100
d. Refleksi Reflecting
Peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus II. Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui hasil
dari perbaikan yang dilakukan berdasarkan refleksi siklus I dan hasil refleksi dari siklus II. Hasil dari perbaikan yang dilakukan
berdasarkan refleksi siklus I yaitu sebagai berikut. 1
Guru sudah membimbing, mengawasi, dan memotivasi siswa saat diskusi kelompok.
2 Guru memberikan motivasi pada siswa yang belum aktif untuk
lebih aktif ketika berdiskusi bersama kelompoknya. 3
Guru memberitahu siswa untuk segera mengumpulkan alat dan media ke meja guru setelah siswa selesai melakukan kegiatan
percobaan. 4
Guru berkeliling dan membimbing siswa saat ada siswa yang belum paham dalam mengerjakan LKS.
5 Guru menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan RPP dan kondisi
kelas sehingga pembelajaran sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Pada siklus II, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together telah
terlaksana sesuai dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. Berdasarkan observasi dan angket pada siklus II diketahui bahwa
motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan
101 dari siklus sebelumnya. Hal tersebut terlihat pada persentase
peningkatan motivasi belajar IPA pada siklus II lebih besar dari siklus I dan pra siklus. Persentase pada pra siklus yaitu 39,98, mengalami
peningkatan persentase skor pada siklus I sebesar 65,43 dan pada siklus II, persentase skor motivasi belajar siswa meningkat sebesar
76,04 atau dalam kategori tinggi, antara 61-80. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini telah mencapai kriteria
keberhasilan penelitian yaitu lebih dari sama dengan 75 dari keseluruhan siswa kelas V SD Negeri Panggang Sedayu Bantul
memiliki motivasi belajar IPA dengan persentase skor minimal 61 atau dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil tersebut peneliti dan
guru kelas sepakat untuk menghentikan penelitian pada siklus II ini.
D. Pembahasan Penelitian
Kondisi awal motivasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Panggang yang diperoleh peneliti melalui hasil observasi dan angket menunjukan
persentase skor rata-rata 39,98 dalam kategori rendah yaitu antara 20-40 dengan rincian 16 siswa memiliki motivasi belajar rendah dan 10 siswa
memiliki motivasi belajar cukup. Berdasarkan kondisi awal tersebut, maka peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads
together dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Trianto 2011: 82 yaitu penomoran numbering, pengajuan pertanyaan questioning, berpikir
bersama heads together, dan pemberian jawaban answering. Tindakan