Pelaksanaan Tindakan Siklus II
96
pesan dan informasi yang ingin
disampaikan 3.
Kenyaringan suara 7
77.7 2
22,2 Baik
4. Kelancaran bercerita
7 77.7
2 22,2
Baik
Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada indikator pengekspresian wajah sesuai dengan cerita sudah dapat dilakukan dengan baik oleh 8 anak, yaitu
RA, ZU, RM, RF, FA, RE, FE dan RO. Penggunaan gesture mencapai 77.7 dari jumlah 7 anak yang mampu, yaitu RA, ZU, RM, FA, RE, FE dan AD. Sedangkan
untuk indikator kenyaringan suara, RA, ZU, RM, RF, FA, RE, dan RO sudah mampu melaksanakan dengan baik. Kelancaran bercerita juga sudah mencapai
77.7 dengan 7 anak mampu, yaitu RA, ZU, RF, FA, RE, FE, dan AD. Sehingga persentase indikator keberhasilan kelas untuk pertemuan pertama pada Siklus II
untuk semua indikator berada pada kriteria baik-sangat baik dapat dilihat pada lampiran nilai anak halaman 131.
2 Pertemuan kedua Siklus II
Pelaksanaan pertemuan kedua pada Siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 Januari 2014 dengan tema ”Rekreasi” dan sub tema “Tempat Rekreasi
Pantai”. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pukul 08.30 WIB sampai 09.30 WIB. Kegiatan sebelum pembelajaran diisi dengan tanya jawab mengenai tema dan
pengalaman anak sebelum berangkat sekolah, kegiatan imtaq yaitu hafalan do’a dan surat pendek, serta tepuk-tepuk islami. Pada kegiatan awal pembelajaran,
anak langsung menuju ruang kelas dan duduk di kursi masing-masing dengan tertib dan rapi. Guru mengucap salam, memanggil nama anak dan langsung
menanyakan kabar dengan bernyanyi.
97 Kegiatan belajar dilanjutkan dengan apersepsi tentang “Tempat Rekreasi”
dan setelah pada pertemuan sebelumnya guru menjelaskan mengenai tempat pemancingan, pada pertemuan kedua guru menjelaskan tentang pantai. Guru
menanyakan kepada anak tentang apa saja yang anak ketahui tentang pantai. Proses apersepsi berlangsung aktif, anak-anak bercerita banyak mengenai hal
yang mereka ketahui tentang tema yang dibahas. Guru menanyakan kepada anak tentang apa yang belum dimengerti dari tema yang dibahas. Setelah apersepsi
selesai dilaksanakan, guru mengajak anak untuk bernyanyi. Kegiatan inti dimulai dengan langsung melakukan role playing. Guru
menjelaskan mengenai media apa saja yang tersedia untuk bermain peran hari itu. Pantai yang sudah dipersiapkan oleh peneliti dan guru berada di halaman sekolah
dengan memanfaatkan pasir yang ada. Anak antusias bermain dengan berekreasi di pantai. Semua anak bermain dengan aktif dan memilih media apa yang
digunakan untuk bermain sesuai dengan keinginan anak. Sepanjang bermain anak- anak terus bercerita hal-hal yang berhubungan dengan pantai. Semua anak sudah
baik dalam pemahamannya mengenai permainan yang dilakukan. Guru pendamping sesekali ikut dalam kelompok dengan terus mengamati permainan
yang dilakukan anak. Peneliti mengamati perkembangan keterampilan bercerita anak sesuai
dengan aspek penilaian yang tertera dalam instrument penelitian, yaitu pengekspresian wajah, penggunaan sikap gesture, kenyaringan suara dan
kelancaran dalam bercerita saat memainkan sebuah peran sudah baik. Ketika anak bermain mereka akan dengan mudah berkomunikasi dengan anak lain tanpa beban
98 seperti hal nya harus berbicara di depan kelas, anak dapat mengucapkan
bermacam kata yang mencerminkan siapa dirinya dan apa yang sedang dilakukan dengan tujuan memberikan penjelasan kepada teman lain. Penjelasan anak
mengenai kegiatan yang dimainkan oleh dapat dibantu dengan berbagai properti yang disiapkan guru, seperti alat-alat, dan media lain yang mendukung seperti
media yang digunakan untuk berekreasi di pantai. Peneliti juga menemukan hampir keseluruhan anak sudah dapat bercerita dengan baik dengan kalimat yang
sederhana dapat dilihat CL.5 Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengevaluasi hasil
pembelajaran dengan cara tanya jawab dan diskusi tentang kegiatan apa saja yang sudah dilakukan pada hari itu. Anak menjawab pertanyaan guru dengan cukup
baik masih dengan berbagai pertanyaan untuk semakin memunculkan keberanian anak mengemukakan ide mereka. Anak diberi banyak kesempatan kesempatan
mengungkapkan hal-hal yang sulit untuk mereka atau hal-hal yang menyenangkan selama pembelajaran. Anak terlihat senang dan tanpa beban dalam kegiatan
bermain ini, karena tidak adanya tugas yang harus anak selesaikan. Guru memberi tahukan tentang kegiatan yang akan dipelajari esok hari. Kegiatan selanjutnya
dilanjutnya do’a sebelum pulang dan salam. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan di atas menunjukkan bahwa
keterampilan bercerita ekspresif anak mulai mengalami peningkatan secara bertahap. Peningkatan ini dilihat dari keterampilan pengekspresian wajah dan
penggunaan intonasi dalam bercerita. Hasil keterampilan bercerita ekspresif pada tindakan pertemuan pertama dapat dilihat sebagai berikut:
99
Tabel 12. Data Observasi Siklus II Pertemuan 2
No Aspek yang diamati
Pertemuan II Kriteria
Jumlah Anak
yang Mampu
Jumlah Anak
yang Mampu
Persentase Jumlah
Anak yang
Belum Mampu
Persentase 1.
Pengekspresian wajah sesuai dengan cerita
9 100
- -
Sangat Baik
2. Penggunaan sikap
gesture yang sesuai untuk memperjelas pesan
dan informasi yang ingin disampaikan
9 100
- -
Sangat Baik
3. Kenyaringan suara
8 88.8
1 11,1
Sangat Baik
4. Kelancaran bercerita
8 88.8
1 11,1
Sangat Baik
Pada tabel data observasi pertemuan kedua di atas, diketahui bahwa pada indikator pengekspresian wajah sesuai dengan cerita dan penggunaan gesture
sudah dapat dilakukan oleh seluruh anak dengan persentase 100. Sedangkan untuk indikator kenyaringan suara, sudah meningkat sebanyak 8 anak yang
mampu melakukan dengan baik, yaitu RA, ZU, RM, RF, FA, FE, AD, dan RO. Sama halnya dengan indikator kenyaringan suara, untuk indikator kelancaran
bercerita pada pertemuan kedua ini sudah mencapai 88.8 dari jumlah 8 anak, yaitu RA, ZU, RM, RF, FA, RE, FE, dan RO. Sehingga indikator keberhasilan
kelas untuk semua indikator berada pada kriteria sangat baik dapat dilihat pada lampiran nilai anak halaman 132.