Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah

Lebih lanjutnya lagi, menurut Bailey yang disimpulkan oleh Sudarwan Danim mengemukakan bahwa karakteristik ideal manajemen berbasis sekolah dan karakteristik ideal sekolah abad ke-21 adalah: a. Adanya keragaman dalam pola penggajian guru b. Otonomi manajemen sekolah c. Pemberdayaan guru secara optimal d. Pengelolaan sekolah secara partisipatif e. Sistem yang disentralisasikan f. Sekolah dengan pilihan atau otonomi sekolah dalam menentukana aneka pilihan g. Hubungan kemitraan antara dunia bisnis dan dunia pendidikan h. Akses terbuka bagi sekolah untuk tumbuh mandiri i. Pemasaran sekolah secara kompetitif 17

B. Ruang Lingkup Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen Berbasis Sekolah merupakan sebuah kebijakan otonomi dalam bidang pendidikan yang diberikan pemerintah pusat ke pemerintah daerah bahkan langsung ketingkat yang terendah yaitu sekolah. Kebijakan ini menjadikan sekolah sebagai pemeran utama dalam mengambil keputusan dan membuat kebijakan serta mengelola seluruh unsur manajemen yang ada di sekolah tersebut. Semuanya itu dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan di sekolah agar lebih efektif dan efisien. Hal yang paling penting dalam mengimplementasikan MBS adalah pengelolaan terhadap komponen-komponen manajemen di sekolah dalam konsep MBS yang harus dikelola secara baik agar dapat mencapai tujuan MBS secara umum dan sekolah secara khususnya. Menurut E. Mulyasa, sedikitnya terdapat tujuh komponen manajemen yang harus mendapatkan perhatian dan perbaikan secara berkesinambungan dalam rangka mengimplementasikan MBS, yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat, serta manajemen layanan khusus lembaga pendidikan. 17 Sudarwan Damin, Visi Baru Manajemen..., h.29-31

1. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran

Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun muatan lokal, yang diwujudkan melalui proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan, baik secara nasional, institusional, kurikuler dan instruksional. Agar proses belajar mengajar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta mencapai hasil yang diharapkan, maka diperlukan kegiatan manajemen program pengajaran. Manajer sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan program pengajaran serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Sebagai seorang manajer kepala sekolah harus bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran di sekolah. Untuk kepentingan tersebut, sedikitnya terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu menilai kesesuaian program yang ada dengtan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan murid, meningkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program, serta menilai kualitas program. Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran dalam MBS, kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama dengan guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam program tahunan, caturwulan dan bulanan. Adapun program mingguan atau program satuan pelajaran, wajib dikembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. E. Mulyasa merinci beberapa kegiatan yang harus diperhatikan dalam manajemen kurikulum dan program pengajaran, antara lain: 1 Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan, makin udah terlihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan 2 Program itu harus sederhana dan fleksibel 3 Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan 4 Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya. 5 Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah 18

2. Manajemen Tenaga Kependidikan Personalia

Keberhasilan MBS juga ditentukan oleh keberhasilan pimpinan dalam mengelola tenaga SDM yang tersedia di sekolah. Manajemen personalia SDM pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan personil secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Oleh karena itu, fungsi personalia yang harus dilakukan oleh pimpinan untuk mencapai hasil tersebut adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personil, membantu anggota mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karir, serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi. Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan pengakuan pada pentingnya tenaga pendidik dan kependidikan pada sekolah sebagai sumber daya manusia yang vital, yang memberikan sumbangan terhadap tujuan sekolah, dan memanfaatkan fungsi dan kegiatan yang menjamin bahwa sumber daya manusia dimanfaatkan secara efektif dan adil demi kemaslahatan individu, sekolah, dan masyarakat. 19 Manajemen tenaga kependidikan guru dan personil mencakup kegiatan perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai, kompensasi dan penilaian pegawai. 20 Kegiatan tersebut hapir sejalan dengan pendapat Flippo yang menyatakan bahwa, manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. 21 18 E. Mulyasa. “Manajemen Berbasis...,” h. 41-42 19 Departemen Pendidikan Nasional, Modul DIKLAT,Manajemen Pemberdayaan Sumber Daya Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sekolah, tahun 2008, h. 6 20 E. Mulyasa, Manajemn Berbasis..., h. 42 21 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE, 1989, edisi ke-2. cet. ke-2, h.3