Upacara-Upacara Adat pada Suku Batak Toba Upacara Kehamilan Mangganje Upacara Kelahiran Mangharoan

2.5.3. Upacara-Upacara Adat pada Suku Batak Toba

Jenis upacara adat Batak Toba dimulai dari masa dalam kandungan, kelahiran, penyapihan, penyakit, malapetaka, hingga kematian. Peralihan dari setiap tingkat hidup ditandai dengan pelaksanaan suatu upacara adat khusus. Upacara adat dilakukan agar terhindar dari bahaya celaka yang akan menimpa, memperoleh berkat, kesehatan dan keselamatan. Inilah salah satu prinsip yang terdapat di balik pelaksanaan setiap upacara adat suku Batak Toba. Beberapa upacara adat yang dijumpai pada masyarakat Batak Toba di antaranya: mangganje kehamilan, mangharoan kelahiran, martutu aek dan mampe goar permandian dan pemberian nama, manulangi menyulangi, hamatean kematian, dan mangongkal holi menggali tulang belulang.

2.5.4. Upacara Kehamilan Mangganje

Sebelum si Ibu melahirkan, orangtua dari si Ibu sebaiknya memberikan makanan adat batak berupa ikan batak jenis ikan Mahseer dari genus Tor Dekke Jurung-jurung dan ulos tondi dengan tujuan agar si Ibu sehat-sehat pada waktu melahirkan dan anak yang akan dilahirkan menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa serta pada sanak saudara. Jika waktu untuk melahirkan sudah tiba sanak saudara memanggil “Si Baso” dukun. Dukun beranak akan memberikan obat agar si Ibu tidak susah untuk melahirkan yang disebut salusu. Salusu adalah satu butir telur ayam kampung yang terlebih dahulu didoakan, selesai didoakan dihembus, kemudian dipecah lalu diberikan kepada si ibu untuk ditelan. Universitas Sumatera Utara

2.5.5. Upacara Kelahiran Mangharoan

Setelah si Ibu melahirkan si baso mematok tali pusat bayi dengan sisik bambu yang tajam dengan beralaskan buah ubi rambat dengan ukuran 3 jari bayi. Kemudian penanaman ari-ari bayi menurut orang Batak Toba biasa ditanam di tanah yang becek sawah. Ari-ari dimasukkan dalam tandok kecil yang dianyam dari pandan bersama dengan 1 biji kemiri, 1 buah jeruk purut dan 7 lembar daun sirih. Setelah bayi lahir si dukun memecahkan kemiri dan mengunyahnya kemudian memberikannya kepada bayi dengan tujuan untuk membersihkan kotoran yang dibawa bayi dari kandungan sekaligus membersihkan perjalanan pencernaan makanan yang pertama yang disebut tilan kotoran pertama. Si dukun memberikan kalung yang berwarna merah, putih, hitam bersama soit dan hurungan tondi . Soit adalah sebuah anyaman kalung yang terdapat dari buah sebuah kayu. Hurungan Tondi adalah buah kayu yang bernama kayu Hurungan Tondi , buah kayu yang bertuliskan tulisan batak. Kalung ini mempunyai kegunaan agar jauh dari seluruh mara bahaya, tekanan angin, petir dan seluruh setan jahat. Untuk perawatan Ibu yang baru melahirkan, diberikan makanan dugu-dugu. Dugu-dugu adalah sebuah makanan ciri khas Batak Toba pada saat melahirkan, yang diresep dari bangun-bangun, daging ayam, kemiri dan kelapa. Makanan ini berfungsi untuk melancarkan peredaran darah bagi si Ibu yang baru melahirkan membersihkan darah kotor bagi Ibu yang melahirkan menambah, menghasilkan air susu Ibu dan sekaligus memberikan kekuatan melalui ASI kepada anaknya. Universitas Sumatera Utara

2.5.6. Upacara Permandian dan Pemberian Nama Martutu aek