f. Tahap Evaluasi evaluating Pada tahap ini dilakukan evaluating atau penilaian proses kerja dan
hasil proyek siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-
pengalaman efektifnya, 2. Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang
pembelajaran yang telah dilaksanakan, 3. Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman
siswa. Menurut Joyce, Weil dan Calhoun dalam Pramudya, 2010 dalam
model GI ini guru hanya berperan sebagai konselor, konsultan dan pemberi kritik yang bersahabat. Di dalam model ini seyogyanya guru
membimbing dan mencerminkan kerja kelompok melalui tiga tahap: a. Tahap pemecahan masalah
b. Tahap pengelolaan kelas c. Tahap pemaknaan secara perorangan
A. Aktivitas Belajar
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku.
Maka, tidak ada belajar tanpa disertai aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar
Sardiman 2009:95. Sedangkan menurut Sanjaya 2009:123, belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat;
memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
Aktivitas tidak dimaksudkan dalam aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
Menurut Hanafiah dan Suhana 2010: 23-25 proses pembelajaran harus
melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat,
mudah, dan benar baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikimotor. Aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah added
value bagi peserta didik, berupa hal-hal berikut. 1. Peserta didik memiliki kesadaran awareness untuk belajar sebagai wujud
adanya motivasi internal driving force ntuk belajar sejati. 2. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang
dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral. 3. Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.
4. Menumbuhkembangkan skap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan peserta didik.
5. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuhkembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta
menghindarkan terjadinya verbalisme.
6. Menumbuhkembangkan sikap kooperatif di kalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan
masyarakat disekitarnya.
Hamalik 2001: 172, menggolongkan aktivitas yang melibatkan fisik dan mental sebagai berikut:
a. Kegiatan visual, yang didalamnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.
b. Kegiatan lisan oral, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberikan saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,
diskusi, dan interupsi. c. Kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan uraian percakapan,
diskusi, musik, dan pidato. d. Kegiatan menulis, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket dan
menyalin. e. Kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik, peta, dan
diagram. f. Kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi model,
mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak. g. Kegiatan mental seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat hubungan, dan cara mengambil keputusan. h. Kegiatan emosional, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar dapat juga dikatakan sebagai hasil akhir dari proses belajar
mengajar serta merupakan perwujudan dari kemampuan diri yang optimal setelah menerima pelajaran. Menurut Sudjana 1991:22,hasil belaja memuat
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Menurut Sudjana 2005:22 dalam sitem pendidikan nasional rumusan tujuan
pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan isnstruksional, menggunakan klarifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi 3 ranah yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1. Ranah Kognitif Berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek.
Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi Sudjana,2005:22. Enam
aspek itu yaitu: 1 Pengetahuan, mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari
dan di simpan dalam ingatan berupa fakta, kaidah dan prinsip serta metode yang diketahui;
2 Pemahaman, mencakup kemampuan untuk menangkap makna arti dari bahan yang dipelajari;
3 Penerapan atau aplikasi, mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang
konkret dan baru;
4 Analisis, mencakup kemampuan untuk menerima suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya
dapat dipahami dengan baik; 5 Sintesis, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan pola
baru, bagian-bagan dihubungkan satu sama lain sehingga tercipta suatu bentuk baru;
6 Evaluasi, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal bersama dengan
pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasarkan suatu criteria tertentu Masidjo, 1995:93-94.
2. Ranah Afektif Berkenan dengan ranah afektif, ada dua ha yang perlu dinilai, yaitu
pertama kompetensi afektif, dan kedua sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Tipe hasil belajar afektif tampak
pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran , disiplin, motivasi belajar, menghargai gur dan teman sekelas,
kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Ada 5 tingkatan dalam ranah afektif ini, yaitu;
1 Penerimaan,yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan stimulasi dari luar yang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi,
gejala, dan lain-lain; 2 Respon atau jawaban, yakni reaksi yang diberkan oleh seseorang
terhadap stimulasi yang datang dari luar;