Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 dengan nama band barunya, yaitu Wali. Band ini terdiri dari empat personil, yakni
Faank vokal, Apoy gitar, Ovie keyboard, dan Tomy drum. Seluruh personil group band Wali notabene berlatarbelakang pendidikan pesantren dan sempat
mengenyam kuliah di Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun 2011, band ini sempat diangkat sebagai Duta Pesantren oleh
Kementerian Agama Republik Indonesia.
4
Dengan latar belakang tersebut, maka tak mengherankan jika Wali dapat menciptakan lagu-lagu pop religi yang menarik
minat masyarakat Indonesia. Para personel Wali nampaknya menyadari bahwa lagu-lagu pop religi yang diciptakannya dapat digunakan sebagai media dakwah
atau sarana untuk menyampaikan pesan-pesan Islam kepada masyarakat dengan cara yang menghibur, mudah dicerna dan tidak menggurui.
Dakwah sendiri adalah seruan atau ajakan keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap
pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dan tingkah laku saja, tetapi juga menuju
sasaran yang lebih luas. Oleh karena itu, dakwah membutuhkan metode tertentu agar pesan-pesan yang hendak dikomunikasikan dapat dicerna oleh audiens.
Metode dakwah merupakan cara seorang juru dakwah untuk mengajak manusia kembali ke jalan yang benar berdasarkan al-
Qur’an dan Hadis. Metode dakwah
4
Lihat ―Trend
Lagu Religi
di Bulan
Ramadhan‖, dalam
http:nagaswaramusic.comberitadetail891trend-lagu-religi-di-bulan-ramadhan , diakses pada
tanggal 13 Desember 2013 ; ―Single Abatasa Wali di Posisi 1 Weeekly Top 10 Flexy Tone‖, dalam
http:www.nagaswaramusic.comberitadetail933Single_Abatasa_Wali_Posisi_1_Weeekly_Top _10_Flexy_Tone
, diakses pada tanggal 13 Desember 2013 ; ―Wali, Single Religi Abatasa‖
http:www.nagaswarafm.comwali-single-religi-abatasa.php , diakses pada tanggal 13 Desember
2013 ;
dan ―Wali
Ubah Citra
Pesantren‖, dalam
http:www.jpnn.comindex.php?mib=berita.detailid=98375 , diakses pada tanggal 13 Desember
2013.
5 harus selalu mengalami modifikasi sesuai perkembangan zaman dan teknologi,
serta menggunakan pendekatan-pendekatan dari berbagai disiplin ilmu agar dapat aktual, rasional dan efektif. Pada saat ini, dakwah harus disampaikan secara lebih
efektif dengan menggunakan pelbagai media informasi dan komunikasi yang telah berkembang pesat.
Salah satu media yang bisa digunakan untuk berdakwah adalah seni musik. Seni adalah salah satu unsur penting dalam sistem kebudayaan. Melalui
kesenian manusia mampu memperoleh saluran untuk mengekspresikan pengalaman serta ide yang mencerdaskan kehidupan batinnya. Di antara jenis
kesenian yang diciptakan manusia adalah musik. Musik adalah salah satu cabang seni yang disampaikan melalui nada dan irama. Musik memiliki daya komunikasi
massa yang tinggi dan seringkali digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang mengandung masalah kehidupan sosial sehari-hari. Dalam dakwah Islam,
musik merupakan bagian dari media dakwah yang bisa menjadi daya tarik bagi pendengarnya. Al-Izzu bin Salam, seperti yang dikutip oleh Toha Yahya Umar,
meng atakan, ―adapun nyanyian yang dapat mengingatkan orang kepada akherat,
tidak mengapa bahkan sunnah.‖
5
Metode dakwah melalui musik ini mengingatkan kita pada cara-cara yang pernah dilakukan oleh Wali Songo dan para penyebar Islam di Nusantara. Dalam
sejarah penyiaran Islam di Nusantara, banyak reportase yang meriwayatkan bahwa para pendakwah Islam kerap memanfaatkan seni sebagai medium ampuh
dalam mendiseminasikan ajaran agama. Peranan penting seni dalam penyebaran
5
Toha Yahya Umar, Hukum Seni Musik, Suara, Tari Dalam Islam Jakarta: Wijaya, 1983, h. 144.
6 agama Islam ini, misalnya, dapat dilihat dari kesaksian seorang ahli sejarah Islam
abad ke-15 M, Syaikh Zainuddin al- Ma‗bari. Dalam Tuhfah al-Mujâhidîn, sebuah
buku yang memuat laporan tentang penyebaran Islam di India dan Asia Tenggara, al-
Ma’bari menghikayatkan bahwa keberhasilan dakwah Islam di wilayah ini banyak dibantu oleh pembacaan kisah Nabi Muhammad SAW yang dinyanyikan
dengan indah. Fakta historis tersebut bahkan masih dapat kita saksikan sampai saat ini, di mana pembacaan riwayat Nabi dengan cara dinyanyikan, seperti pada
pembacaan Kasidah Burdah, Kasidah Barjanji, Syair Rampai Maulid, dan sebagainya senantiasa dipraktikkan oleh masyarakat Muslim Indonesia di pelbagai
daerah.
6
Banyaknya minat masyarakat akan seni musik pada saat ini menjadikan musik sebagai penyampaian pesan dakwah yang cukup efektif. Demikianlah yang
dilakukan oleh group band Wali. Selain menyalurkan bakat dan hobi mereka di bidang seni musik, Wali juga menggunakan musik sebagai media dakwah, yakni
menyampaikan ajaran-ajaran Islam melalui dunia yang mereka geluti. Ini salah satu cara mereka untuk menyampaikan pesan-pesan Islami kepada masyarakat.
Dengan cara begitu, audiens yang mendengar atau meghafal lirik lagunya diharapkan dapat mengetahui dan memahami pesan-pesan Islami yang terkandung
di dalam lirik-lirik lagu mereka. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini penulis akan mengkaji isi
pesan lagu ―Abatasa‖ grup band Wali. Lagu ini mendorong anak-anak untuk
6
Lihat Rahmat Kemat, ―Tradisi Kesenian Islam Nusantara: Legasi dan Kontekstualisasi‖, dalam
http:rahmat-kemat.blogspot.com201110tradisi-kesenian-islam-nusantara-legasi_26.html ,
diakses 12 Januari 2014.
7 semangat mengaji atau menuntut ilmu dan memuat pesan-pesan tentang akidah,
ibadah dan muamalah. Dalam lagu ini, pengarang menyatakan bahwa Allah adalah Tuhan semua muslim dari yang kaya sampai yang miskin. Pengarang juga
mengajak audiens untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah dan berharap agar amal ibadahnya diterima oleh Allah sehingga bisa masuk surga. Selain itu,
pengarang juga menyebut istilah ―haqqul yaqin‖ yang jika dikaji secara mendalam memiliki makna yang sangat luas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
mengkajinya lebih lanjut dalam sebuah skripsi dengan mengangkat judul:
―Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Lagu Abatasa Karya Grup Band Wali.‖