Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN
96
komputer yang di antaranya empat laboratorium komputer bisa mengakses internet.
Berdasarkan hasil dari observasi, wawancara dan pengisian kuesioner oleh pendidik dan peserta didik, di dapatkan data tentang
permasalahan dalam pembelajaran, penyebab dari permasalahan tersebut, kebutuhan pendidik, kebutuhan peserta didik serta sarana dan
prasarana yang tersedia di SMK Negeri 1 Bantul. Berikut merupakan hasil data yang diperoleh:
a. Kurangnya variasi pembelajaran yang diterapkan di SMK Negeri 1 Bantul, hal ini disebutkan oleh data kuesioner yang peneliti peroleh
bahwa, pendidik masih menggunakan metode ceramah dan media lectora untuk menyampaikan materi pembelajaran.
b. Ketika wawancara pendidik mengatakan bahwa, masih kurangnya waktu dalam menyampaikan materi pembelajaran, hal ini
disebabkan waktu yang terbatas sedangkan masih banyak materi yang perlu disampaikan terutama pada pembelajaran yang bersifat
praktek. c. Dari hasil pengisian kuesioner dan peninjauan langsung terhadap
fasilitas sekolah, dibutuhkannya pembelajaran yang bersifat online mengingat sarana dan prasarana komputer dan jaringan internet
cukup mendukung di SMK Negeri 1 Bantul. d. Perolehan data kuesioner yang telah diisi menyebutkan bahwa,
pendidik dan peserta didik sering mengakses internet, tetapi dalam
97
pembelajaran masih minim dalam menggunakan internet, sehingga pembelajaran berbasis online perlu diterapkan supaya peserta didik
dapat terkontrol dalam memanfaatkan internet di sekolah. Berdasarkan dari temuan data analisis kebutuhan yang sudah
dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bantul dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan program E-Learning tepat untuk dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan dilapangan. 2. Perencanaan Produk
Tahapan perencanaan dalam mengembangkan program E-Learning di SMK Negeri 1 Bantul dimulai dengan memilih cakupan topik yang
akan dimasukan kedalam E-Learning yang dikembangkan, setelah berdiskusi dengan pendidik yang bersangkutan, ditetapkan untuk
memilih cakupan materi sistem operasi komputer, dikarenakan materi tersebut membutuhkan penyampaian pembelajaran yang ekstra
sehingga peserta didik dapat memahami dan dapat langsung mempraktekan materi yang sudah disampikan. Hal ini dapat dilihat
dengan pendidik yang memakai metode ceramah dan media lectora tetapi masih banyak peserta didik yang belum paham, terlebih lagi
keterbatasan waktu dan ruang dalam penyampaian materi tersebut. Tahapan selanjutnya peneliti melakukan identifikasi karakteristik
peserta didik dalam penggunaan media internet, yang diharapkan analisis tersebut dapat tepat sasaran dengan program E-Learning yang
dikembangkan. Berdasarkan dari hasil analisis kebutuhan peserta
98
didik, dapat diidentifikasi bahwa peserta didik memiliki antusias yang sangat tinggi dalam memanfaatkan internet, dari data kuesioner yang
telah diisi terlihat dari banyak peserta didik yang memiliki account e- mail, dan sering memanfaatkan internet. Hasil dari data kuesioner yang
telah diisi sebagian besar peserta didik membutuhkan untuk dikembangkannya pembelajaran berbasis online tersebut. Dengan
adanya hasil tersebut sangat dimungkinkan dalam mengembangkan pembelajaran berbasis online di SMK Negeri 1 Bantul.
Tahapan berikutnya merupakan identifikasi sarana dan prasarana pendukung supaya program E-Learning yang diterapkan dapat lebih
efektif digunakan, dari hasil data wawancara dan tinjauan langsung di SMK N 1 Bantul diperoleh sarana laboratorium komputer sudah sangat
mencukupi, sebanyak 8 laboratorium komputer tersedia di SMK Negeri 1 Bantul dan di dalamnya ada 4 laboratorium yang sudah bisa
mengakses internet. Selain itu, terdapat hotspot yang bisa di akses oleh peserta didik. Hal ini sangat mendukung dalam melaksanakan program
pembelajaran berbasis online, sehingga peserta didik dapat mengakses pembelajaran tanpa batasan ruang dan waktu.
Tahapan selanjutnya yaitu perencanaan materi yang akan disajikan kedalam program E-Learning. Dari hasil analisis pembelajaran yang
sudah dilakukan, didapat kesimpulan bahwa pembelajaran di SMK N 1 Bantul lebih menekankan pada metode belajar praktek, sehingga
peneliti lebih banyak menggunakan materi berupa video tutorial