Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah

dan pemahaman yang mendalam tentang tugas, peran dan fungsi masing- masing personil sekolah. Selanjutnya, pemberian kompensasi sangat diperlukan guna meningkatkan motivasi kinerja personel sekolah. Meskipun dana bukan menjadi faktor utama dalam operasional suatu organisasi, tetapi kebutuhan akan dana tidak dapat dipungkiri. Berjalan atau tidaknya organisasi dapat pula bergantung kepada dana yang dimiliki. Karena itu, pengelolaan dana yang baik sangat diperlukan saat implementasi MBS. Pengelolaan keuangan dalam MBS harus mengacu kepada prinsip keuangan yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah, bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Untuk itu semua, ketika menyususn anggaran RAPBS, sekolah dapat terlebih dahulu mengidentifikasi segala kebutuhan sekolah dan sumber dana yang dimiliki, menyusun anggaran bersama dengan tim kerja yang berisikan guru dan dewan komite sekolah, pengelolaan dana secara transparan, pertanggungjawaban yang dapat dipercaya dan sah. Terakhir, pihak sekolah dapat melakukan evaluasi, hal ini dilakukan untuk melihat kesesuaian antara rencana dan realisasi anggaran. MBS juga mengharuskan sekolah untuk memiliki sarana dan prasaran yang memadai dan dikelola secara baik untuk mendukung proses belajar mengajar. Karena itu, sekolah harus mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana, mengadakan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan prioritas dan kemampuan sekolah, mendistribusikan dan mendayagunakan sarana dan prasarana secara optimal, serta melaksanakan perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan secara teratur dan berkesinambungan.

D. Kerangka Berpikir

Agar lebih terarahnya fokus penelitian ini, penulis membuat kerangka berpikir sebagai pedoman acuan dalam melaksanakan penelitian tentang pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di MA El-Syarief. Dalam pelaksanaan MBS di MA El-Syarief terlihat bahwa masih banyaknya guru yang tidak disiplin dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, masih banyaknya guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka, sarana yang kurang untuk mendukung kegiatan guru dan siswa serta kerja sama yang belum maksimal dengan pihak-pihak terkait masyarakat umum, pemerintah dan lainnya. Semua kenyataan ini tidak sesuai dengan karakteristik sekolah yang menerapkan MBS sebagaimana yang telah diungkapkan oleh E. Mulyasa. Padahal MA. El- Syarief telah menerapkan MBS sejak tahun 2005. Semua kenyataan di atas terjadi karena MA. El-Syarief mengalami kekurangan sumber dana untuk membiayai operasional sekolah membayar gaji atau kesejahteraan guru, alat-alat kantor, konsumsi dan lainnya. Sumber dana untuk itu semua hanya dari uang bayaran siswa. Untuk menangani masalah yang dihadapi dalam melaksanakan MBS, MA El-Syarief dapat melakukan strategi sebagai berikut: 1. Intensitas pengawasan terhadap disiplin kinerja para guru dan staf harus ditingkatkan 2. Penempatan guru dan staf harus sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka 3. Melengkapi sarana untuk kegiatan guru dan siswa 4. Meningkatkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait masyarakat umum, pemerintah dan lainnya untuk merencanakan, melaksanakan, menilai dan mengevaluasi program sekolah 5. Menambah sumber dana dengan membuat badan usaha untuk membiayai operasional sekolah Dengan beberapa strategi yang dilaksanakan di atas, diharapkan akan terciptanya karakteristik sekolah yang menerapkan MBS sebagaimana yang telah diungkapkan oleh E. Mulyasa yaitu akan terciptanya disiplin guru dan staf yang tinggi dalam menjalan tugas dan tanggung jawabnya, memiliki guru dan staf yang profesional dalam menjalankan tugas, memiliki sarana yang memadai untuk membantu kegiatan guru dan siswa, terjalinnya kerja sama yang baik antara MA. El-Syarief dengan masyarakat umum dalam menjalankan semua program sekolah, serta memiliki sumber dana yang kuat untuk terciptanya sekolah mandiri yang merupakan ciri sekolah MBS.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan Manajemen Berbasis Sekolah MBS di Madrasah Aliyah El-Syarief, kampung Pasir Kresek Tangerang Banten serta kendala dalam penerapkannya.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di MA El-Syarief, kamp. Pasir Kresek, Tangerang-Banten. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan sejak bulan November 2010 – Maret 2011, secara rinci dapat dilihat jadwal kegiatan penulis berikut ini:

C. Metedologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kombinasi, yaitu metode yang menggabungkan antara Metode Kualitatif dan Metode Kuantitatif. ”Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 51 Data yang diperoleh dari penelitian kualitatif berupa kata- kata, gambar, prilaku dan dituangkan dalam bentuk kualitatif yang memiliki 51 Lexy J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.2009 . cet. ke-26. h. 4 arti lebih kaya dari sekedar angka. 52 Mungkin saja pada penelitian kualitatif ada data berupa angka-angka, tetapi sebenarnya angka-angka tersebut hanya menjelaskan sesuatu. 53 Metode Kuantitatif merupakan metode penelitian yang datanya berupa angka-angka. Walaupun metode penelitian ini menggunakan pendekatan kombinasi, namun peneliti tetap mengedepankan metode Kualitatif yang datanya diperoleh dari wawancara, dokumentasi dan observasi sebagai instrumen pengumpul data utama primer. Dan kemudian, diperkuat oleh metode kuantitatif yang datanya diperoleh dari angket yang disebarkan keseluruh guru dan staf MA El-Syarief. Diharapkan, dengan metode kombinasi ini hasil penelitian akan saling menguatkan antara data yang satu dengan yang lainnya, sehingga mendapatkan kesimpulan yang utuh dalam menjelaskan fenomena yang terjadi. Untuk menilai keabsahan data kualitatif penulis menggunakan metode triangulasi. Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. 54 Artinya, penulis berusaha mencari kebenaran data melalui sumber lainnya seperti data dokumentasi, observasi, dan penyebaran angket.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan suatu penelitian yang merupakan langkah penting metode ilmiah, oleh karena itu pengumpulan data diperlukan dalam suatu penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 52 S. Margono. “Metode Penelitian Pendidikan”. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2005. cet. ke-5. h. 39 53 Ronny Kountur. “Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis”. Jakarta: CV. Teruna Grafica. 2005. cet. ke-3. h. 16 54 Lexy J. Moleong..., h.330