12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Need For Power
1. Pengertian Need For Power
Tingkah laku seseorang timbul karena adanya kebutuhan- kebutuhan yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhannya adalah
kebutuhan berkuasa need for power. Kebutuhan berkuasa dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan dan kelebihan tertentu pada
manusia. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian ditunjuk sebagai orang yang bisa dipercaya untuk mengatur
orang lainnya. Menurut Mc Clelland Safaria Triantoro, 2004: 180 need for
power adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan
berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Ahli lain juga
mempunyai pemikiran mendefinisikan kekuasaan adalah kemampuan membuat orang lain melakukan apa yang diinginkan oleh pihak
lainnya Gibson 1997: 480. Pendapat lain yang menguatkan pendapat dua ahli diatas bahwa
kekuasaan digunakan untuk menjelaskan kapasitas absolut seseorang untuk mempengaruhi perilaku atau sikap seseorang pada satu waktu
tertentu Yukl, 2010: 173. Kekuasaan secara sederhana bisa diartikan
13
sebagai kemampuan menyeluruh orang lain untuk mengerjakan sesuatu yang diinginkan sesuatu itu mungkin bukan pekerjaan yang mereka
suka lakukan. Maka kekusaan pada dasarnya adalah ketrampilan antar pribadi yang kuat Buhler, 2004: 310. Sedangkan menurut Miftah Toha
2006: 331 mendefinisikan kekuasaan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang pemimpin. Ini merupakan sumber yang memungkinkan
seorang pemimpin
mendapatkan hal
untuk mengajak
atau mempengaruhi orang-orang lain. Reksohadiprodjo, Sukanto, dkk 2001:
125 juga memiliki gagasan tentang kekuasaan yang diartikan sebagai kemampuan untuk mempunyai pengaruh. Mempunyai kekusaan berarti
mempunyai kemampuan untuk mengubah perilaku atau sikap individu- individu lain.
Setelah mengetahui pengertian need for power dari para ahli diatas, maka peneliti ingin membatasi pengertian motivasi berkuasa
adalah sebuah dorongan kebutuhan untuk memiliki kekuasaan. Kepemimpinan menurut Danim Sudarwan 2004: 55-56 adalah setiap
tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain
yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kepemimpinan terkadang dipahami
sebagai kekuatan untuk menggerakan dan mempengaruhi orang. Rivai 2006: 3 mengartikan secara sederhana kepemimpinan sebagai proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada
14
hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Seseorang yang menaruh respek pada seorang pemimpin, mangamati apa yang
diperbuat pemimpin sehingga mampu mengetahui siapa sebenarnya pemimpin tersebut. Hal senada juga dikemukakan oleh Bernadie R
Wirjana dan Susilo Supardo 2005: 17 kepemimpinan segala hal yang dilakukan pemimpin yang membuat tujuan organisasi tercapai dan
kemudian membawa kesejahteraan bagi para anggotanya. Dominasi dalam kepemimpian berupa penguasaan mayoritas dalam kelompok.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa need for power atau kebutuhan akan kekuasaan adalah keinginan untuk mempunyai pengaruh dengan siapa ia
melakukan interaksi dan kemampuan membuat orang lain
mengerjakan sesuatu yang diinginkan untuk mencapai suatu tujuan bersama. Untuk menjadi pemimpin yang berkuantitas dan berkualitas
jiwa kepemimpinan harus diajarkan sejak dini khususnya pada siswa kelas VII SMP 1 Yogyakarta.
2. Bentuk Need For Power