merupakan   usaha   penanggulangan   pelanggaran   disiplin.   Contoh   alat   untuk menanggulangi pelangaran disiplin :
a.  Interest-invertory,  merupakan cara sederhana yang  dapat dibuat oleh guru. Alat ini berupa sejumlah pertanyaan tentang buku apa yang mereka senangi,
hobby favorit apa yang siswa kerjakan kalau punya waktu senggang, acara apa yang paling disenangi dari siaran TV, guru yang paling disenangi, dan
sebagainya.
b. Sosiogram, yang dibuat dengan maksud untuk melihat bagaimana persepsi mereka dalam rangka hubungan sosial pishikologis dengan teman-temannya.
c. Feedback letter,  dimana  siswa diminta untuk membuat  satu karangan atau satu surat tentang perasaan mereka terhadap sekolahnya, apa yang disukainya
pada hari pertama masuk sekolah.  Tatang Kartadinata, 1986 : 106
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa
Disiplin merupakan salah satu nilai yang menentukan tingkat moral seseorang, terutama   kaitannya   dengan   kepentingan   bersama,   termasuk   kepentingan   bangsa   dan
negara yang kita kenal dengan Disiplin Nasional. Timbulnya sikap disiplin dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama faktor lingkungan, faktor pembawaan ada namun relatif
kecil. Lingkungan   yang   mempengaruhi   nilai-nilai   seorang   siswa,   termasuk   sikap
berdisiplin,   dapat   dibagi   ke   dalam   :   lingkungan   keluarga,   lingkungan   sekolah   dan lingkungan masyarakat. Pengaruh ketiga lingkungan tesebut tidak berdiri sendiri, tetapi
saling berkaitan dan salah satunya mungkin paling dominan.
1. Faktor Lingkungan Keluarga
Faktor keluarga yang terlihat dalam masyarakat sekarang adalah kerukunan hidup dalam   rumah   tangga   yang   stabil,   seperti   adanya   saling   pengertian,   saling   menerima,
saling menghargai, saling mencintai di antara suami istri. Tidak rukunnya ibu dan bapak akan menyebabkan gelisahnya anak-anak, mereka menjadi takut, cemas dan tidak tahan
17
berada di tengah-tengah orang tua yang tidak rukun. Anak-anak yang gelisah dan cemas itu mudah tergoda kepada perbuatan-perbuatan yang merupakan ungkapan rasa hatinya,
biasanya mengganggu ketentraman orang lain. Demikian juga halnya dengan anak-anak yang merasa kurang mendapat perhatin,
kasih sayang dan pemeliharaan orang tua, mereka akan mudah mencari kepuasan di luar rumah.
Kenakalan   seorang   anak   akibat   dari   latar   belakang   yang   serba   semrawut, sebaliknya faktor keluarga sebagai faktor dasar dalam pembentukan pribadi anak-
anak,   benar-benar   harmonis.   Kendali   seorang   anak   berasal   dari   keluarga. Keluarga merupakan basis yang maha penting dalam menanggulangi kenakalan
anak. Sedangkan sekolah hanya  sekedar faktor penunjang. Jadi jangan terlalu berharap   dari   sekolah   sebelum   dasar   ini   kukuh   ditanamkan.      Henkie
Liklikuawata, 1989 : 128
Mengenai   sebab-sebab   timbulnya   tindakan   tidak   disiplin   yang   berasal   dalam keluarga, dikemukakan oleh Sofyan Wills, 1981 : 62-64, yaitu :
a. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis. b. Anak kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya, sehingga hal yang
amat dibutuhkan itu terpaksa dicari di luar rumah. c. Lemahnya   keadaan   ekonomi   orang   tua,   telah   menyebabkan   tidak   mampu
mencukup kebutuhan anak-anaknya.
Demikian   uraian   di   atas   menunjukkan   betapa   pentingnya   dan   betapa   besarnya pengaruh dan peran keluarga terhadap sikap dan perilaku seorang anak, termasuk sikap
indisipliner dan kenakalan remaja.
2. Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan tempat pendidikan kedua setelah rumah tangga, karena itu sekolah   cukup   berperan   dalam   membina   anak   untuk   menjadi   orang   dewasa   yang
bertanggung jawab.
18
Khusus mengenai tugas kurikuler, maka sekolah berusaha memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didiknya sebagai bekal untuk kelak jika anak dewasa dan
terjun ke masyarakat. Akan tetapi tugas kurikuler saja tidaklah cukup untuk membina anak   menjadi   dewasa   yang   bertanggung   jawab.   Dalam   hal   ini   peranan   guru   sangat
diperlukan. Sekolah merupakan masyarakat kecil bagi anak. Di lingkungan sekolah, anak
terlatih   bergaul   dengan  sesamanya.   Dalam  rangka  menjadi  anggota   masyarakat  yang baik,   kepada   anak   diberikan   teori   serta   prakteknya   yang   menyangkut   moral,   mental
dengan perasaan sosialnya, termasuk di dalamnya sikap berdisiplin. Apa yang dididikkan kepada anak diketengahkan oleh M. Ngalim Purwanto  1987 : 218 , di antaranya :
a. Anak-anak dibiasakan datang dan pergi ke sekolah tepat pada waktunya  : masuk dan keluar pada waktunya.
b. Anak-anak  diajar bekerja perorangan  maupun  berkelompok,  dalam  hal ini perasaan tanggung jawab pada anak harus dipupuk.
c. Anak-anak diajar bergaul dan menyesuaikan diri dengan anak-anak lain di sekolah.
Sekolah   merupakan   suatu   sistem,   terdiri   dari   berbagai   komponen   yang   satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi, seperti guru, kondisi sarana, kurikulum dan
lain-lain yang kesemuanya menentukan hasil belajar siswa. Di antara hal-hal tersebut ada yang   berkaitan   dengan   sikap   moral,   khususnya   nilai   disiplin.   Hal-hal   yang   dapat
mendorong seorang siswa bersikap tidak disiplin, di antaranya : a. Mutu  guru tidak   sesuai  dengan  tuntutan  sebagai  pendidik,   akibatnya   guru
dalam   menjalankan   tugasnya   hanya   menyampaikan   ilmu   saja   tanpa memperhatikan perubahan tingkah laku yang terjadi pada anak didik. Hal ini
mendorong timbulnya tindakan indisipliner pada siswa di sekolah. Misalnya : tidak   punya   minat   untuk   menjadi   guru   atau   kondisi   sosial   ekonomi   guru
sangat minim.
b. Kurangnya dedikasi guru dalam mengajar, sehingga tugas ini dilakukan hanya sekedar   mencari   uang   tanpa   memperhatikan   kebutuhan   serta   minat   siswa,
akibatnya siswa merasa tidak puas dan cemas, akhirnya melakukan tindakan indisipliner   yang   jelas   bertentangan   dengan   tata   tertib   yang   berlaku   di
sekolah.
19
c. Kurang   kompaknya   guru-guru   dalam   menyampaikan   norma-norma pendidikan di sekolah, menyebabkan adanya pilih kasih di antara siswa di
sekolah.   Hal  ini   bisa  mendorong   timbulnya  tindakan  indisipliner   siswa  di sekolah.
d. Kurang nya tenaga pendidikan, mengakibatkan sering terjadi waktu kosong bagi anak didik, karena guru sering absent. Hal ini dapat mendorong siswa
untuk melakukan tindakan indisipliner. e. Kurang   tegasnya   kepala   sekolah   dalam   menindak   anak   yang   melakukan
tindakan indisipliner, sehingga mengakibatkan kebiasaan pada siswa untuk selalu  melakukan  tindakan yang  bertentangan  dengan tata  tertib.   Sofyan
Wills, 1981 : 72
3. Faktor Lingkungan Masyarakat