Karakteristik pembelajaran matematika ralistik

28 siswa mengamati keterangan yang tertera pada botol mengenai volume air dalam gelas dan air mineral. Ukuran itu digunakan untuk mengetahui ukuran alat ukur yang mereka gunakan untuk mengisi air dalam ember selama 1 menit. Untuk mengetahui berapa volume air dalam ember selama 1 menit, setiap kelompok mengisi air dalam ember menggunakan kran air, dan memasukkan air tersebut ke dalam gelas dan botol ukur yang telah disediakan. Masing-masing kelompok menyelesaikan pekerjaan dengan membuat statistik dari data yang telah dikumpulkan. Masing-masing kelompok mendiskusikan data yang mereka peroleh. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Pada akhir pembelajaran, siswa diminta melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan kegiatan ini, ternyata pemahan siswa meningkat secara nyata terhadap materi tentang debit. Pengalaman belajar siswa dengan menemukan sendiri konsep dan prinsip suatu materi pelajaran menyebabkan materi pelajaran tersebut akan tersimpan pada memori permanen dalam otak. Sebaliknya, jika siswa mendapatkan pengalaman hanya dari mendengarkan guru menjelaskan materi menyebabkan siswa cepat melupakan materi tersebut karena hanya tersimpan dalam memori sementara atau paling tinggi pada memori kerja. 29

D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Sebagai seorang guru yang baik adalah dapat memahami dan mengenal peserta didiknya. Dengan mengenal dan memahami peserta didiknya guru dapat memberikan pendidikan dan pembelajaran secara tepat. Dari segi antropologis, anak didik itu pada hakikatnya sebagai makhluk individual, makhluk sosial, dan makhluk susila Suharjo, 2006:35. Sebagai makhluk individual, anak itu mempunyai karakteristik yang khas yang dimiliki oleh dirinya sendiri dan tidak ada kembarannya dengan yang lain Suharjo, 2006:35. Jadi setiap anak itu memiliki perbedaan-perbedaan individual yang secara alami ada pada setiap pribadi anak. Anak didik sebagai makhluk sosial berarti makhluk yang harus hidup dalam kelompok sosial sehingga tercapai martabat kemanusiaannya Suharjo, 2006: 36. Anak didik hidup dengan orang lain , tolong– menolong, kerjasama, saling memberi dan menerima, dan membutuhkan orang lain untuk mengisi dan mlengkapi ketidak lengkapnya. Sebagai makhluk susila, anak didik itu pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, dan mampu membedakan hal-hal yang baik dari yang buruk sesuai dengan norma-norma tertentu yang didasarkan ajaran agama tertentu Suharjo, 2006: 36.