RUMUSAN MASALAH KAITAN KEBIASAAN KONSUMSI TUAK TERHADAP

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah penelitian ini adalah : “bagaimana persepsi tentang sehat dan kebiasaan mengonsumsi Tuak suku Batak Toba di Desa Meat Kecamatan Tampahan Kabupaten Toba samosir”.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui persepsi tentang sehat dan kebiasaan mengonsumsi tuak suku Batak Toba di Desa Meat.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui persepsi tentang sehat suku Batak Toba 2. Untuk mengetahui persepsi tentang kebiasaan mengonsumsi Tuak pada suku Batak Toba di Desa Meat Kecamatan Tampahan Kabupaten Toba Samosir

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1. Bagi pendidikan Keperawatan

Penelitian ini diharapakan menjadi sumber pengetahuan dalam ilmu keperawatan.

1.4.2. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, pengetahuan,dan pengalaman bagi peneliti selanjutnya. Universitas Sumatera Utara

1.4.3. Bagi masyarakat Suku Batak Toba

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat suku Batak Toba dalam pentingnya pendidikan kesehatan dan dampak kebiasaan mengonsumsi Tuak yang berlebih serta dapat merubah perilaku minum tuak yang berlebihan tersebut. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PERSEPSI 2.1.1. Pengertian Persepsi Persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus di dalam lingkungan Atkinso dkk, 1983, persepsi berkenaan dengan fenomena di mana relasi antara stimulus dan pengalaman yang lebih kompleks ketimbang dengan fenomena yang ada pada sensasi, fenomena persepsi tergantung pada proses yang lebih tinggi. Oleh James P. Chaplin 1981 dikatakan bahwa persepsi adalah proses untuk mengetahui ataupun mengenal objek – objek atau kejadian objektif yang menggunakan indra dan kesadaran dari proses organis. Dalam kegiatan persepsi melibatkan kelompok penginderaan dengan penambahan arti yang berasal dari pengalaman dari pengalaman di masa lalu. Variabel yang menghalangi atau yang ikut terlibat dalam persepsi berasal dari kemampuan organisme melakukan perbedaan rangsangan. Menurut pandangan psikologi kontemporer, persepsi secara umum diperlakukan sebagai satu variabel campur tangan variabel intervening yang tergantung pada faktor – faktor motivasional. Arti suatu objek atau kejadian objektif ditentukan kondisi perangsang atau faktor organisme. Dengan alasan ini, maka persepsi mengenai lingkungan ditanggapi dengan berbeda, yakni tergantung kepada aspek situasi yang memberikan arti khusus bagi diri seseorang. Secara umum, persepsi adalah proses mengamati situasi dunia luar dengan menggunakan proses perhatian, pemahaman, dan pengenalan terhadap objek atau Universitas Sumatera Utara peristiwa. Persepsi diorganisasikan dalam bentuk ,latar dasarground, garis, dan kejelasan.

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Faktor – faktor yang mempengaruhi pesepsi adalah: a. Minat, artinya semakin tinggi minat seseorang terhadap suatu objek atau peristiwa, maka makin tinggi juga minatnya dalam mempersepsikan objek atau peristiwa. b. Kepentingan, artinya semakin dirasakan penting terhadap suatu objek-objek persepsinya. c. Kebiasaan, artinya semakin sering dirasakan orang objek atau peristiwa, maka semakin terbiasa dalam membentuk persepsi. d. Konstanti, artinya adanya kecenderungan sesorang untuk melihat objek - objek atau kejadian secara konstan sekalipun bervariasi dalam bentuk, ukuran, warna dan kecemerlangan.

2.2. SEHAT

2.2.1. Definisi Sehat

Berabad – abad lalu, sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Karenanya, segala sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap sebagai kondisi tidak sehat yang harus dicegah. Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya terus – menerus berubah. Kesehatan mempengaruhi tingkat fungsi seseorang, baik dari segi fisiologis, psikologis, dan dimensi sosiokultural. Keadaan sehatnormal sendiri merupakan hal yang sulit di definisikan. Setiap orang atau kelompok memiliki pemahaman yang berbeda Universitas Sumatera Utara mengenai hal tersebut. Meski rumit dan bervariasi, suatu keadaan bisa dikatakan normalsehat setelah memenuhi parameter tertentu. Selanjutnya, konsep umum tentang keadaan normalsehat akan menggunakan nilai rata – rata parameter tersebut sebagai acuannya. Nilai rata – rata tersebut dikenal dengan istilah nilai normal. Sebagai contoh, kadar natrium normal pada orang dewasa adalah 136 – 145 mmoll. Secara umum, ada beberapa definisi sehat yang dapat dijadikan sebagai acuan. a. Menurut WHO. Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. b. Menurut Parson. Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif. c. Menurut undang – undang Kesehatan RI No. 23 Tahun 1992. Sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

2.2.2. Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat adalah suatu gaya hidup dengan memperhatikan faktor- faktor tertentu yang mempengaruhi kesehatan, antara lain makanan dan olahraga. Selain itu gaya hidup seseorang juga mempengaruhi tingkat kesehatannya, misalnya jika suka merokok dan minum minuman keras, tentu saja bukan pola hidup sehat. Menurut Health Promotion Glossary WHO 1998 Lifestyle is a way of living based on identifiable patterns of behaviour which are determined by the Universitas Sumatera Utara interplaybetween an individual’s personal characteristics, social interactions, and socioeconomicand environmental living condition. Gaya hidup sehat adalah pilihan sederhana yang sangat tepat untuk dijalankan. Hidup dengan pola makan, pikiran, kebiasaan dan lingkungan yang sehat. Sehat dalam arti kata mendasar adalah segala hal yang kita kerjakan memberikan hasil yang baik dan positif. Hidup sehat adalah hidup dengan fisik, psikologi, lingkungan dan finansial yang sehat, cukup dan baik. Menurut tabloid gaya hidup sehat, hidup sehat itu adalah cara menyelenggarakan proses kehidupan sehingga memberikan kondisi positif bagi diri sendiri dan lingkungan. Pola perilaku behavioral patterns akan selalu berbeda dalam situasi atau lingkungan sosial yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak ada yang menetap fixed. Gaya hidup individu, yang dicirikan dengan pola perilaku individu, akan memberi dampak pada kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang lain. Dalam gaya hidup sehat seseorang dapat diubah dengan cara memberdayakan individu agar merubah gaya hidupnya, tetapi merubahnya bukan pada si individu saja, tetapi juga merubah lingkungan sosial dan kondisi kehidupan yang mempengaruhi pola perilakunya. Menurut Depkes RI, gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan yang buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Menurut Depkes RI indikator gaya hidup sehat antara lain : perilaku tidak merokok, pola makan sehat dan seimbang dan aktivitas fisik yang teratur. Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Model paradigma hidup sehat the well being paradigma

Merupakan keadaan derajat kesehatan masyarakat yang menyatakan tingkat derajat atau tingkat baiknya status kesehatan masyarakat. Keadaan sehat menurut Hendrik L. Blum, adalah keadaan baik well being dari unsur somatik, sosial, dan psikis. Pada dasarnya kondisi status kesehatan masyarakat merupakan suatu spektrun luas antara masyarakat yang berada dalam keadaan sehat optimum sampai masyarakat yang berada dalam keadaan sakit berat atau menjelang kematian, dapat dikategorikan dalam empat spektrum, yaitu sebagai berikut. 1. Stage of Optimum Health tahap sehat optimum, yaitu kondisi kesehatan yang optimum, dimana terdapatnya fungsi – fungsi unsur somatis, psikis, dan sosial secara optimum. 2. Stage of Sub-optimum Health atau Incipient Illness tahap sehat suboptimum atau sakit ringan,yaitu kondisi kesehatan yang menurun dan terdapat gangguan fungsi ringan dari somatik, psikis, dan sosial. 3. Stage of Over Illness atau Disability tahap sakit atau terganggu, yaitu kondisi kesehatan yang sangat menurun dan terdapat gangguan fungsi yang jelas serta menunjukkan gejala ketidakmampuan atau gangguan kegiatan dan kecakapan sehari – hari. 4. Stage of Very Serious Illness atau Approaching Death tahap sakit berat dekat kematian, yaitu kondisi kesehatan yang sangat menurun dan telah mengancam eksistensi kehidupan atau vitalitas seseorang. Hendrik L. Blum menjelaskan empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu atau masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan Universitas Sumatera Utara faktor determinan atau penentu timbulnya masalah kesehatan pada seseorang individu atau kelompok masyarakat. Keempat faktor tersebut terdiri atas komponen – komponen berikut ini. 1. faktor lingkungan environment yang terdiri atas lingkungan sosial ekonomi, fisik, dan politik. 2. Faktor perilaku gaya hidup atau life style dari individu atau kelompok masyarakat. 3. Faktor pelayanan kesehatan medical care service yang meliputi jenis, cakupan, dan kualitasnya. 4. Faktor genetik keturunan. Keempat faktor tersebut juga saling berinteraksi secara dinamis yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan kelompok masyarakat. Di antara keempat faktor tersebut, faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Alasan lain mengapa faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan, karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh ulah atau perilaku manusia.

2.2.4. Ciri-ciri Masyarakat Sehat

Ciri-ciri masyarakat yang sehat menurut Mubarak 2009 adalah sebagai berikut: 1. Adanya peningkatan kemampuan dari masyarakat untuk hidup sehat 2. Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya pengangkatan kesehatan, terutama untuk ibu dan anak. Universitas Sumatera Utara 3. Berupaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup. 4. Selalu meningkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi masyarakat. 5. Berupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.

2.2.5. Pola Makan Orang Dewasa

Menu makan untuk orang dewasa yakni dengan komposisi atau jenis makanan yang hendaknya dikonsumsi dalam sehari yakni : 1. Makanan yang bervariasi dengan sekurang-kurangnya 1 piring nasi dengan ½ mangkok sayuran dan ¾ buah, untuk memenuhi semua zat gizi yang diperlukan hendaknya memilih makanan-makanan yang berbeda dari setiap kelompok makanan. 2. Memilih makanan dengan lemak tidak melebihi 30kkal, mengurangi makanan yang mengandung lemak. Selain menu makanan, perlu juga diperhatikan dan diterapkan Pedoman Umum Gizi Seimbang PUGS. Dalam PUGS susunan makanan yang dianjurkan adalah menjamin keseimbangan zat gizi. Hal ini dapat dicapai dengan mengonsumsi beraneka ragam makanan tiap hari, tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat gizi yang di masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan Universitas Sumatera Utara mempertahankan status gizi yang baik dan kesehatan yang optimal. Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut : 1. Makanlah aneka ragam makanan. Sebagai sumber zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh setiap harinya. 2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Energi diperlukan untuk mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melekukan aktifitas fisik. 3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi. Karbohidrat merupakan energi utama bagi manusia. 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energi. Untuk mengurangi terjadinya penimbunan lemak dalam tubuh. 5. Gunakan garam beryodium. Yang berguna untuk mengatur perkembangan dan pertumbuhan. 6. Makanlah makanan sumber zat besi. Berguna sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel. 7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 4 bulan. 8. Biasakan makan pagi. Sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah, sebagai sumber energi. 9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya. 10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur. Universitas Sumatera Utara 11. Hindari minuman beralkohol. Dapat menyebabkan penyakit kanker dan jantung. 12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan yang terhindar dari bahan pencemar, racun, dan bahan berbahaya lainnya. 13. Bacalah label pada makanan yang dikemas. Menghindari makanan yang telah lewat tanggal kadaluarsa Almatsier 2004.

2.3. KEBIASAAN MENGONSUMSI TUAK

2.3.1. Tuak

Tuak adalah minuman beralkohol khas Batak, yang terbuat dari batang kelapa atau batang aren yang di ambil airnya kemudian dicampurkan dengan raru. Ada juga tuak yang tidak dicampur dengan raru atau yang disebut dengan tuak tangkasan , tuak ini dahulu dipakai untuk upacara adat Ikagemi 1997. Menurut Siahaan 1982, tuak tangkasan berasal dari mayang bagot yang mana pohon bagot ini dulunya berasal dari seorang putri yang bernama Putri si boru Sorbajati yang dipaksa orang tuanya kawin dengan seorang laki-laki cacat yang tidak disukainya. Tetapi karena tekanan orang tua yang sudah menerima uang mahar, si boru Sorbajati meminta agar dibunyikan gendang dimana dia menari dan akan menentukan sikap. Sewaktu menari di rumah, tiba-tiba dia melompat ke halaman sehingga terbenam ke dalam tanah. Kemudian dia menjelma tumbuh sebagai pohon bagot, sehingga tuak itu disebut aek air Sorbajati. Karena perbuatan bunuh diri itu dianggap sebagai perbuatan terlarang, maka tuak tidak dimasukkan pada sajian untuk Dewata. Tuak hanya menjadi sajian untuk roh-roh nenek moyang. Universitas Sumatera Utara Dahulu tuak bukanlah sebuah minuman yang dapat diperdagangkan tetapi hanya untuk diminum sendiri, sesudah zaman nomensen maka perubahan terjadi dimana tuak sudah mulai diperdagangkan. Laki laki batak pada masa lampau sesudah bekerja di sawah ataupun diladang mereka kemudian berkumpul melepaskan lelah sambil bercerita-cerita. Saat itu dari pihak keluarga ada saja yang menyuguhkan tuak, percakapan mereka dapat melingkupi hal-hal yang berhubungan dengan adat, politik, keluarga, agama, masalah pertanian, maupun masalah-masalah lainnya,serta sekaligus tempat untuk menanamkan pengetahuan terhadap budaya Batak. Dalam perkembangan selanjutnya terasa bahwa tempat-tempat berkumpul orang Batak sudah tidak ideal lagi, serta lingkungan sudah tidak lagi mendukung untuk memberikan tuak secara gratis kepada masyarakat, maka timbullah istilah lapo yang berasal dari kata lepau dan yang berarti kedai tempat berjualan dan yang mana kedai ini lebih terkenal dengan istilah lapo tuak, di lapo inilah orang batak biasanya bertemu selepas pulang bekerja untuk bersantai sambil bercerita,bernyanyi dan sambil menikmati tuak dan tambul diantaranya daging babi, anjing, biawak dan ular. Tambul ini disajikan oleh pemilik lapo atau dibawa sendiri oleh peminum yang datang ke lapo tersebut.

2.3.2. Arti Tuak bagi Suku Batak

Tuak adalah minuman penting di kawasan Tapanuli Utara diminum waktu santai, pesta, kelahiran anak, perkawinan, kematian, musyawarah dan juga sebagai obat. Orang yang baru pulang bekerja terutama kaum laki-laki biasanya akan singgah terlebih dahulu di lapo tuak, sambil bersantai dan berbincang bincang Universitas Sumatera Utara dengan rekan kerjanya. Biasanya Suku Batak dalam sebuah pesta akan menghadirkan tuak, menurut mereka seandainya orang minum tuak akan semakin lancar dalam berbicara dan orang tersebut akan dapat mengungkapkan apapun yang ada dalam perasaannya. Tuak mempunyai arti yang khusus bagi Suku Batak karena tuak dapat digunakan sebagai sarana keakraban, sebagai pengungkapan rasa terima kasih dan juga minuman persahabatan. Pada masa lampau, ibu-ibu yang sedang hamil atau baru melahirkan akan diberikan tuak untuk diminum dengan harapan ASI Air Susu Ibu dapat keluar dengan banyak. Hal ini akan menyebabkan anak yang dilahirkan menjadi kuat karena tidak kehabisan ASI sebelum waktunya . Selain itu ibu-ibu yang baru melahirkan juga diberi makanan berupa ayam cincang yang dicampur dengan tuak, makanan tersebut diberi nama bangun-bangun, manfaatnya agar ibu-ibu yang baru melahirkan menjadi pulih kembali kekuatannya. Namun sekarang sudah tidak diberi lagi, dengan alasan meminum tuak dapat mengakibatkan perasaan pening pada ibu-ibu yang mengkonsumsinya.

2.3.3. Proses Pembuatan Tuak

Proses pembuatan tuak dibagi menjadi dua yaitu ada tuak yang terbuat dari batang aren dan batang kelapa, masing-masing pembuat tuak atau yang disebut dengan paragat mempunyai resep masing-masing dalam membuat tuak, biasanya resep ini akan turun-temurun kepada anak-anak pembuat tuak tersebut. Tuak yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Tapanuli Utara adalah tuak yang terbuat dari batang aren atau dalam bahasa bataknya bagot. Tuak merupakan sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren Arenga pinnata. Kalau dalam Universitas Sumatera Utara bahasa Indonesia, sadapan dari enau atau aren disebut nira. Komponen utama nira adalah air 88,85, karbohidrat dalam bentuk sukrosa 10,02, protein 0,23,lemak 0,02, dan mineral 0,03 yaitu kalsium dan fosfor. Kerusakan nira disebabkan akibat aktivitas bakteri Acetobacter sp dan khamir Saccharomyces sp yang dapat memfermentasi sukrosa menjadi alkohol Halim, 2008. Tuak yang ditampung pagi hari dikumpulkan, setelah uji coba rasanya, paragat memasukkan ke dalam bak tuak sejenis kulit kayu yang disebut raru supaya cocok rasanya. Kadar alkohol dalam tuak yang dibiarkan lama sebanyak 10 Mustafa,1983, sedangkan menurut Sunanto 1993 kadar alkohol etanol dalam tuak yang diperdagangkan dan dikonsumsi di Sumatera Utara rata- rata 4. Komposisi zat gizi setiap satu gelas tuak adalah energi 110,0 kkal, protein 1,3 gr, alkohol 10,3 gr, lemak 0,52 gr, kalsium 10,4 mg dan fosfor 83,2 mg. Sedangkan untuk alkohol dapat menghasilkan 7,1 kkal gr alkohol dalam setiap oksidasinya.

2.3.4. Alkohol

Alkohol adalah zat yang diperoleh atas peragian atau fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut akan diperoleh alkohol mencapai 15 tetapi dengan proses penyulingan atau destilasi dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100 Joewana 1989. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86MenkesPerIV77 tentang minuman keras, minuman beralkohol dikategorikan sebagai minuman keras dan dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan persentase kandungan etanol Universitas Sumatera Utara volume per volume pada suhu 200C. Minuman dengan kadar etanol 1 -5 dikategorikan sebagai minuman keras golongan A, minuman dengan kadar etanol lebih dari 5 sampaidengan 20 tergolong minuman keras golongan B sedangkan minuman dengan kadar etanol golongan C mengandung etanol lebih dari 20 sampai 55 . Substansi alkohol yang biasa diminum adalah golongan etanol atau etil alkohol dengan rumus kimia CH3CH2OH. Etanol merupakan cairan yang jernih tidak berwarna, terasa membakar pada mulut dan tenggorokan bila ditelan. Etanol mudah sekali larut dalam air dan sangat potensial untuk menghambat sistem saraf pusat Darmono, 2008. Menurut Sipahutar 2009 yang mengutip pendapat Neinstein, etanol adalah bentuk molekul sederhana dari alkohol yang sangat mudah diserap dalam saluran pencernaan mulai dari mulut, esofagus, lambung, sampai usus halus. Daerah saluran pencernaan yang paling banyak menyerap alkohol adalah bagian proksimal usus halus, disini juga diserap vitamin B yang larut dalam air, kemudian dengan cepat beredar dalam darah. Minum minuman beralkohol berarti mengkonsumsi antara 10-12 gram etanol. Mengkomsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan ketergantungan dan toleransi terhadap jumlah dari alkohol yang dikomsumsi. Konsumsi alkohol dalam jangka yang lama dan jumlah yang berlebihan bisa merusak berbagai organ di tubuh terutama hati, ginjal, otak dan jantung. Alkohol cenderung menyebabkan toleransi, teratur minum lebih dari 2 gelas alkohol per Universitas Sumatera Utara hari, bisa mengkomsumsi alkohol lebih banyak dari non-alkoholik tanpa mengalami intoksikasi.

2.3.5. Kebiasaan Konsumsi Tuak

Sejauh ini belum ada ketentuan atau standar yang menegaskan tentang tingkat keamanan peminum alkohol, namun Woteki dan Thomas 1992 mengelompokkan peminum alkohol secara sederhana dalam 3 kelompok : 1. Kelompok pertama adalah peminum ringan linght drinker yaitu mereka yang mengkomsumsi antara 0,28 sd 5,9 gram atau ekuivalen dengan minum 1 botol bir atau kurang. 2. Kelompok kedua adalah peminum menengah moderate drink. Kelompok ini mengkomsumsi antara 6,2 sd 27,7 gram alkohol atau setara dengan 1 sd 4 botol bir per hari. 3. Kelompok ketiga adalah peminum berat heavy drinker yang mengkomsumsi lebih dari 28 gram alkohol per hari atau lebih dari 4 botol bir sehari. Di daerah Tapanuli, biasanya laki-laki yang telah menyelesaikan kerjanya berkumpul di lapo tuak pada sore hari. Mereka berbincang-bincang, menyanyi, bermain kartu, bermain catur sambil minum tuak. Pada umumnya seorang petani bisa minum tuak beberapa gelas sehari. Menurut Joewana 1989 , alkohol yang terdapat dalam tuak, sejak di mulut sudah diabsorbsi oleh selaput lendir. Karena mudah menguap, alkohol juga masuk kedalam tubuh melalui paru-paru walaupun dalam jumlah yang kecil. Alkohol diabsorpsi melalui dinding gastrointestinal, terutama bila kondisi Universitas Sumatera Utara lambung kosong. Tetapi lokasi yang paling efektif dalam penyerapan alkohol pada usus kecil. Kondisi lambung dalam keadaan kosong dan terisi sangat penting dalam pengaturan absorpsi alkohol. Pada lambung keadaan kosong, absorpsi sempurna terjadi dalam waktu 1atau 2 jam, tetapi pada lambung keadaan berisi penuh makanan absorpsi terjadi sampai 6 jam. Setelah diabsorpsi, alkohol akan didistribusikan ke semua jaringan dan cairan tubuh. Kecepatan alkohol sampai pada aliran darah bergantung pada beberapa faktor antara lain, banyak dan macamnya makanan yang ada dilambung, jenis dan kadar alkohol dalam tuak tersebut dan situasi di mana tuak diminum. Setelah masuk aliran darah, alkohol akan diedarkan ke seluruh tubuh, mencapai semua jaringan sel manusia. Oleh karena alkohol larut dalam air, maka jaringan yang mengandung banyak air akan mendapat bagian alkohol yang banyak pula. Alkohol dimetabolisir dalam hepar menjadi karbon dioksida, air dan asetaldehida yang selanjutnya menjadi asetat. Sebanyak 10 alkohol yang dikonsumsi manusia akan diekresikan melalui urin dan paru-paru tanpa mengalami perubahan, sedangkan yang lain dioksidasi menghasilkan energi dan panas Joewana, 1989. Alkohol sangat berpengaruh terhadap makhluk hidup, terutama karena peranannya sebagai pelarut lipida. Kemampuannya melarutkan lipida yang terdapat dalam membran sel memungkinkannya dengan cepat masuk ke dalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut. Oleh karena itu, alkohol dianggap toksik atau racun, sama halnya dengan alkohol yang terkandung dalam tuak Almatsier 2004. Universitas Sumatera Utara Penelitian yang dilakukan oleh Breslow dan Smothers peneliti dari Institutes of Healths National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism NIAAA, Amerika Serikat, pada tahun 2005 menemukan bahwa pria dan wanita yang mengonsumsi minuman beralkohol dalam kuantitas sedikit dan teratur 1 kali per hari dalam 3-7 hari per minggu memiliki IMT terendah bisa termasuk kategori normal atau kurus, sedangkan mereka yang meminum minuman beralkohol dalam kuantitas banyak dan tidak teratur memiliki IMT tertinggi yang termasuk kategori kelebihan berat badan tingkat ringan atau berat gemuk. Hal ini berarti IMT seseorang yang terbiasa mengkonsumsi minuman beralkohol diduga berhubungan dengan seberapa banyak dan seberapa sering mereka meminumnya. Menurut Breslow 2005, pengaruh mengkonsumsi minuman beralkohol terhadap IMT seseorang didasari atas dua faktor, yaitu jumlah konsumsi minuman beralkohol sehari dan frekuensi konsumsi minuman beralkohol sehari. Berdasarkan IMT tersebut maka dapat dikategorikan status gizi seseorang yang menkonsumsi alkohol.

2.3.6. Pengaruh Tuak alkohol terhadap Saluran Cerna

Para peminum berat dalam jangka panjang berisiko terkena peradangan kronis pada saluran pencernaannya, khususnya lambung. Pasien yang sering meminum alkohol akan dengan mudah ditemui kelainan pada lambungnya. Peradangan kronis yang terjadi pada saluran pencernaan akan membentuk erosi sampai tukak usus dan menyebabkan perubahan struktur dalam usus sampai akhirnya berubah menjadi sel-sel ganas kanker. Peradangan kronis juga sering Universitas Sumatera Utara kali berlanjut menjadi penciutan hati sirosis. Komplikasi lanjutannya bisa bermacam-macam, seperti pembengkakan pada perut, perdarahan pada saluran cerna sampai kanker usus besar Syam 2012. Berdasarkan penelitian oleh Palmer yang dikutip oleh Siregar 2000, menunjukkan terjadinya hiperemi mukosa lambung dan erosi di dalam perut pasien dewasa muda yang secara akut mengalami intoksikasi oleh alkohol, terjadi penurunan pengosongan isi lambung, nausea dan vomitus. Juga dapat terjadi perdarahan berat pada lambung yang dapat mengacam jiwa pasien. Efek kronis menunjukkan hubungan perubahan fungsional pada usus diinduksi oleh konsumsi etanol yang mengakibatkan keracunan. Hal ini terdapat pada lebih dari sepertiga kelompok alkoholik. Juga terdapat malabsorbsi glukosa, lemak, asam amino, dan vitamin B12. Alkohol yang terdapat dalam tuak secara akut mempengaruhi motilitas esofagus, memperburuk refluks esofagus sehingga dapat terjadi pneumonia karena aspirasi. Sejauh ini tidak ada bukti bahwa bahwa alkohol mempengaruhi sekresi asam lambung, tetapi alkohol jelas merusak selaput lendir lambung sehingga dapat menimbulkan gastritis dan pendarahan lambung. Alkohol secara akut maupun kronis mengubah morfologi dan struktur intraseluler saluran pencernaan sehingga memperburuk fungsi usus halus untuk menyerap sari makanan sehingga mengakibatkan kondisi kurang gizi. Perubahan struktur intraseluler itu juga dapat menyebabkan diare Joewana 1989. Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu pada dinding usus akan terjadi peningkatan Universitas Sumatera Utara sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Rangsangan yang menyebabkan gangguan sekresi adalah akibat perubahan intraseluler pada usus yang mengkonsumsi alkohol. Gangguan motilitas usus juga merupakan mekanisme penyebab diare, hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare Prastowo 2009. Dari mekanisme tersebut dapat menyebabkan kehilangan air dan elektrolit atau terjadi dehidrasi, semakin lama ini berlangsung maka dapat menurunkan secara drastis berat badan penderita. Ketika diare nafsu makan akan berkurang sehingga masukan makanan kurang sedangkan pengeluaran terus bertambah, hal ini dapat mengakibatkan kondisi kurang gizi karena kelaparan. Kemudian diperparah dengan mual dan muntah, apa pun yang dimakan akan dimuntahkan sebelum zat-zat gizi diserap tubuh, nutrisi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi sehingga mempengaruhi status gizi Joewana, 1989.

2.4. KAITAN KEBIASAAN KONSUMSI TUAK TERHADAP

KESEHATAN Sebuah penelitian di Inggris tahun 2003 dari 7608 laki-laki telah menemukan bahwa peminum alkohol berat dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas. Alkohol dikaitkan dengan perkembangan kejadian obesitas untuk sejumlah alasan. Minuman beralkohol adalah energi padat dan tidak dapat menggantikan makanan melainkan ditambahkan ke total asupan energi harian. Selain itu, penghambatan oksidasi karbohidrat dan lemak berpotensi meningkatkan penyimpanan lemak, oleh sebab itu dapat meningkatkan risiko Universitas Sumatera Utara obesitas gemuk. Berdasarkan penelitaian tersebut dapat diketahui bahwa konsumsi alkohol dengan kuantitas yang banyak secara positif mempengaruhi status gizi peminumnya Tolstrup, et al, 2008 dalam Aritonang 2009 Frekuensi dan kuantitas konsumsi tuak alkohol sangat mempengaruhi metabolisme dan toksisitas alkohol terhadap tubuh manusia. Para ahli banyak berpendapat mengenai akibat yang ditimbulkan etanol, diantaranya bahwa etanol akan menekan sistem saraf pusat secara tidak teratur tergantung dari jumlah yang dicerna, dikatakan pula bahwa etanol secara akut akan menimbulkan oedema padaotak serta oedema pada saluran gastrointestinal Hernawati, 2011. Setelah alkohol diabsorbsi maka akan terjadi ganguan atau kerusakan pada sel-sel jaringan tubuh manusia. Menurut Syam dalam Aritonang 2009, spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dampak buruk dari kebiasaan minum alkohol akan mengenai berbagai organ di dalam tubuh, mulai dari otak, mulut, saluran cerna, sampai ke usus besar. Selain itu, penggunaan alkohol dalam waktu singkat dan berlebihan bisa menyebabkan terjadinya keracunan alkohol atau intoksikasi alkohol yang bisa membahayakan nyawa. Intoksikasi terjadi jika jumlah alkohol yang dikonsumsi di atas ambang batas toleransi orang tersebut sehingga memicu gangguan fisik dan mental. Gangguan-gangguan yang terjadi dalam sistem pencernaan akibat konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu proses percenaan makanan dalam tubuh sehingga zat-zat gizi yang seharusnya diserap tubuh tidak sesuai dengan yang dikonsumsi. Para pemabuk berat biasanya kurang memperhatikan Universitas Sumatera Utara lagi asupan gizi yang masuk ke tubuhnya atau mengganggu jadwal makan yang normal, disebabkan nafsu makan yang berkurang. Hal ini lah yang juga memperburuk kondisi tubuh mereka, asupan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi sehingga semakin lama hal itu terus berlangsung terjadilah masalah gizi yaitu kurang gizi kurus. Sedangkan penikmat tuak yang pada dasarnya kurang gizi disertai dengan penyakit semakin memperparah keadaannya dan berujung pada kematian. Jika para pecandu tuak tetap mengkonsumsi tuak dengan frekuensi dan kuantitas tinggi serta telah dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, pastinya akan mempengaruhi status gizi pecandu alkohol tersebut, dan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit-penyakit kronis lain yang dapat mengganggu proses metabolisme dalam tubuh dan akhirnya dapat menurunkan fungsi organ tubuh.

2.5. SUKU BATAK TOBA