Pendekatan Analisis Isi Analisis Isi

19 ataupun jangka panjang yang dirasakan oleh para penerima pesan atau audiens. Peneliti yang menggunakan pendekatan ini harus mengidentifikasi elemen-elemen struktural seperti ungkapan, gaya argumentasi, serta gestur dsan penekanan dalam pidato. Di antara banyak penelitian analisis retorika, salah satunya adalah Kathleen Hall Jamieson’s book Packaging the Presidency 1984. Dalam buku itu dijelaskan tentang analisis retorika terhadap pidato-pidato presiden Amerika Serikat. 12 Ketiga, analisis isi etnografis ethnographic content analysis. Analisis ini dimunculkan oleh Altheide 1987. Walaupun terkesan sangat kualitiatif-antropologis, pendekatan ini tidak menghindari cara yang bersifat kuantitatif, namun malah mendukung penghitungan data dari analisis isi dengan tulisan. Pendekatan ini dikerjakan dengan deskripsi narasi memfokuskan pada situasi yang berkembang, settingkondisi, gaya, gambar, makna, dan gagasan penting agar dikenalidipahami oleh aktor atau pembicara secara kompleks. 13 Keempat, analisis percakapan conversation analysis. Analisis ini diawali dengan merekam percakapan dengan setting dan tujuan yang biasaumum. Selanjutnya hasil rekaman itu dianalisa lebih dalam menjadi konstruksi kolaboratif. Analisis ini dilakukan pertama kali oleh Harvey Sack 1974 yang menganalisis tentang lawakan jokes yang mengkonsturksi kolaborasi dari komunikator dengan judul History 17. 14 12 Klaus Krippendorff, Content Analysis: An Introduction to Its Methodology, h. 16. 13 Klaus Krippendorff, Content Analysis: An Introduction to Its Methodology, h. 17. 14 Klaus Krippendorff, Content Analysis: An Introduction to Its Methodology, h. 17. 20

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologis berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a- yad’u-da’watan, artinya mengajak, menyeru atau memanggil. Menurut Warson Munawir, dakwah adalah memanggil to call, mengundang to invite, mengajak to summon, menyeru to propose, mendorong to urge, dan memohon to pray. 15 Sedangkan dakwah menurut istilah mengandung beberapa arti yang beragam. Para ahli mengajukan beberapa definisi yang berbeda sesuai dengan sudut pandang mereka dalam mendefinisikan istilah tersebut. Menurut Abu Bakar Aceh, sebagaimana dikutip Toto Jumantoro, dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat baik. 16 Menurut Quraish Shihab, dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun msayarakat. Terwujudnya dakwah bukan hanya sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini ia harus lebih berperan menuju 15 Warson Munawwir, Kamus Al-Munawir, Surabaya: Pustaka Progresif, 1994, h. 439. 16 Toto Jumantoro, Psikologi Dakwah Dengan Aspek- Aspek Kejiwaan yang Qur’ani, Jakarta: Amzah, 2001, h. 18. 21 kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek. 17 Menurut Nasarudin Latif dakwah adalah setiap aktivitas dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil maupun lainnya, untuk beriman dan mentaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak islamiyah. 18 Menurut Bakhial Khauli, sebagaimana dikutip Ghazali Darussalam, dakwah adalah suatu proses menghidupkan peraturan- peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain. 19 Menurut Syekh Ali Mahfudz, sebagaimana dikutip Abdul Kadir Sayid Abdul Rauf, dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. 20 Toha Yahya Umar, sebagaimana dikutip Kafiudin dan Maman Abdul Jalil, mendefinisikan dakwah berdasarkan dua kategori, yaitu dakwah secara umum dan dakwah secara khusus. Secara umum dakwah adalah ilmu pengetahuan yang berisikan cara-cara dan tuntutan, bagaimana 17 M. Quraish Shihab, Membumikan Al- Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2001, h. 194. 18 Nasarudin Latif, Teori dan Praktik Dakwah Islamiyah, Jakarta: Firma Dara, 1998, h. 11. 19 Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, Malaysia: Nur Niaga SDN. BHD, 1996, h. 5. 20 Abdul Kadir Sayid Abdul Rauf, Dirasah fi al- Da’wah al-Islamiyah, Kairo; Dar al- Tiba’ah al-Mahmadiyah, 1987, h. 10.