E-Learning a. Pengertian E-Learning

23 learning. Dengan memanfaatkan fasilitas chatting dan e-mail komunikasi yang terjadi menjadi lebih efektif dan efisien, di bandingkan dengan menggunakan fasilitas telepon ataupun fax yang mempunyai fungsi sama, yaitu sama-sama memiliki fungsi menyampaikan informasi lebih cepat. Penggunaan telepon dalam komunikasi memiliki dampak mahalnya biaya yang harus dikeluarkan seiring dengan waktu yang dihabiskan dan jarak yang ditempuh. Sama dengan telepon, fax dalam mengirimkan dokumen tentu memakan biaya lebih besar tergantung dari jarak ataupun besarnya jumlah dokumen yang harus dikirimkan melalui fax, disisi lain tidak adanya jaminan dalam hal kualitas penerimaan dokumen yang dikirimkan, karena adanya hambatan dalam penerimaan, misalnya tidak utuhnya dokumen yang diterima di tempat tujuan. b Fungsi Akses Informasi Online learning bermanfaat sekali bagi akses informasi, contohnya dapat melihat laporan cuaca terkini, perkembangan ekonomi, budaya, sosial, ilmu pengetahuan, politik dan teknologi yang dikemas dari berbagai sumber tanpa berbayar. Dalam fungsi pendidikan, keberadaan online learning memudahkan peserta didik maupun pendidik dalam mecari informasi ataupun menambah referensi dari berbagai hasil penelitian maupun artikel-artikel yang merupakan hasil kajian 24 dalam berbagai bidang. Dengan adanya online learning peserta didik tidak diwajibkan hadir secara langsung dalam ruang kelas untuk melaksanakan pembelajaran, tetapi cukup hanya duduk saja di depan komputer masing-masing yang sudah dilengkapi dengan fasilitas internet. Peserta didik dapat berkomunikasi langsung dengan sumber belajar yang tersedia, baik langsung dengan pendidik ataupun dengan materi yang telah disediakan dan dikemas secara online. Dengan demikian pembelajaran mempunyai alternatif, baik secara konvensional ataupun dengan memanfaatkan online learning. c Fungsi Pendidikan dan Pembelajaran Pesatnya perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi online learning ini berdampak pada pemanfaatan yang luas dari seluruh negara, lembaga maupun ahli untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran. Segala upaya dilakukan untuk mendukung sistem pendidikan dengan cara membangun aplikasi yang dapat menunjang peningkatan mutu dari pendidikan. Bahan ajar yang dikemas dalam bentuk jaringan tentu menjadikan materi tersebut mudah diakses kapan saja dan di mana saja. Dengan pendapat yang berbeda, Siahaan dalam Deni Darmawan 2014:29 mengungkapkan tiga fungsi E-Learning dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu: 25 a Sebagai Suplemen Pelengkap E-Learning berfungsi sebagai suplemen, yaitu: peserta didik memiliki kebebasan dalam memilih materi ajar yang terdapat dalam E-Learning. Tidak ada kewajiban bagi peserta didik untuk menggunakan materi E-Learning. Walaupun hanya bersifat pilihan, peserta didik yang memanfaatkan E-Learning pasti memiliki pengetahuan tambahan. b Sebagai Komplemen Tambahan E-Learning berfungsi sebagai komplemen, yaitu: bahan ajar yang ada dalam E-Learning digunakan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas, yang artinya materi yang ada di dalam E-Learning diprogram untuk menjadi materi penguat atau materi pengulangan bagi peserta didik. Disebut sebagai program pengulangan apabila peserta didik masih belum memahami pembelajaran dan peserta didik yang terlambat dalam memahami pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Tujuannya sebagai fasilitas untuk peserta didik suapaya dimudahkan dalam memahami materi ajar yang telah disamapikan di dalam kelas. c Sebagai Subtitusi Pengganti Banyak negara-negara maju yang memberikan alternatif pembelajaran kepada peserta didiknya, dengan tujuan agar 26 mereka lebih fleksible dalam mengelola jadwal perkuliahan sesuai dengan waktu dan aktifitas keseharian peserta didik. Tiga alternatif model pembelajaran tersebut adalah: 1 Sepenuhnya tatap muka kelas konvensional. 2 Sebagian tatap muka, sebagian lagi melalui media internet. kolaboratif learning 3 Sepenuhnya menggunakan internet online learning. Alternatif model pembelajaran apapun yang dipilih oleh peserta didik tidak akan menjadi penghambat mereka dalam proses penilaian. Semua model penyajian yang dipilih sudah mendapatkan pengakuan dan penilian yang sama. Pembelajaran yang fleksible tersebut menjadi pengaruh besar dan sangat membantu untuk menyelesaikan perkuliahan. Manfaat penggunaan E-Learning tidak bisa lepas dari peran internet yang selama ini memfasilitasi. Internet menjadi bahan utama dalam pemanfaatan pencarian wawasan di dunia ini yang dapat diakses di mana saja dan kapan pun, tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Zaman dahulu apabila ingin mendapatkan wawasan harus bersekolah dan mendengarkan caramah guru. Berbeda pada zaman sekarang yang sudah berubah akibat adanya globalisasi yang berdampak pada penyebarluasan wawasan yang bisa diakses 27 kapan pun dan di mana pun tanpa harus bersekolah dan mendengarkan ceramah dari guru. Guru pun dapat memberikan materinya melalui sistem E-Learning. Kruse dalam Rusman 2012:294 mengungkapkan pendapatnya bahwa pembelajaran berbasis web banyak sekali manfaatnya bagi peserta didik apabila dirancang dengan baik dan tepat, maka akan menjadikan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dan dapat terciptanya interaktifitas yang tinggi antara peserta didik dan pendidik. Senada dengan Kruse, Munir 2012:171 mengungkapkan pendapatnya tentang manfaat E-Learning, yaitu: a Pendidik dan peserta didik dapat dengan mudah berinteraksi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada pada internet tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. b Pendidik dan peserta didik dapat memanfaatkan bahan ajar yang sudah tersedia dan terjadwal secara terstruktur di internet. c Dengan memanfaatkan fasilitas E-Learning peserta didik dengan mudah memahami materi pembelajaran yang sulit dimengerti. Disisi lain materi pembelajaran dapat disimpan di dalam sistem E-Learning dan dengan mudah peserta didik dapat mempelajari secara berulang-ulang kapan pun mereka menginginkannya. 28 d Dapat dengan mudah dan cepat dalam mengakses informasi- informasi terbaru yang berhubungan dengan materi maupun wawasan yang baru bagi peserta didik. e Pemanfaatan internet dapat dijadikan alternatif baru dalam melakukan diskusi pada virtual class yang sudah dibuat antara pendidik dan peserta didik. f Peserta didik menjadi lebih aktif dalam memahami materi pembelajaran dan dapat dengan mudah mencari ilmu pengetahuan baru ataupun untuk menguatkan materi yang sudah diberikan. g Dengan memanfaatkan internet, pembelajaran menjadi lebih efisien dilihat dari segi waktu, tempat maupun biaya yang dikeluarkan. h Bagi peserta didik yang sibuk bekerja ataupun sibuk dengan kegiatannya masing-masing sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk mengikuti pembelajaran di dalam kelas, dapat mengakses E-Learning di mana saja dan kapan saja sesuai dengan waktu luangnya. i Biaya pengadaan alat internet lebih terjangkau dibandingkan dengan biaya pengadaan ruang kelas atau lembaga pendidikan baru sekaligus pemeliharaannya, serta membayar gaji untuk pegawainya. 29 j Pembelajaran yang menarik dan lebih bermakna, sehingga materi yang di berikan dapat lebih mudah dipahami. k Terdapa jaringan komunitas online yang dapat menambah informasi baru dan dapat melakukan suatu interaksi, sehingga materi pembelajaran tidak akan habis. l Pengorgaisasian yang terpusat, sehingga dapat memudahkan akses bagi peserta didik. m Menjadikan pusat perhatian dalam kegiatan pembelajaran. dalam pelaksanaannya pendidik bukan menjadi pusat perhatian peserta didik, melainkan internet yang akan menjadi pusat perhatiannya dikarenakan proses pembelajaran yang bersifat mandiri sehingga peserta didik dapat menggali informasi yang lebih dalam dari berbagai sumber yang ada di internet. Adapun pendapat Soekartawi 2003 dalam Deni Darmawan 2014:31 mengungkapkan manfaat dalam penggunaan internet yang khususnya dalam pendidikan jarak jauh, yakni: a Tersedianya fasilitas E-Moderating, pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi secara langsung melalui fasilitas internet secara regular, kapan pun dan di mana pun kegiatan komunikasi itu berlangsung tanpa di batasi oleh ruang dan waktu. 30 b Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan materi ataupun petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet. Sehingga peserta didik dan pendidik dapat saling menilai seberapa jauh materi dapat dipelajari. c Peserta didik dapat mengulang kembali materi yang sudah disampaikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Mengingat materi sudah dikemas kedalam bentuk online. d Apabila peserta didik ingin menambah pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang dipelajarinya, ia dapat melakukan pencarian di internet dengan mudah. e Tersedianya forum untuk diskusi bagi pendidik maupun peserta didik. f Peserta didik yang biasanya pasif dapat terdorong menjadi aktif. g Penggunaan internet menjadi lebih efisien, mempermudah bagi mereka yang tinggal lebih jauh dari pendidikan tinggi atau sekolah konvensional, sibuk bekerja dan sebagainya. Dari serangkaian pendapat ahli yang menyebutkan pemanfaatan E-Learning dapat ditarik kesimpulan bahwa ketersediaan E-Learning bagi kalangan pendidikan maupun non- pendidikan sangat bermanfaat untuk menggali informasi-informasi yang dibutuhkannya, karena semua materi-materi pembelajaran sudah bisa diakses dalam bentuk online. 31

c. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning

Perkembangan yang begitu cepat dan bermacam-macamnya sistem E-Learning, memberikan banyak kelebihan yang bisa dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik. Arsyad 2002 dalam Rahmasari, dkk 2013:77 mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer dapat memberikan gambaran yang baik dari berbagai konsep, visualisasi, simulasi dan multimedia yang dengan mudah diakses User peserta didik sesuai dengan keinginannya, sehingga gambaran yang berupa abstrak dapat dimunculkan dengan konkret dan dapat dengan mudah dipahami secara menyeluruh. Dengan demikian penggunaan E-Learning memudahkan bagi peserta didik dalam mengatasi kesulitan pembelajaran yang lebih banyak memunculkan gambar yang bersifat abstrak, dan dengan mudah menyampaikan pembelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret yang berdampak meningkatnya pemahaman dari peserta didik. Bates dan Wulf 1996 dalam Munir 2012:174 memaparkan beberapa kelebihan E-Learning, diantaranya: a Memberikan stimulus yang tinggi terhadap interaksi pembelajaran. 32 E-Learning yang dibangun dan dimanfaatkan secara cermat dapat meningkatkan interaksi pembelajaran antara pendidik dan peserta didik maupun bahan ajar yang disampaikan pendidik. b Memberikan kemudahan dalam interaksi pembelajaran, tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Peserta didik dapat mengakses materi pembelajaran yang tersedia di dalam sistem, sesuai dengan waktu luangnya dan di mana pun berada, hal ini dikarenakan materi pembelajaran yang sudah dikemas kedalam bentuk elektronik. c Memberikan efek jangkauan yang luas. Sifat E-Learning yang fleksible dari segi ruang dan waktu, memberikan efek yang dapat dijangkau oleh peserta didik melalui pembelajaran online learning. Tampat dan waktu tidak lagi menjadi penghambat peserta didik yang ingin belajar tetapi tidak memiliki waktu luang yang cukup. d Mudahnya update dan menyimpan materi pembelajaran E-Learning memberikan fasilitas untuk mempermudah update materi yang dapat dilakukan secara terstruktur dan berjangka waktu dengan cara mudah diaplikasikan. Selain itu, E-Learning memberikan kemudahan dalam hal penyimpanan materi pembelajaran pada sistem, sehingga peserta didik dapat dengan mudah membuka kembali materi-materi pembelajaran yang ingin diulang kembali dalam memahaminya. 33 Senada dengan Bates dan Wulf, Wina Sanjaya dalam bukunya perencanaan dan desain sistem pembelajaran 2009:223 memaparkan pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran yang mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut: a Memungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua daerah tanpa harus terkendala oleh batas geografis. b Proses pembelajaran dapat dilangsungkan di mana saja, tidak dibatasi oleh ruang. c Proses pemebelajaran dapat dilaksanakan di waktu kapan saja tidak ada batasan waktu, seperti halnya pembelajaran konvensional. d Dalam proses pembelajaran, peserta didik dapat memilih topik atau materi apa saja, sesuai dengan keinginannya dan kebutuhan masing-masing. e Lama waktu belajar dapat diatur sesuai dengan kemampuan masing-masing peserta didik. f Terdapat keakuratan dan pembaruan materi pembelajaran. g Terjadinya pembelajaran yang interaktif, sehingga menambah motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, orang tua dan pendidik dapat ikut serta mensukseskan proses pembelajaran dengan cara memantau kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh peserta didik. 34 Dari beberapa pendapat ahli tentang kelebihan E-Learning, dapat ditarik garis besar bahwa kemudahan akses terhadap pembelajaran online learning menjadikan nilai lebih tersendiri di dalam dunia pendidikan. Pembelajaran yang tidak memakan banyak tempat dan waktu ini menjadi alternatif bagi peserta didik atau pendidik yang berhalangan untuk hadir di ruang kelas. Perkembangan E-Learning begitu cepat, tetapi masih banyak fasilitas-fasilitas yang belum terpenuhi dalam mewujudkan E-Learning, pada tahap itulah E-Learning menjadi kurang pantas diterapkan. Tidak lepas dari banyak kelebihan-kelebihan yang ditawarkan sistem E-Learning masih ada saja hambatan-hambatan dalam pelaksanaanya. Menurut Bullen dalam Soekartawi 2003 dalam Deni Darmawan 2014:38, yaitu: a Apabila terjadi kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik serta antara peserta didik dan peserta didik dapat memperlambat terbentuknya value dalam proses pembelajaran. b Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya akan mendorong tumbuhnya aspek bisniskomersial. c Proses pembelajarannya cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan. 35 d Pendidik yang biasanya menguasi teknik konvensional, dalam E-Learning pendidik tersebut dituntut untuk menggunakan dan menguasai teknik pembelajaran berbasis ICT. e Peserta didik yang tidak memiliki dorongan belajar yang tinggi akan cenderung tertinggal. f Masih kurangnya fasilitas internet. berkaitan dengan listrik, telepon ataupun internet g Banyaknya orang yang masih belum menguasai keterampilan yang berkaitan dengan internet. h Kurangnya penguasaan bahasa komputer oleh pendidik. Senada dengan Bullen, Munir 2012:176 dalam bukunya yang berjudul pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi tersebut memaparkan pendapatnya, yakni: a Terpisahnya jarak antara pendidik dan peserta didik yang dapat mengakibatkan kurangnya ataupun sama sekali tidak ada interaksi langsung tatapmuka. Hal ini dapat menyebabkan gangguan dalam keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Proses pendidikan di dalam sekolah tidak hanya untuk merubah ataupun menambah wawasan peserta didik, tetapi diharapkan dalam pendidikan di sekolah dapat merubah sikap atau prilaku dari peserta didik. Sehingga dengan adanya halangan dalam berinteraksi langsung secara tatap muka akan menjadi 36 penghambat dari pembentukan karakter bagi peserta didik tersebut. b Teknologi merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pembelajaran, tetapi apabila hanya mengandalkan dan terpusat pada teknologi tersebut bukan pada aspek pendidikannya, maka akan berdampak menuju aspek komersial. c Adanya kecenderungan dengan gaya workshop dalam melakukan proses pembelajaran dari pada pendidikan yang lebih kearah ilmu pengetahuan dan kurang memperhatikan aspek afektif. d Pendidik diwajibkan menguasai metode, teknik maupun strategi pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Apabila pendidik tersebut tidak dapat menguasai metode itu, maka akan menjadi penghambat dalam proses transfer ilmu ataupun wawasan baru dari pendidik kepada peserta didik dan akan menggagalkan proses pembelajaran melalui E-Learning. e Pembelajaran dengan memanfaatkan E-Learning yang menggunakan layanan internet menekankan proses belajar mandiri untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan tidak tergantung oleh pendidik. Apabila peserta didik tidak mempunyai motivasi yang tinggi maka akan tertinggal proses pembelajarannya. 37 f Masih langkanya dan tidak tersedianya komponen untuk mendukung internet, menyebabkan peserta didik masih belum bisa memaksimalkan penggunaan sistem E-Learning tersebut. g Ketersediaan software yang masih terbatas dikarenakan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan perangkat lunak tersebut dengan biaya yang relatif tinggi. h Apabila semua insfrastruktur komputer dan jaringan internet sudah terpenuhi dan tidak ada lagi kendala dalam peralatan, maka masalah yang baru akan muncul seperti kurangnya sumber daya manusia yang ahli dalam mengoprasikan komputer beserta jaringan internet secara efektif. Dengan demikian dibutuhkannya sumber daya yang terampil dalam mengoprasikan alat-alat komputer dan jaringannya secara efektif dalam pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer. Dari berbagai kekurangan yang sudah di jelaskan oleh para ahli di atas terdapat kesimpulan bahwa penggunaan E-Learning untuk saat ini memang masih banyak hambatan-hambatannya. Terlebih lagi ketersediaan sumber daya manusia yang terampil dalam mengoprasikan komputer dan jaringan internet. Pembelajaran berbasis online ini pun tidak bisa berdiri sendiri tanpa kehadiran pendidik yang memberikan wawasan dalam 38 bentuk digital. Sehingga untuk saat ini menjadikan E-Learning hanya sebagai alternatif pembelajaran.

d. Metode Penyampaian E-Learning

Terdapat berbagai macam metode dalam penyampaian pembelajaran berbasis online ini, menurut Som Naidu 2006 dalam bukunya menjelaskan empat model penyajian E-Learning yaitu: a Individualized sefl-paced e-learning online Situasi dimana seorang peserta didik secara sadar mengakses sumber belajar dari database di internet atau kursus online melalui internet atau intranet. Adapun contohnya adalah ketika peserta didik melakukan riset di internet atau jaringan lokal. b Individualized self-paced e-learning offline Situasi dimana seorang peserta didik memanfaatkan sumber belajar seperti database atau pake belajar secara offline dengan bantuan komputer tidak terhubung dengan internet ataupun intranet. Contoh dalam kasus ini adalah peserta didik yang belajar dengan memanfaatkan DVDCD pembelajaran. c Group-based e-learning synchronously Situasi dimana peserta didik secara berkelompok melakukan kerja sama atau belajar bersama secara real time dengan memanfaatkan internet ataupun intranet. Contohnya adalah 39 peserta didik yang terlibat dalam pembicaraan dalam konferensi video-audio. d Group-based e-learning asynchronously Situasi dimana peserta didik secara berkelompok melakukan belajar bersama dengan memanfaatkan internet ataupun intranet yang dimana pertukaran informasi antara peserta didik tidak dalam waktu yang sama real time. Adapun contohnya adalah kegiatan diskusi online dengan memanfaatkan mailling list dan konferensi berbasis teks dalam sistem manajemen pembelajaran. Dalam sistem penyampaian E-Learning, peserta didik tidak hanya berada dalam situasi online saja, tetapi juga bisa berada pada situasi offline dalam mencari ilmu.

e. Pengembangan E-Learning Menurut Konsep Teknologi Pendidikan

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi pada zaman ini, bersamaan dengan itu perkembangan dari teknologi pendidikan pun mengalami perkembangan yang sangat pesat pula. Perkembangannya dapat diamati dari definisi bidang garapan teknologi pendidikan dari awal kemunculannya hingga sekarang. Association for educational communication and technology AECT sebagai wadah dalam bidang pendidikan, komunikasi dan 40 teknologi sudah tiga kali mengeluarkan definisi teknologi pendidikan, yaitu definisi 1977, 1994 dan 2004. Pemanfaatan E-Learning yang lebih spesifik mengacu pada definisi AECT 1994, yaitu: “Instraction technology is the theory and practice of design, development, utilization, management and evaluation of processes and resources for learning” Seals Richey: 1994. Arti dari definisi di atas adalah teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan sumber untuk belajar. Setiap kawasan yang terdapat dalam definisi AECT 1994 sangatlah terkait satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan. Penegasan dari keterkaitan lima kawasan dari definisi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1. Gambar lima kawasan Teknologi Pendidikan 1994 41 Gambar di atas menunjukkan bahwa letak dari pembelajaran berbasis online berada pada kawasan pengembangan. Dalam kawasan pengembangan terbagi dalam empat kategori, yaitu: 1 teknologi cetak, 2 teknologi audio visual, 3 teknologi berbasis komputer, 4 teknologi terpadu. Adapun definisi AECT 1994 mempunyai empat komponen, yaitu: a Teori dan praktek Teori tediri dari konsep bangunan, proporsi, prinsip yang memberikan dampak terhadap khasanah pengetahuan. Sedangkan praktek adalah penerapan dari pengetahuan tersebut dalam memecahkan masalah. Selain itu, praktek juga dapat memberikan kontribusinya terhadap pengetahuan melalui informasi-informasi yang didapat dari pengalaman. Adapun dalam teknologi pembelajaran, teori ataupun praktek banyak menggunakan model prosedural yang menguraikan cara pelaksanaan tugas, membantu dalam menghubungkan teori dan praktek, begitu juga dengan teori yang menghasilkan model untuk memvisualisasikan hubungan, model tersebut adalah model konseptual. b Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian Setiap fungsi dari lima kaawasan teknologi pembelajaran memiliki lingkup dan ciri khas dalam berkembang menjadi 42 bidang studi tersendiri. Kawasan desain merupakan sumbangan teoritik terbesar dari teknologi pembelajaran untuk bidang pendidikan yang lebih luas. Adapun kawasan pengembangan yang memberikan sumbangsih terhadap praktek. Selain itu, dalam kawasan pemanfaatan secara teoritis ataupun praktis masih belum berkembang maksimal, walaupun sudah banyak sumbangan dalam pemanfaatan media, tetapi masih belum memberikan sumbangan yang maksimal dikarenakan masih kurangnya perhatian. Lain halnya dalam kawasan pengelolaan yang berada dalam bidang, dikarenakan setiap sumber yang menunjang terhadap fungsinya harus diorganisasikan atau diawasi dikelola. Kawasan penilaian masih bergantung dengan penelitian bidang lain. c Proses dan sumber Proses merupakan serangkaian kegiatan yang ditujukan pada suatu hasil tertentu. Proses dikenal dalam teknologi pembelajaran sebagai proses perancangan ataupun penyampaian. Adapun pengertian dari proses adalah tata urutan yang terdiri dari masukan, kegaiatan dan keluaran. Kebanyakan proses bersifat prosedural, seperti halnya ketika langkah- langkah yang formal diterapkan yang akan menjadikan sebuah proses bersifat prosedural. Begitu pun sebaliknya, bilamana 43 proses tidak terstruktur, maka proses tersebut tidak bersifat prosedural. Adapun sumber belajar, merupakan asal yang mendukung terjadinya proses belajar, termasuk di dalamnya materi pembelajaran, sistem pelayanan belajar dan lingkungan sekitar. Sumber dari pembelajaran tidak hanya sebatas dari penggunaan alat ataupun bahan yang dimanfaatkan untuk proses pembelajaran, melainkan tenaga, biaya dan fasilitas juga harus disertakan dalam proses pembelajaran. sumber belajar adalah apa saja yang dapat membantu untuk proses pembelajaran dan menampilkan kompetensinya. Sumber belajar ada yang secara sengaja dikembangan ada juga yang sudah ada lalu dimanfaatkan keberadaannya yang dalam hal ini terdapat pada lingkungan sekitar kita. Dalam hal ini, E-Learning merupakan sebuah proses yang prosedural dimana seorang pendidik akan mentransfer ilmunya melalui media E-Learning kemudian terjadilah proses pembelajaran di dalam E-Learning setelah itu akan menjadi keluaran berupa penambahan wawasan baru bagi peserta didik. Selain itu, E-Learning adalah sumber belajar yang didesain untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. d Keperluan untuk belajar Tujuan dari teknologi pembelajaran adalah untuk merangsang dan menumbuhkan motivasi belajar. Belajar 44 merupakan proses terjadinya perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan dan perilaku seseorang karena pengalamannya. Dalam proses belajar, orang menggapai, mendeskripsikan dan merespon terhadap rangsangan serta mengambilkan pelajaran dari akibat tanggapan tersebut. E- Learning dapat menjadi media yang merangsang peserta didik apabila dirancang dengan bagus. Selain itu, E-Learning dapat memotivasi peserta didik, karena pembelajaran bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Penguatan pembelajaran berbasis online ini, selain dari definisi AECT 1994 diperkuat lagi dalam definisi AECT 2004, yang berbunyi: “educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, useing and managing appropriate technological processes and resources”. Adapun arti dari definisi di atas adalah teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis yang memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan dan mengelola proses dan sumber teknologi yang tepat. Adapun kaitan dengan pengembangan dari E-Learning adalah seorang teknolog pendidikan harus bisa mengelola proses dan sumber teknologi yang tepat untuk membantu memotivasi dan meningkatkan proses 45 pembelajaran, diantaranya adalah pengembangan dari E-Learning untuk memfasilitasi pembelajaran di era digital.

f. Teori yang Mendasari E-Learning

Dalam pengembangan dan penerapannya, E-Learning didukung oleh beberapa teori-teori belajar dan pembelajaran sebagai dasar utama pembelajaran yang memanfaatkan sistem E- Learning. Adapun teori-teori tersebut adalah: a Teori Behavioristik Menurut Asri Budiningsih 2012:20 dalam bukunya belajar dan pembelajaran. Teori behavioristik yaitu belajar merupakan proses terjadinya perubahan tingkah laku sebagai dampak dari adanya stimulus dan respon. Dengan demikian belajar merupakan perubahan yang dialami oleh peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru diterimanya sebagai akibat dari hasil interaksi yang berupa stimulus dan respon. Hal yang terpenting didalam teori ini adalah masukkan yang berupa stimulus dan keluaran yang berupa respon. Adapun menurut Thorndike dalam Budiningsih 2012:21, belajar merupakan segala proses antara stimulus dan respon. Stimulus yang dapat menjadi rangsangan terhadap terjadinya proses pembelajaran. 46 b Teori Konstruktivistik Teori konstuktivistik berpandangan bahwa belajar terjadi ketika peserta didik mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, dalam teori ini peserta didik dituntut aktif dalam menggali ilmu pengetahuannya. Pendidik bukan merupakan satu-satunya sumber ilmu pengetahuannya, melainkan hanya satu dari berbagai sumber belajar yang dapat diperoleh. Peserta didik dipandang sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal dalam pembelajaran sebelum pembelajaran itu dimulai. Apabila seseorang tidak aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya tersebut, maka tidak akan berkembang pengetahuannya meskipun dalam segi usia sudah tua. Von Galserfeld dalam Paul, S 1996 dalam Budiningsih 2012:57 memaparkan, ada beberapa keahlian yang harus dimiliki seseorang dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan, yaitu 1 kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalamannya; 2 kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan; 3 kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari pada pengalaman yang lainnya. Vigotsky berasumsi bahwa pembelajaran bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial ataupun fisik. Penemuan yang terjadi dalam 47 proses belajar lebih mudah di dapatkan dalam lingkungan sosial budaya. Keikutsertaan dua teori belajar menjadi dasar dari pengembangan E-Learning, penerapan pembelajaran di dalam sistem E-Learning ini mengacu pada teori behavioristik yang dimana pendidik mengemas pembelajaran dalam bentuk online lalu di upload kedalam sistem E-Learning stimulus kemudian peserta didik mempelajari materi-materi yang sudah ada di dalam E- Learning sehingga akan memberikan feedback respon setelah materi di pahami oleh peserta didik. Adapun teori konstruktivistik menjadi dasar ketika peserta didik diharuskan mencari sendiri sumber-sumber lain, selain materi yang sudah diberikan oleh pendidik. Peserta didik juga dituntut untuk memiliki motivasi dalam pembelajaran, supaya peserta didik tidak tertinggal dengan yang lainnya.

3. Pengembangan E-Learning Moodle a. Pengembangan E-Learning

Pengembangan media pembelajaran berbasis online learning haruslah dikonstruksi dengan cermat sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Haughey dalam Lantip 2011:218-219 memaparkan tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis online learning, yaitu: 48 a Web Course adalah pemanfaatan internet untuk keperluan pendidikan, dimana peserta didik dan pendidik sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukannya tatap muka antara keduanya. b Web centric course yaitu pemanfaatan internet yang menggabungkan antara belajar jarak jauh dengan belajar secara tatap muka. c Web enchanced course yakni pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas dari pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Dalam perkembangannya, pembelajaran online learning dapat dilakukan secara kolaboratif antara tatap muka maupun dengan tidak tatap muka.

b. Moodle dan Fitur-fiturnya

Moodle atau Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment merupakan sebuah perangkat lunak software yang dibuat untuk kegiatan pembelajaran berbasis teknologi dengan memanfaatkan jaringan internet. Selain itu, moodle merupakan salah satu perangkat lunak yang open source dalam artian gratis untuk di download dan dimodifikasi oleh siapa saja dengan lisensi secara General Public Lisence GNU. Moodle merupakan perangkat yang sangat pesat perkembangannya dan memiliki banyak fitur-fitur yang dapat 49 mendukung sistem online learning yang akan dikembangkan. Fitur-fitur yang dikembangkan oleh moodle dapat dengan mudah di download dan dimasukan ke dalam E-Learning yang dibuat. Adapun beberapa fitur-fitur moodle, yakni: a User Management Tujuh lapisan user previlege secara default untuk mengurangi tingkat keterlibatan administrator, sehingga admin tidak sibuk dalam mengelola selurh situs E-Learning. Adapun tujuh lapisan user tersebut adalah: 1 Administrator Mempunyai fungsi sebagai pengatur dari situs tersebut secara keseluruhan. Misalnya mengatur tema pada moodle, mengatur menu dan submenu dan lain sebagainya. 2 Course Creator Mempunyai fungsi untuk membuat course kursuspelatihanmata pelajaran dan menjadi pengajar dalam course tersebut atau dapat menunjuk orang sebagai pendidik untuk mengajar pada salah satu course yang tersedia. 3 Teacher Mempunyai fungsi untuk menjadi pemberi ilmu dalam course tersebut dan di berikan wewenang dalam mengganti aktifitas yang terdapat pada situs tersebut. Selain itu juga, 50 teacher diberikan wewenang untuk memberikan nilai kepada peserta didik yang ikut ke dalam course tersebut. 4 Non-Editing Teacher Mempunyai fungsi sebagai pemberi materi pada course-nya dan juga dapat memberikan nilai kepada peserta didik. Tetapi tidak dapat mengatur aktifitas dari course tersebut. 5 Student Merupakan user yang mengikuti pembelajaran pada course tersebut. Dalam pelaksanaannya seorang student harus mendaftarkan diri pada course yang ingin diikuti. 6 Guest Merupakan user yang tidak terdaftar ke dalam course tersebut dan diberikan akses hanya read only. Walaupun dapat memasuki course namun tidak bisa melakukan aktifitas apapun di dalam course. 7 Authenticated User Setiap user yang mengakses situs tersebut bisa disebut sebagai authenticated user. Walaupun boleh memasuki course tetapi tidak bisa mengikuti aktifitas apapun di dalam course. b Course Management Course management dapat dimodifikasi oleh teacher ataupun admin yang mempunyai kewenangan seluruhnya terhadap 51 sistem tersebut. Course pada moodle terdapat beberapa format, yaitu: 1 LAMS Course Format Merupakan materi utama yang digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran, di dalam LAMS terdapat activity dan resource untuk mendukung kegiatan pembelajaran pada sistem moodle. 2 SCROM Format Dalam format SCROM, teacher dapat memanfaatkan format tersebut untuk melaksanakan seluruh proses pembelajaran pada course. Teacher tidak dapat memanfaatkan fasilitas activity dan resource lain yang telah disediakan oleh moodle. Jadi, apabila ingin menggunakan activity dan resource lain harus sudah tertanam dalam paket SCROM. 3 Social Format Format ini berorientasi pada social forum. Format ini berguna apabila pembelajaran hanya membutuhkan forum diskusi ataupun interaksi antar user lainnya. Selain itu, format ini berguna untuk papan pengumuman. 4 Topics Format Format ini membagi materi ke dalam kategori-kategori. Setiap kategori dapat memanfaatkan sistem activity dan