indonesia adalah P-K-Pelengkap. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan temuan lain. Temuan tersebut adalah judul yang termasuk frase dan diperhitungkan sebagai kalimat tak berklausa. Struktur judul terdiri dari frase yang tidak mengandung unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Pada penelitian ini ditemukan sebanyak 10 frasa yang termasuk dalam kalimat tak berklausa. Salah satu frasa yang ditemukan dari 10 peraturan menteri yang diteliti adalah sebagai berikut, PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PAKAIAN SERAGAM SEKOLAH BAGI PESERTA DIDIK JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Judul pada peraturan menteri ini termasuk dalam kalimat karena judul suatu karangan selalu diakhiri dengan jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik walaupun tidak mengandung unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Pada penelitian ini peneliti menemukan kesulitan dalam menentukan fungsi sintaksis dalam kalimat karena kalimat yang digunakan panjang- panjang dan strukturnya tidak jelas. Kesulitan tersebut dapat terselesaikan setelah peneliti melihat kembali referensi yang digunakan.

2. Pembahasan Struktur Paragraf dan Pola Pengembangannya