Anatomi Hidung Anatomi dan Fisiologi Hidung

2.1.1.2 Fisiologi Hidung

Fungsi hidung luar adalah untuk estetika dan sebagai jalur masuknya udara dari lingkungan ke dalam sistem pernapasan yang bermula di dalam rongga hidung. Bagian dalam hidung berfungsi untuk: 6  Menghangatkan dan menyaring udara yang masuk. Udara yang masuk ke hidung akan diturbinasi oleh meatus dan konka pada hidung internal. Sembari mengalami turbinasi, udara tersebut akan dihangatkan oleh kapiler yang berada di dinding hidung dalam. Sel goblet di membrana mukosa hidung internal akan menagkap kotoran dan partikel asing sehingga udara yang masuk ke saluran napas bagian bawah menjadi lebih bersih. Kotoran ini nantinya akan disapu oleh silia pada epitel torak berlapis semu bersilia yang berada di membrana mukosa hidung yang melapisi rongga hidung. Kotoran ini disapu ke bagian faring untuk ditelan, dibatukkan atau diludahkan, untuk mengeluarkan partikel tersebut dari traktus respiratorius. Sistem pembersihan oleh mukus dari sel goblet dan sapuan silia epitel torak berlapis semua bersilia ini yang disebut dengan sistem mukosiliar.  Mendeteksi stimulus olfaktori penciuman yang dilakukan oleh sel-sel di regio olfaktori hidung internal.  Membantu proses berbicara, ketika suara melewati bilik resonansi di bagian dalam rongga hidung, vibrasi dari gelombang suara akan berubah.

2.1.2 Sistem Mukosiliar Hidung dan Sinus Paranasal

Sistem mukosiliar adalah sistem pertahanan tubuh lokal yang terdapat di saluran napas atas, di dalam rongga hidung dan sinus paranasal. Sistem ini berfungsi sebagai pelindung lapis pertama saluran napas atas terhadap partikel asing seperti virus, bakteri, debu dan lain sebagainya. 6,10-14 Seluruh saluran napas kecuali orofaring dan laringofaring ditutupi oleh epitelium bersilia. Epitelium bersilia ini dilapisi oleh lapisan cairan mukus yang disebut palu lendir. Palut lendir terdiri dari dua lapisan yang berbeda tingkat kepekatannya, yaitu lapisan superfisial yang terletak dia atas dan lapisan perisiliar yang sesuai namanya, terletak lebih di dalam di sekitar silia. 6,10-14

2.1.2.1 Struktur yang Berperan dalam Sistem Mukosiliar

Ada dua unsur penting yang berperan dalam sistem mukosiliar itu sendiri, sesuai dengan namanya, yang pertama adalah palut lendir mukus yang merupakan cairan kental yang dihasilkan sel goblet di lapisan epitel di saluran napas atas yang berperan untuk memerangkap partikel asing yang ditangkap. Struktur penting yang kedua adalah silia itu sendiri, yang merupakan silia dari sel epitel torak bersilia yang berfungsi untuk menyapu partikel yang tertangkap bersama palut lendir tersebut ke arah nasofaring untuk ditelan atau diludahkan. Kedua struktur ini merupakan bagian dari lapisan mukosa hidung manusia. 6,10-14

a. Palut Lendir atau Mukus

Palut lendir merupakan lembaran cairan yang tipis lengket dan liat yang disekresikan oleh sel goblet, kelenjar seromukosa dan kelenjar lakrimal. Sel goblet dan kelenjar seromukosa terdapat pada lapisan mukosa hidung manusia. Komposisi dari palut lendir ini adalah: 95 air, 2.5-3 musin, 1-2 garam, dan juga IgA, albumin, laktoferin, lisosom, serta protein lainnya. 12,14,15 Palut lendir terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan yang menyelimuti batang silia dan mikrovili sel epitel torak besilia, yang disebut lapisan perisiliar dan lapisan yang terletak lebih di permukaan yaitu lapisan superfisial. 14-16 Lapisan perisiliar bersifat kurang lengket dan lebih tipis yang mengandung glikoprotein mukus, protein serum, dan protein sekresi lainnya yang memiliki berat molekul rendah, sehingga menyebabkan lapisan ini lebih tipis dan kurang kental. Lapisan ini sangat penting dalam pegerakan dari silia karena sebagian besar pergerakan silia terjadi pada lapisan ini. Oleh sebab itu, lapisan ini menjadi kurang kental, sebab jika sangat kental, maka pergerakan silia akan terganggu. Ketinggian lapisan ini dipengaruhi oleh keseimbangan elektrolit yang diatur oleh natrium Na+ yang berperan dalam penyerapan lapisan ini serta klorida Cl - yang berperan dalam sekresi lapisan perisiliar. Kedalaman lapisan ini sangat berperan dalam pergerakan silia. Jika lapisan perisiliar terlalu rendah, maka silia akan tenggelam di dalam lapisan superfisial yang kental dan akan susah bergerak. Keadaan yang sama terjadi pada saat lapisan perisiliar terlalu tinggi dan nantinya akan membuat ujung silia tidak mencapai lapisan superfisial sehingga lapisan superfisial tidak dapat tersapu dengan baik ke arah nasofaring. 14,16,17 Lapisan kedua adalah lapisan superfisial yang lebih tebal dan kental karena mengandung lebih banyak mukoglikoprotein. Fungsi dari mukoglikoprotein ini adalah untuk menangkap partikel asing, menginaktifkan virus, dan juga berfungsi untuk melindungi membrana mukosa hidung dari temperatur dingin serta kelembaban yang rendah. 6,12,14,15

b. Sel Epitel Torak Bersilia

Sel epitel torak bersilia adalah sel epitel pada lapisan mukosa rongga hidung dan nasofaring yang berbentuk seperti silinder dan mengandung 50-200 silia atau rambut-rambut kecil per sel. Karena susunannya yang tidak teratur dan seakan-akan membentuk lapisan padahal sesungguhnya hanya satu lapis, susunan sel ini disebut epitel torak berlapis semu bersilia. Tidak semua sel pada mukosa hidung adalah sel epitel torak bersilia, ada juga beberapa sel yang tidak bersilia dan sel goblet serta sel sekretorik lainnya yang berperan dalam produksi palut lendir. 6,14,15 Silia pada sel epitel torak bersilia terletak di bagian permukaan dan menghadap ke arah rongga hidung. Silia pada manusia memanjang sekitar 5 mikrometer di atas permukaan sel dan lebarnya sekitar 0.3 mikrometer. Silia tertanam pada badan basal yang terletak tepat di bawah permukaan sel. Dari badan basal memanjang fibrin yang terhubung ke sitoplasma apical sel dan disini disebut sebagai tempat akar. Di silia tertanam dengan kuat dan mungkin tempat akar ini meneruskan impuls saraf ke silia di sebelahnya sehingga menimbulkan irama yang selaras. 12-15,18 Struktur silia terdiri dari 2 mikotubulus tunggal di tengah yang dikelilingi oleh 9 pasang mikrotubulus ganda di luar, konfigurasi yang dikenal dengan sebutan 9+2. Antar kompleks mikrotubulus ganda dihubungkan oleh protein penghubung silang yang berbentuk seperti cincin di bagian dalam yang disebut nexin. Nexin juga terhubung dengan mikrotubulus tunggal melalui jari-jari radial yang melekat dari nexin ke mikrotubulus tunggal, sehingga dapat menghubungkan mikrotubulus tunggal dengan kompleks mikrotubulus ganda di luar, sehingga terbentuk seperti velg roda. 12-15,18,19 Gambar 2.3. Struktur Silia dikutip dari: Campbell, 2007