Desain Penelitian Kriteria Subjek Penelitian

Keterangan: Zα = kesalahan tipe I sebesar 5 = 1,645 Zβ = kesalahan tipe II sebesar 10 = 1,282 X 1 – X 2 = selisih minimal yang dianggap bermakna = 2,00 S = Sg = standar deviasi, diperoleh dengan rumus: Sg = standar deviasi gabungan S 1 = standar deviasi kelompok 1 pada penelitian sebelumnya n 1 = besar sampel kelompok 1 pada penelitian sebelumnya S 2 = standar deviasi kelompok 2 pada penelitian sebelumnya n 2 = besar sampel kelompok 2 pada penelitian sebelumnya Sehingga perhitungan besar sampel yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: Sg 2 = 1,37 2 x 14 + 0,69 2 x 14 30-2 = 26,776 + 6,6654 28 Sg = √1,1765 Sg = 1.0846658472 Sg dimasukkan ke dalam rumus utama sampel N = 2 [1,645 + 1,282 x 1.0846658472] 2 2,00 2 N = 2 x 2,50937281 N = 5,02 Dengan memperhitungkan resiko drop out sebesar 10, maka untuk jumlah sampel sesuai rumus sampel penelitian analitik numerik adalah 6 Namun jika dihitung dengan rumur rule of 10, yaitu dengan mengalikan jumlah faktor yang mempengaruhi TMS yang tidak bisa diekslusi dengan 10, maka akan didapatkan 2 faktor yang tidak bisa diekslusi status merokok dan indeks merokok lalu dikalikan dengan 10 maka hasilnya adalah 20. Dengan memperhitungkan resiko drop out sebesar 10, maka jumlah sampel untuk penelitian ini sesuai rumus rule of 10 adalah 23 orang. Karena jumlah sampel yang diambil sebaiknya adalah yang terbesar, maka jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 23 orang untuk masing-masing kelompok subjek.

3.5 Alat dan Bahan

3.5.1 Bahan Penelitian

 Pemanis buatan, sakharin padat, berdiameter 0,5-1 mm

3.5.2 Alat Penelitian  Pinset yang telah ditandai 1 cm

 Head lamp untuk rhinoskopi dan otoskopi  Stopwatch  Nasoendoskopi rigid  Kursi untuk pemeriksaan THT

1.7 Cara Kerja Penelitian

1. Menentukan subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi 2. Melakukan informed consent kepada subjek penelitian dan menjelaskan cara melakukan uji sakharin serta melakukan wawancara untuk mengetahui status merokok dan derajat beratnya merokok Gambar 3.1. Wawancara Subjek 3. Melakukan pemeriksaan fisik THT meliputi inspeksi, palpasi, dan rhinoskopi untuk melihat keadaan rongga hidung, keadaan telinga dan juga tenggorokan. Pemeriksaan dilakukan oleh pembimbing dan dicatat oleh peneliti Gambar 3.2. Pembimbing Melakukan Pemeriksaan Fisik THT 4. Melakukan nasoendoskopi untuk menilai keadaan rongga hidung secara keseluruhan, termasuk menilai sempit atau tidaknya rongga hidung.