1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak lahir manusia adalah mahkluk hidup yang dikaruniai oleh Tuhan dengan tiga macam kebutuhan yaitu kebutuhan primer, kebutuhan
sekunder, dan kebutuhan umum. Makan, rasa ingin tahu, dan berinteraksi sosial merupakan beberapa contoh pemenuhan kebutuhan manusia untuk
bisa hidup di dunia. Kebutuhan juga diartikan sebagai sesuatu keadaan internal yang meyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik. Ketiga
kebutuhan tersebut harus bisa seimbang dalam memenuhi kebutuhannya agar kelangsungan hidupnya terus menerus berjalan dengan baik.
Di era globalisasi ini manusia dituntut untuk mempunyai mobilisasi yang sangat tinggi sehingga kebutuhan manusia menjadi meningkat.
Banyak para ahli meneliti tentang kebutuhan manusia salah satunya adalah kebutuhan untuk berkuasa n-pow. Menurut McClelland 1995: 254 need
for power merupakan kekuasaan menanamkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan siapa saja yang diajak
berinteraksi. Need for power identik dengan jiwa dari seorang pemimpin, segala
sesuatu untuk meraih tujuan pasti membutuhkan proses. Kepemimpinan perlu dikembangkan agar memiliki kepercayaan diri, motivasi, kreatifitas
dan inovasi sehingga setiap orang yang tampil menjadi pemimpin bisa mempengaruhi para anggotanya untuk saling bekerja sama supaya bisa
mencapai tujuan yang diinginkan semua anggota kelompokorganisasi. Hal
2
ini ditegaskan juga oleh Yukl 2010: 2 kepemimpinan adalah subjek yang telah lama menarik perhatihan banyak orang.
Ini memerlukan keterampilan untuk membangun hubungan dengan orang lain dan
mengorganisir berbagai sumber daya secara aktif. Penguasaan kepemimpinan ini terbuka oleh siapa saja.
Individu yang memiliki need for power cenderung suka mengikuti kegiatan yang memiliki tingkat persaingan tinggi. Salah satu contoh yang
menunjukkan need for power tinggi adalah kompetisi olahraga. Dengan berolahraga menunjukan bahwa kebutuhan terhadap kekuasaan di sekolah
para siswa laki-laki adalah sangat berhubungan dengan keunggulan dalam olahraga seperti futsal, bola basket, atau voli, dimana terdapat semacam
persaingan saling berhadap-hadapan. Menurut Suaramedia 2008: 336 terdapat dua manfaat yang didapat dari kegiatan olahraga yang kompetitif,
diantaranya Anak-anak belajar untuk aktif dan belajar begaimana bekerjasama dalam sebuah tim dan merasa percaya diri terhadap
kemampuan diri mereka. Kepemimpinan
merupakan kemampuan
untuk mengambil
momentum maju ke depan. Momentum inilah yang membantu seseorang mampu mengatasi rintangan.
Dengan pembekalan keterampilan kepemimpinan bagi anak-anak, memberikan kesempatan bagi mereka
untuk dapat meningkatkan kecakapan hidup dan menunjukkan bakat dan kecerdasan asli ke dunia luar.
3
Namun kenyataannya akhir-akhir ini di Indonesia mengalami krisis kepemimpinan. Para pemimpin di Indonesia cenderung menonjolkan
popularitas daripada kompetensi. Banyak kasus yang menimpa para pemimpin di Indonesia dari kasus korupsi sampai kasus asusila yang
menodai kepemimpinan di Indonesia. Sehingga masyarakat tidak lagi menemukan karakter kepemimpinan yang bisa memajukan bangsa ini.
Di era teknologi informasi yang semakin maju, rakyat bisa mengamati dan menilai track record para pemimpin. Sebagai contoh,
baru-baru ini bangsa Indonesia digemparkan kasus korupsi impor daging. Ada juga kasus korupsi yang banyak menyeret para pemimpin.
Kasus wisma atlet Hambalang yang menyeret mantan Menpora, dan mantan ketua umum sebuah partai. Komisi Pemberantasan Korupsi KPK
menemukan kerugian yang dialami negara karena kasus Hambalang berkisar kurang lebih mencapai Rp 10 Miliar. Menurut juru bicara KPK
dalam solopos.com, 2012 dugaan sementara KPK negara mengalami kerugian sekitar Rp 10Miliar untuk anggaran 2010. Akan tetapi
perhitungan tersebut akan ditindak lanjut lagi supaya lebih sempurna dengan perhitungan dari Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Sampai
sekarang masih melakukan audit investigasi proyek yang menjerat banyak para pejabat negara yang terlibat dengan pembangunan Hambalang.
Ada juga kasus simulator SIM yang pelakunya pemimpim tertinggi di Kepolisian, yang seharusnya menegakkan hukum dan mengayomi
masyarakat malah menjadi pelaku korupsi.
4
Aditya Dananjaya 2012, juga memaparkan kasus dugaan korupsi dalam pengadaan simulator SIM dimenangkan oleh PT Citra Mandiri
Metalindo Abadi melalui tender akan mengadakan 700 simulator motor dengan nilai mencapai Rp. 54,453 Miliar dan 552 buah simulator mobil
dengan nilai Rp. 142,415 Miliar pada tahun 2011 lalu. Kemudian KPK menyelidiki dengan mengumpulkan beberapa bukti dari berbagai sumber
informasi sehubungan adanya dugaan suap terhadap pemimpin tertinggi Polri dengan dugaan penggelembungan harga dari simulator tersebut. Pada
tanggal 27 Juli 2012 KPK menaikan kasus ini secara resmi dan menetapkan petinggi di kepolisian sebagai tersangka, dan pada tanggal 30
Juli 2012 KPK menggeledah kantor Korlantas Polri. Suap juga dikabarkan mengalir ke sejumlah anggota Korlantas hingga pejabat Kepolisian.
Namun, penggeledahan tidak berjalan mulus dikarenakan dari pihak Bareskrim menghalangi proses penggeledahan dan KPK juga tidak bisa
membawa barang bukti. Sekarang ini kepercayaan yang diberikan rakyat untuk para pejabat
seakan-akan langka atau bahkan hilang karena ulah mereka yang sering membuat kecewa jutaan rakyat Indonesia. Jika kita melihat dari segi
materi, mereka adalah orang yang sangat mampu karena mereka mendapatkan fasilitas-fasilitas yang sangat teristimewa dari negara yang
tak lain dari uang hasil keringat rakyat. Dengan melihat fasilitas-fasilitas yang istimewa mereka masih belum bisa menjadi karakter pemimpin yang
amanah.
5
Dengan melihat dari bukti-bukti yang terdapat di atas, masyarakat sudah merasa jenuh dengan kelakuan para pemimpin yang tidak bisa
mengemban amanah dari rakyat untuk manjadikan negara ini menjadi negara yang baik. Masyarakat di Indonesia hanya bisa melihat dan duduk
manis dan berharap hukum yang akan menyelesaikan dan mengadili mereka para pejabat yang korup.
Jika ini dibiarkan terus menerus mau di bawa kemana negara Indonesia yang katanya negara besar jika para pemimpinnya memiliki
moral yang tercela. Sudah saatnya kita bisa belajar dari kesalahan dan mulai berbenah. Seorang pemimpin mempunyai jiwa melayani dan
mempunyai rasa tanggung jawab supaya bisa diandalkan. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar impian,
tujuan, kebutuhan, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin muncul bukan dari jabatan dan pangkat, pemimpin
muncul dari dalam diri setiap manusia yang ingin menjadi pemimpin baik untuk dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, dan negara.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi menjadi seorang pemimpin. Mengembangkan keterampilan memimpin sejak dini akan
dapat membantu anak dalam menetapkan landasan yang kuat untuk mencapai tujuan hidupnya. Dengan keterampilan kepemimpinan tersebut
maka anak dapat memahami tanggung jawab, ketekunan, disiplin dan empati bagi orang lain. Keterampilan ini wajib bagi siapa saja yang ingin
mencapai sukses dalam bidang pribadi mereka.
6
Menurut data yang ada di lapangan, peneliti merasa prihatin dengan karakter diri dan moral para pemimpin yang tidak bisa mengemban
amanah dan belum bisa menyalurkan aspirasi rakyat Indonesia. Disini peneliti ingin menanamkan nilai-nalai need for power sejak dini dengan
menggunakan sebuah komik yang dapat mengatasi problem-problem. Dengan menggunakan media komik dapat manarik minat siswa untuk
mudah memahami betapa pentingnya belajar kepemimpinan untuk masa depan. Dengan melihat adanya potensi setiap individu memiliki jiwa
pemimpin, peneliti ingin menanamkan jiwa need for power pada siswa SMP. Kepemimpinan harus diajarkan, ditingkatkan dan diasah sejak dini.
Berdasarkan indikator need for power yang ada, gejala yang
muncul pada siswa adalah pada pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah OSIS. Disini banyak siswa hanya berdiam diri saja dan tidak ada
kemauan dalam diri mereka sendiri untuk mencalonkan dirinya sendiri menjadi ketua OSIS di sekolah. Siswa masih belum bisa mengambil
keputusan karena takut bersaing dengan teman-temannya. Peneliti mencoba melakukan wawancara dan observasi di SMP N
1 Yogayakarta dalam pemberian materi tentang kepemimpinan, guru bimbingan dan konseling masih menggunakan bimbingan klasikal. Dari
hasil wawancara dan observasi dengan guru bimbingan dan konseling, siswa kurang antusias bila materi disampaikan secara klasikal karena
banyak siswa yang kurang konsentrasi saat materi disampaikan. Siswa
7
sering berbuat gaduh sendiri dan merasa bosan untuk mendengar penjelasan dari guru bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan
konseling juga sesekali menggunakan media bimbingan yang berupa leaflet, akan tetapi antusias siswa masih kurang karena leaflet hanya
menyajikan tulisan yang sangat banyak dan bergambar tapi hanya beberapa gambar yang disajikan.
Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa juga mengungkapkan mereka merasa bosan dengan cara mengajar yang klasikal karena sulit
mengikutinya. Jika sudah ketinggalan dalam memeperhatikan guru yang berbicara di depan kelas mereka biasanya bicara sendiri dengan temannya
dan membuat gaduh. Sehingga materi guru bimbingan dan konseling yang disampaikan tidak sampai ke siswa secara maksimal.
Hasil dari observasi pada saat istirahat siswa banyak yang suka membaca di depan kelas mereka masing-masing. Kebanyakan mereka
membaca komik-komik kesukaan mereka yang mereka bawa dari rumah dan ada juga yang membaca novel dan buku-buku pelajaran yang akan
diajarkan selanjutnya. Peneliti mencoba bertanya yang suka membaca komik, Menurut mereka komik adalah bacaan yang mudah dipahami dan
mereka bisa mengerti alur cerita yang digambarkan dikomik tersebut. Ada juga mereka menyukai tokoh utamanya karena hebat, cantik, dan punya
jiwa leadership jika komik yang menceritakan tentang kelompok.
8
Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan media bimbingan yang mudah dimengerti khususnya anak SMP N 1 Yogyakarta. Media tersebut
adalah media yang dapat mengatasi problem-problem di atas dan dapat menarik minat siswa untuk mengarahkan dan membimbing siswa supaya
bisa lebih baik. Salah satu media yang dimaksud adalah komik yang bertampilan gambar yang menarik yang berisi bimbingan agar siswa
mudah memahami isi dan makna bimbingan yang ada didalamnya. Siswa yang sedang memasuki pada masa remaja awal, biasanya mereka lebih
suka bacaan yang bergambar dan menarik dan mudah dimengerti sehingga media komik sangat cocok untuk media bimbingan anak SMP. Dengan
kemauan yang timbul dalam dirinya sendiri tentunya dengan sendirinya mereka bisa menyerap bimbingan yang diperoleh dan sebagian besar akan
terekam dalam ingatannya. Komik sebagai media bimbingan dapat dikembangkan dalam
pelaksanan bimbingan pribadi. Komik dijadikan media bimbingan yang efektif sehingga siswa akan tertarik membacanya tanpa harus dibujuk dan
merasa bosan mendengarkan uraian bimbingan yang disampaikan guru. Penyampaian pesan-pesan bimbingan pribadi melalui media komik dapat
menarik minat siswa. Hal ini mengingat kelebihan komik sebagai media grafis yang memiliki karakteristik sebagai berikut: sederhana, jelas, mudah
dan bersifat personal Ahmad Rohani, 1997: 77. Atas dasar latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
pengembangan materi bimbingan pribadi tentang need for power dalam
9
bentuk komik dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan Komik Need For Power Sebagai Media Layanan Bimbingan Pribadi Bagi Siswa
Kelas VII di SMP Negeri 1 Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah