Pengertian Musik dan Jenis-jenis Musik

50 padu dan pemilihan kata-kata kias dan imajinatif. 79 Setiap unsur pada lirik lagu saling berkesinambungan satu sama lain, sehingga menimbulkan arti tersendiri yang mewakilkan pesan dari pembuatnya. Pencipta lagu ini menggunakan dan memainkan bahasa yang tepat untuk dijadikan lirik-lirik lagu yang indah, mudah dimengerti dan diresapi oleh apresiator. Sehingga pesan yang diinginkan dapat tersampaikan dengan baik. Lagu juga dapat digunakan sebagai media yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai konteks kegiatan manusia, termasuk kegiatan dakwah sebagaimana dilakukan oleh Band Wali. Lagu pada umunya memiliki 2 dua unsur, yaitu tema dan variasi. Tema adalah lagu pokok yang menjadi landasan pengembangan lagu, serangkaian melodi atau kalimat lagu yang merupakan elemen utama dalam konstruksi sebuah komposisi, melodi pokok yang polanya selalu diulang –ulang dan dapat diuraikan dalam berbagai variasi. 80 Sedangkan variasi adalah pengulangan sebuah lagu utama yang biasanya disebut tema dengan perubahan disebut variasi –variasi sementara tetap mempertahankan unsur tertentu dan menambah atau menggantikan unsur lain. 81 Bentuk variasi ini pada umumnya ditemukan pada pengulangan atau repetisi. 82 79 Herman J. Waluyo, Apresiasi Puisi, Jakarta: PT Gramedia, 2002, h. 1. 80 Pono Banoe, Kamus Musik, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2003, hal. 409. 81 Karl Edmund-Prier, Ilmu Bentuk Analisis Musik, Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 1996, h. 38 – 39. 82 Stanley Sadie ed., The New Grove Dictionary of Music and Musicians, Second Edition, Volume 25, New York: Macmillan Publisher Limited, 2002, h. 284-322. 51

D. Dakwah Melalui Musik dan Lagu

Menurut Rahmat Hidayatullah, setiap kali mendiskusikan subjek musik dalam kebudayaan Islam, kita selalu saja tidak dapat mengelak dari isu tentang status hukum musik dalam pandangan Islam. Isu tersebut telah banyak diperdebatkan oleh para ulama dan teolog. Lantaran tidak adanya ayat-ayat al- Quran yang secara eksplisit melarang atau membolehkan musik, ditambah sengketa tentang otentisitas beberapa Hadis Nabi yang berkaitan dengan musik, perbedaan pendapat tentang status musik dalam Islam pun terus berkelanjutan sepanjang sejarah Islam. Yusuf al-Qardhawi, dalam al-Halal wa al-Haram, menghalalkan musik dalam kondisi-kondisi tertentu dengan argumen bahwa beberapa Hadis Nabi —yang menurutnya lebih otentik—memperkenankan musik. Sebaliknya, Muhammad Nashiruddin al-Albani, dalam Tahrim Alat al-Tharab, mengharamkan musik dengan argumen bahwa banyak Hadis Nabi —yang menurutnya lebih otentik —melarang musik. 83 Menurut Abdul Hadi WM, keberatan sejumlah ulama terhadap musik yang mengakibatnya timbulnya larangan dan pengharaman terhadap musik, didasarkan pada beberapa hadis yang kurang lebih sama banyaknya dengan hadis yang membolehkan penggunaan musik dalam kehidupan sosial dan keagamaan orang Islam. Oleh karena itu persoalan boleh tidaknya musik dan bagaimana hukumnya dalam Islam menjadi sangat pelik. Para cendekiawan atau ulama yang menganggap musik sesungguhnya tidak dilarang secara hakiki dalam Islam, mendasarkan pandangannya pertama-tama pada seruan al- Qur’an bahwa 83 Rahmat Hidayatullah, ―Musik Islam: Kesinambungan dan Perubahan‖, Makalah disampaikan dalam acara 5 th Session of Ciputat Music Space Offline Series, Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 19 Juli 2013, h. 1.