Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

32 pada hubungan ini sangat diperlukan untuk kesatuan dan kontinuitas konsep dalam matematika sekolah sehingga siswa dapat dengan segera menyadari bahwa suatu konsep yang mereka pelajari memiliki persamaan atau perbedaan dengan konsep yang sudah mereka pelajari. Dengan demikian manfaat praktis yang akan diperoleh adalah berkaitan dengan pengembangan kemampuan siswa untuk menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dalam usaha tersebut dibutuhkan suatu proses belajar. Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Menurut teori ini, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yanng berkesinambungan dengan lingkungan Hamzah B. Uno, 2005:10. Jerome Bruner Hamzah B. Uno, 2005:10 menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat diperoleh dengan cara diberikan atau ditransfer dari orang lain, tetapi dibentuk dan dikonstruksi oleh individu itu sendiri, sehingga siswa itu mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya. Masalah hasil belajar, menjadi masalah yang cukup penting dalam proses belajar mengajar, karena sering kali hasil belajar dijadikan tolak ukur indikator keberhasilan suatu proses belajar pembelajaran. Dalam mencapai hasil belajar yang optimal banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik. Untuk meningkatkan hasil belajar tersebut banyak alternatif cara yang bisa digunakan. Dalam penelitian ini dipilih pendekatan pembelajaran 33 matematika realistik. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik PMR merupakan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang selalu menggunakan masalah-masalah yang realistik. Kebermaknaan konsep matematika merupakan konsep utama dari Pendidikan Matematika Realistik. Dalam proses belajar, hanya akan terjadi jika pengetahuan yang dipelajari bermakna bagi siswa. Suatu pengetahuan akan menjadi bermakna bagi siswa jika proses pembelajaran dilaksanakan dalam suatu konteks atau pembelajaran menggunakan masalah realistik. Pembelajaran akan bermakna jika siswa dapat mengkonstruk sendiri pengetahuannya. Hal ini sesuai dengan karakteristik perkembangan anak yang masih berada pada masa operasional konkret. Pada tahap ini, anak lebih mudah mempelajari sesuatu yang nyata dan dapat ditemui dalam kehidupan mereka dan masih kesulitan untuk dapat mempelajari sesuatu yang bersifat abstrak, sehingga diharapkan guru dapat menyampaikan matematika dengan diawali permasalahan yang nyata atau kontekstual bagi siswa. Matematika sebelumnya dianggap sebagai suatu mata pelajaran yang menjenuhkan, membosankan dan sulit bagi siswa. Pembelajaran matematika realistik merupakan pembelajaran matematika berdasar pada ide bahwa aktivitas manusia harus dihubungkan secara nyata. Dimana siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya. Hal tersebut sesuai dengan teori kognitif bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, tetapi belajar harus dapat melibatkan siswa secara aktif mengalami sendiri secara realistik agar dapat menentukan suatu konsep. 34 Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika realistik tepat apabila digunakan untuk meningkatkan hasil belajar anak dalam pembelajaran matematika.

F. HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan uraian di atas, dapat diajukan hipotesis tindakan yaitu hasil belajar siswa dapat meningkat melalui penerapan Pembelajaran Matematika Realistik pada mata pelajaran matematika untuk kelas V SD N Malangrejo.