4. Menilai pelaksanaan anggaran, yaitu menilai pelaksanaan proses
belajar mengajar, menilai bagaimana pencapaian sasaran program, serta membuat rekomendasi untuk perbaikan anggaran yang akan
datang.
38
Masalah keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di sekolah. Karena seluruh komponen pendidikan di sekolah erat kaitannya
dengan komponen keuangan sekolah. Meskipun tidak sepenuhnya, masalah keuangan akan bepengaruh secara langsung terhadap kualitas sekolah,
terutama berkaitan dengan sarana dan prasarana serta sumber belajar. Banyak sekolah-sekolah yang tidak bisa melakukan kegiatan belajar mengajar secara
maksimal, hanya karena masalah keuangan, baik untuk menggaji guru maupun untuk mengadakan saran dan prasarana pembelajaran yang baik.
39
Kepala sekolah sebagai pemimpin mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawaban
keuangan sekolah sesuai dengan asas-asas yang berlaku serta berpijak kepada prinsip manajemen keuangan yaitu, transparansi, akuntabilitas, efektivitas,
dan efisiensi. Oleh karena itu, kepala sekolah dalam proses penyususan anggaran sekolah harus membuat tim yang melibatkan pihak terkait, seperti
guru dan komite sekolah sehingga menghasilkan rencana yang mantap untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, serta secara moral mereka mulai dari
kepala sekolah, guru dan komite sekolah merasa bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana tersebut.
5. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien. Oleh
karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberi penerangan atau penjelasan tentang tujuan-tujuan, program-program, kebutuhan, serta keadaan sekolah.
Sebaliknya, sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan,
38
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis..., h. 175
39
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah..., h. 193
harapan, dan tuntutan masyarakat terutama terhadap sekolah. Dengan kata lain, antara sekolah dam masyarakat harus dibina suatu hubungan yang
harmonis. Kepala sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk bisa
menciptakan hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat secara efektif karena harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta
didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan meningkatkan
hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini
akan membentuk: 1
Saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada dimasyarakat, termasuk dunia kerja
2 Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena
mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peran masing-masing. 3
Kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada dimasyarakat dan mereka ikut bertanggung jawab atas
suksenya pendidikan di sekolah.
40
Melalui hubungan yang harmonis tersebut diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu terlaksananya proses pendidikan
di sekolah secara produktif, efektif dan efisien sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
6. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah
tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Sarana dan prasarana
pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajarandi sekolah, untuk itu perlu dilakukan
40
E. Mulyasa. “Manajemen Berbasis...,” h. 51
peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
41
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan
menuju sekolah. Sedangkan, sarana dan prasarana yang wajib dimiliki oleh lembaga
pendidikan sekolah yang telah di atur oleh undang-undang adalah sebagai berikut:
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang
tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah
raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruangtempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan.
42
Adapun prosedur yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam proses pengadaan barang harus mengacu kepada Kepres No. 80 tahun 2003 yang
telah disempurnakan dengan Permen No. 24 tahun 2007. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah umumnya melalui prosedur sebagai
berikut: 1.
Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana. 2.
Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
41
Departemen Pendidikan Nasional, Modul DIKLAT, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah, tahun 2007. h.1
42
PP RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, BAB VIII pasal 42 tentang Standar Sarana dan Prasarana. h. 36
3. Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujuakan
kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta.
4. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk
mendapat persetujuan dari pihak yang dituju. 5.
Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana
dan prasarana tersebut.
43
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi
secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan,
penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta penataan.
44
Karena itu, pengelolaan sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi dan indah sehingga menciptakan
kondisi yang menyenangkan. Selain itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai sesuai dengan kebutuhan dalam proses
belajar mengajar.
7. Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Manajemen komponen-komponen tersebut
merupakan bagian penting dari MBS. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
pesat mengharuskan siswa untuk mampu mengakses informasi lebih cepat. Di era seperti sekarang ini tidak memungkinkan bagi guru untuk melayani
kebutuhan anak didik akan informasi. Karena itulah manajemen perpustakaan yang dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih
mengembangkan dan mendalami pengetahuannya melalui belajar mandiri. Manajemen layanan khusus lainnya adalah layanan kesehatan dan
keamanan. Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan bertanggung jawab
melaksanakan proses
pembelajaran, tidak
hanya bertugas
43
Departemen Pendidikan Nasional, Modul DIKLAT, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan..., h. 17-18
44
E. Mulyasa. Manajemen Berbasis..., h. 49
mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Hal
ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu: “... manusia yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani UUSPN, bab II pasal 4.
45
Di samping itu, sekolah juga perlu memberikan pelayanan keamanan kepada peserta didik dan para pegawai yang ada di sekolah agar mereka dapat
belajar dan menjalankan tugas dengan tenang dan nyaman.
C. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah
Peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan manajerial para kepala sekolah. Sekolah perlu berkembang maju dari tahun ke
tahun. Karena itu hubungan baik antar guru perlu diciptakan agar terjalin iklim dan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan. Demikian juga
dengan penataan penampilan fisik dan manajemen sekolah perlu dibina agar sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang dapat menumbuhkan
kreativitas, disiplin, dan semangat belajar peserta didik. Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien, kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan, perencanaan dan pandangan yang luas tentang sekolah dan pendidikan. wibawa kepala sekolah
perlu ditumbuhkembangkan dengan meningkatlkan sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja, keteladanan dan hubungan manusiawi
sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif. Lebih lanjut, kepala sekolah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer sekolah dalam
meningkatkan proses belajar mengajar dengan melakukan supervisi kelas, membina, dan memberikan saran-saran positif kepada guru. Di samping itu,
kepala sekolah juga harus melakukan tukar pikiran, sumbang saran, dan studi banding antar sekolah untuk menyerap kiat-kiat kepemimpinan dari kepala
sekolah yang lain.
46
45
E. Mulyasa. “Manajemen Berbasis...,” h. 52
46
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis..., h. 57