Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Kepala sekolah sebagai pemimpin merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan- tujuan sekolah dan pendidikan. sehubungan dengann MBS, kepala sekolah dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan MBS adalah segala upaya yang dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS di sekolahnya untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam MBS dapat dilihat berdasarkan kriteria berikut: a. Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar, dan produktif b. Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan c. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan pendidikan. d. Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah e. Bekerja dengan tim manajemen f. Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pidarta mengemukakan tiga macam keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk mensukseskan kepemimpinannya. Ketiga keterampilan tersebut adalah: a. Keterampilan Konseptual, yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi b. Keterampilam Manusiawi, yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan memimpin c. Keterampilan Teknik, yaitu keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu. 47 Dalam rangka mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien, guru harus berkreasi dalam meningkatkan manajemen kelas. Syaodih mengemukakan bahwa guru memegang peranan yang cukup penting baik 47 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis..., h. 126 dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Lebih lanjut dikemukakannya bahwa guru adalah perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Simon dan Alexander telah merangkum lebih dari 10 hasil penelitian di negara-negara berkembang, dan menunjukan adanya dua kunci penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik, yaitu jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan pembelajaran dikelas, dan kualitas kemampuan guru. 48 Oleh karena itu, guru perlu siap dengan segala kewajiban, baik manajemen maupun persiapan isi materi pengajaran. Guru juga harus mengorganisasikan kelasnya dengan baik. Jadwal pelajaran, pembagian tugas peserta didik, kebersihan, keindahan dan ketertiban kelas, pengaturan tempat duduk peserta didik, penempatan alat-alat harus dilakukan dengan sebaik- baiknya. Suasana kelas yang menyenangkan dan penuh disiplin sangat diperlukan untuk mendorong semangat belajar peserta didik. 49 Sedangkan persyaratan eksistensial menuju MBS yang dikemukakan oleh Sudarwan Danim yang merujuk kepada pendapat David dalam Synthesis of Research on School-Based Management mengatakan bahwa MBS akan tercipta ketika terjadi pergeseran pada tingkat struktural dalam beberapa hal, yaitu: 1 Membangun aliansi yang kuat dengan persatuan guru. 2 Mendelegasikan kekuasaan dan kewenangan kepada sekolah untuk mendefinisikan tugas-tugas baru, memilih staf dan mengkreasi lingkungan belajar. 3 Mendorong terciptanya otonomi dalam pembuatan keputusan sekolah 4 Mengkomunikasikan tujuan, menentukan patok sasaran, dan mendistribusikan informasi secara akurat 5 Menciptakan komunikasi yang dinamis antara staf sekolah dan pejabat kependidikan 6 Memberi peluang kepada sekolah untuk bereksperimen dan membuat keputusan berisiko 7 Memodifikasi keputusan pejabat struktural pendidikan 48 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008. cet. ke-7. h. 13 49 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis..., h. 58 8 Memotivasi kepala sekolah untuk melibatkan guru-guru dalam aneka pembuatan keputusan 9 Mengmbangkan akuntabilitas bagi staf sekolah 10 Memberikan peluang yang luas bagi kepala sekolah dan staf untuk mengembangkan kemampuan dan keahlian profesionalnya 11 Memberi peluang kepada kepala sekolah dan staf untuk membuat aturan baru dan mempertanggungjawabkannya 12 Menggunakan pendekatan prestasi 50 Dari keseluruhan teori di atas dapat disimpulkan bahwa MBS merupakan suatu pengelolaan manajemen sekolah yang memberikan otonomi secara luas kepada sekolah untuk mengatur seluruh sumber daya yang ada untuk dipergunakan sesuai dengan prioritas dan kebutuhan serta mampu bekerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dalam proses pendidikan. Semuanya itu dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan di sekolah agar lebih efektif dan efisien. Dan sebagai perwujudan dari Undang-undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 51 ayat 1, yang menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasah. Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah. Karena itu, pelaksanaan MSDM harus berjalan optimal mulai dari proses analisis pekerjaan dan SDM. Hal ini dilakukan agar sekolah dapat mengidentifikasi kebutuhan akan SDM sesuai dengan pekerjaan yang sedang dibutuhkan dan dilaksanakan oleh sekolah. Seleksipun harus dilaksanakan secara profesional yang mengacu kepada undang-undang pemerintah tentang standar tenaga pendidik dan kependidikan. Penilaian kinerja supervisi harus dilaksanakan oleh kepala sekolah, agar kepala sekolah mengetahui kelebihan dan kekurangan anggotanya. Pendidikan dan pelatihan perlu dilakukan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi 50 Sudarwan Danim. Visi Baru Manajemen..., h. 35-38