92
untuk menunjukkan dasar saintifik penafsiran skor seperti yang direncanakan.
Dalam mengetahui tingkat validitas dari instrument angket ahli media, ahli materi dan peserta didik, peneliti menggunakan expert
judgement, dimana pada pelaksanannya peneliti berkonsultasi dan meminta penilaian dari dosen pembimbing, dosen ahli dalam bidang E-
Learning dan ahli materi dalam bidang materi Sistem Operasi Komputer serta meminta penilaian saran dari subjek uji coba.
H. Teknik Analisis Data
Data-data yang didapatkan dalam wawancara dengan pendidik, analisis kebutuhan peserta didik digunakan untuk menentukan ide awal
pengembangan E-Learning. Disisi lain penilaian dan saran dari ahli media, ahli materi dan peserta didik akan digunakan untuk merevisi E-Learning
yang dikembangkan. Adapun data-data dari validasi ahli materi, ahli media dan para
peserta didik yang sudah menggunakan produk E-Learning akan dianalisis dengan menggunakan statistika deskriptif yang diubah ke dalam bentuk
skala likert dengan skala penilaian 1-5. Penjelasan dari skala ini yaitu: 1. Sangat kurang; 2. Kurang; 3. Cukup; 4. Baik; 5. Sangat baik. Setelah
semua dijumlahkan maka peneliti akan mempresentasekannya. Rumus konversi dari data kuantitatif ke data kualitatif yang dipaparkan oleh
Sukardjo 2008:55. Adapun konversi tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
93
Rumus Rerata Skor
Kategori X Xi + 1,8 x sbi
X 4,2 Sangat Baik
Xi + 0,6 x sbi X ≤ Xi +1,8 x sbi X 3,4 – 4,2
Baik Xi – 1,8 x sbi X ≤ Xi + 0,6 x sbi
X 2,6 – 3,4 Cukup
Xi – 1,8 x sbi X ≤ Xi – 0,6 x sbi X 1,8 – 2,6
Kurang X ≤ Xi – 1,8 x sbi
X ≤ 1,8 Sangat Kurang
Tabel 5. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Keterangan:
Xi Rerata ideal = ½ skor maksimum ideal + skor minimum ideal. Sbi Simpangan baku ideal = 16 skor maksimum ideal – skor minimum
ideal X = Skor aktual
Berdasarkan kriteria penilaian di atas, diperoleh standar kualitas produk media pembelajaran dengan rincian sebagai berikut:
1. Produk media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan sangat layak jika rerata skor yang diperoleh 4,2 keatas.
2. Produk media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan layak jika rerata yang diperoleh antara 3,4 sampai 4,2.
3. Produk media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan cukup jika rerata diperoleh antara 2,6 sampai 3,4.
4. Produk media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan kurang layak jika rerata sko yang diperoleh antara 1,8 sampai 2,6.
5. Produk media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan sangat kurang layak jika rerata skor yang diperoleh 1,8 kebawah.
94
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Pengembangan produk E-Learning sebagai media belajar dengan menerapkan prinsip-prinsip Ruth Clark di SMK Negeri 1 Bantul telah
menyelesaikan serangkaian tahapan-tahapan yang disesuaikan dengan model penelitian dan pengembangan oleh Borg Gall 1989. Dari hasil
penelitian yang sudah dilaksanakan akan peneliti uraikan hasil dari sembilan langkah pelaksanaan penelitian dan pengembangan, mulai dari
penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, perencanaan produk, pengembangan produk dan validasi ahli media, uji coba tahap awal dan
revisi, hasil uji coba lapangan dan revisi serta hasil pelaksanaan lapangan dan revisi.
1. Penelitian Pendahuluan dan Pengumpulan Informasi Pengembangan
E-Learning sebagai media belajar dengan
menerapkan prinsip-prinsip Ruth Clark di SMK Negeri 1 Bantul, dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh melalui analisis
kebutuhan, yang dikemas dalam bentuk wawancara dan pembagian kuesioner kepada pendidik dan peserta didik serta pengamatan
langsung di SMK Negeri 1 Bantul pada tanggal 9 Januari 2016. Adapun pedoman wawancara dan kuesioner yang dibagikan sudah
peneliti sesuaikan dengan kebutuhan peneliti untuk mendapatkan data berupa permasalahan dan kondisi pembelajaran yang ada di SMK
Negeri 1 Bantul. Pengambilan data analisis kebutuhan dilakukan
95
dengan cara wawancara dengan guru mata pelajaran Sistem Operasi Komputer dan beberapa siswa, sedangkan untuk kuesioner diberikan
kepada guru dan seluruh siswa kelas X RPL 2. Hasil observasi yang telah dilaksanakan kepada pendidik diketahui
bahwa, metode yang pendidik gunakan dalam pembelajaran adalah metode ceramah dan diskusi dengan sedikit mengguanakn media
lectora. Selain itu, pendidik sering mengakses internet tetapi minim dalam
memanfaatkan keberadaan
internet tersebut
didalam pembelajaran. Sejalan dengan respon dari peserta didik bahwa mereka
belum pernah mendapatkan variasi pembelajaran yang lebih dari pendidik.
Dilain sisi, dari hasil wawancara secara keseluruhan kelas X RPL 2 bahwa mereka belum pernah menggunakan E-Learning dalam proses
pembelajarannya. Sejalan dengan itu, data kuesioner menyebutkan secara keseluruhan peserta didik kelas X RPL 2 di SMK N 1 Bantul
dapat mengakses internet, akan tetapi dalam memanfaatkan internet dalam pembelajaran hanya untuk mengirim tugas-tugas yang
dikumpulkan melalui e-mail. Sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 1 Bantul sudah
cukup untuk mendukung pembelajaran online. Hal ini dilihat dari tinjauan langsung ke sekolah, dengan tersedianya jaringan internet
dalam bentuk wifi yang bisa diakses oleh peserta didik, serta dari hasil wawancara kepada guru menyebutkan, terdapat depalan laboratorium