Pengertian Ekspresif Hakikat Keterampilan Bercerita Ekspresif Anak Usia 5-6 Tahun
29 b.
Marah Marah adalah ekspresi yang lebih sering diungkapkan pada usia kanak-
kanank dibandingkan dengan takut, karena rangsangan yang menimbulkan kemarahan lebih banyak. Pada usia prasekolah, anak-anak tidak menyukai
gangguan terhadap milik mereka, dan selalu melawan ank lain yang mencoba meraih mainan mereka atau mengganggu mereka selagi bermain. Disekitar umur 4
tahun bahasa digunakan sebagai salah satu reaksi kemarahan Hurlock, 1978: 223 c.
Cemburu Cemburu adalah ekspresi emosi normal terhadap kehilangan kasih sayang
yang nyata, dibayangkan, maupun ancaman dan seringkali berasal dari rasa takut yang dikombinasikan dengan rasa marah. Terdapat tiga sumber munculnya rasa
cemburu dan kadar pentingnya sumber kemunculan berdasarkan umur Hurlock, 1978: 223 yaitu rasa cemburu pada masa kanak-kanak umumnya ditumbuhkan di
rumah, situasi sosial di sekolah berpengaruh pada kecemburuan bagi anak-anak yang berusia lebih tua, serta situasi dimana anak merasa ditelantarkan dalam hal
pemilikan benda-benda seperti yang dimiliki anak lain akan memunculkan rasa cemburu pada anak tersebut. Reaksi cemburu pada anak kecil lebih bersifat
langsung dan agresif sedangkan untuk anak yang lebih besar lebih bermacam- macam, terkadang bersifat agresif apabila terjadi di lingkungan sekolah maupun
lapangan bermain. d.
Dukacita Dukacita adalah trauma psikis, suatu kesengsaraan emosional yang
disebabkan oleh hilangnya sesuatu yang dicintai, dan merupakan salah satu emosi
30 yang paling tidak menyenangkan. Ekspresi dukacita pada anak-anak dapat
dibedakan menjadi ekspresi yang tampak berupa tangisan dan ditekan berupa keadaan apatis yang ditandai dengan hilangnya minat pada hal-hal yang terjadi di
dalam lingkungan Hurlock, 1978: 226. e.
Kegembiraan, keriangan, dan kesenangan Kegembiraan adalah ekspresi emosi yang menyenangkan yang dikenal
juga dengan keriangan, kesenangan atau kebahagiaan. Pada anak prasekolah, rasa senang timbul dari aktivitas yang menyertakan anak lain, terutama teman sebaya,
dan rasa senang sangat kuat apabila prestasi mereka melebihi teman sebaya. Ada berbagai macam ekspresi kegembiraan yang berkisar dari diam,
tenang, puas-diri, sampai meluap-luap dalam kegembiraan yang besar. Semakin meningkatnya usia, anak-anak belajar mengekspresikan kegembiraan mereka
dalam pola kegembiraan yang diterima secara sosial oleh kelompok tempat mereka mempersamakan diri. Anak juga mengekspresikan kebahagiaan mereka
dengan aktivitas otot, seperti melompat-lompat, berguling-guling di lantai, bersorak dengan riang, bertepuk tangan, memeluk orang, binatang, atau obyek
yang menimbulkan kegembiraan mereka, serta tertawa dengan hingar bingar. f.
Kasih sayang Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang, binatang, atau
benda. Anak-anak cenderung paling suka dengan orang-orang yang menyukai mereka dan anak-anak bersikap “ramah-tamah” terhadap orang tersebut. Setelah
anak memasuki sekolah, mereka cenderung menganggap bahwa demonstrasi fisik untuk mengekspresikan kasih sayang adalah kekanak-kanakan dan hal itu
31 membuat mereka canggung. Sebagai gantinya mereka lebih suka
mengungkapkannya dengan kata-kata, seperti menyebut teman mereka sebagai “teman yang baik” atau “sahabat”.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai bercerita dan ekspresi dapat disimpulkan bahwa bercerita dan ekspresi saling berkaitan. Dalam sebuah
kegiatan bercerita, seseorang harus menyampaikannya dengan ekspresi emosional diri yang bertujuan untuk memberikan penekanan pada cerita yang disajikan agar
menarik perhatian orang lain sebagai lawan bicara. Seorang anak pada usia ini berada dalam masa yang aktif dan ekspresif. Mereka dapat menyampaikan
berbagai ide, gagasan, dan perasaan mereka dalam perkataan maupun sikap. Namun, pada usia ini anak sudah dapat membangun pemikiran diri bagaimana
sikap yang harus mereka tunjukan atau ekspresikan agar diterima dalam lingkungan sosial.
Anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep baru ketika mereka mencoba memecahkan masalah dengan mainan yang memiliki objek konkrit, dan
terkait dengan mental content. Selain itu, jika mengajarkan bahasa pada usia taman kanak-kanak dengan memperkenalkan sebuah huruf maka seorang guru
atau orang tua di rumah diharuskan bersuara dengan jelas dan benar Harun, Mansyur, Suratno, 2009: 133 dan menunjukkan benda secara langsung,
sehingga konsep anak tentang benda tersebut terbangun. Selain ekspresi wajah, gesture juga digunakan untuk memperlihatkan
serangkaian sikap, emosi, dan pesan-pesan lainnya. Menurut Gerard Nierenberg dan Henry Calero mengemukakan bahwa gerak-gerik digunakan untuk
32 mengekspresikan berbagai hal diantaranya, keterbukaan, sikap bertahan, kesiapan,
menentramkan hati, frustasi, keyakinan diri, kegelisahan, penerimaan, pengharapan, hubungan dan kecurigaan Gordon, 2006: 83.
Penggunaan gerak tubuh atau gesture harus diperhatikan penempatannya, karena seseorang yang berbeda daerah dengan kita dibelahan dunia manapun
memiliki pemahaman yang berbeda dengan apa yang kita maksudkan. Pada anak mungkin tidak terlalu memperhatikan perbedaan tersebut, karena pada dasarnya
setiap anak dimanapun sama mereka akan senang bersosialisasi dengan banyak teman, bermain dan tertawa bersama dengan gerak-gerik tubuh yang hampir sama.
Dalam kehdupan sehari-hari perlu adanya pendampingan orang dewasa sebagai permodelan gerak-gerik anak, karena lingkungan berpengaruh.
Gerakan tubuh yang terbuka dapat menjadi cara yang sangat berguna untuk bisa menciptakan komunikasi yang yang hangat, penuh kepercayaan dan
keramah tamahan Gordon, 2006: 104. Anak akan dapat berkomunikasi dengan gerakan tubuh yang baik jika lingkungan sekitar juga memberikan contoh yang
baik, dan sebaliknya jika lingkungan memberikan contoh yang kurang baik dapat berpengaruh pula pada gesture anak. Dalam gerak-gerik tubuh, seluruh anggota
tubuh dapat digunakan sebagai penyampaian maupun penerimaan informasi, ide, maupun perasaan emosi anak.