Pengertian Disiplin Disiplin Sekolah

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Disiplin Sekolah

1. Pengertian Disiplin

Disiplin begitu penting bagi semua kegiatan kelompok yang terorganisir. Para anggota harus mengendalikan keinginan pribadi masing-masing dan bekerja sama untuk kebaikan bersama. Dengan kata lain mereka harus mengikuti dengan layak tata perilaku yang ditetapkan oleh pemimpin organisasi, sehingga tujuan-tujuan yang telah disepakati itu bisa dicapai. Disiplin mengandung maksud bahwa para anggota suatu organisasi, apakah itu suatu perkumpulan, kantor, perusahaan, pemerintahan atau sekolah, harus mematuhi peraturan atau hukum yang telah ditetapkan oleh organisasi, apabila tidak maka organisasi itu akan menghadapi keruntuhan yang sukar dihindari. Kata disiplin berasal dari bahasa latin “disciplana” yang berarti : “Latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat”. Brigjen TNI Amiroeddin Syarif, SH., 1983 : 11 . Kata disiplin mengandung arti :“Sebagai pedoman dan pemberian kepastian berpijak”. Muh. Said 1989 : 87 . Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan disiplin tersebut perlu dilihat dari kenyataan-kenyataan yang dapat kita temui di dalam kehidupan manusia. Disiplin menurut Brigjen TNI Amiroedin Syarif, SH., 1983 : 11-12 , disiplin itu antara lain : “Disiplin Pribadi self discipline, disiplin keluarga, disiplin masyarakat, disiplin partai, disiplin kerja, disiplin militer, disiplin nasional dan sebagainya”. 7 Istilah “disiplin” mengandung banyak arti. Good’s dictionary of Education menjelaskan disiplin sebagai berikut : 1. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakatn yang lebih efektif. 2. Pencarian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif, sekalipun menghadapi rintangan. 3. Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman dan atau hadiah. 4. Pengekangan dorongan, sering melalui cara yang tak enak dan menyakitkan. Prof. Dr. Oteng Sutisna, 1983 : 97 Sedangkan “disiplin sekolah” didefinisikan sebagai kadar karakteristik dan jenis keadaan serba teratur pada suatu sekolah tertentu atau cara-cara dengan mana keadaan teratur itu diperoleh; pemeliharaan kondisi yang membantu kepada efisiensi fungsi- fungsi sekolah. Webter’s New World Dictionary memberikan sejumlah definisi kepada kata “disiplin” itu, empat yang pokok diantaranya adalah : 1. Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter atau keadaan serba teratur dan efisien. 2. Hasil latihan serupa itu, pengendalian diri dan perilaku yang tertib., 3. Penerimaan atau kepatuhan terhadap kekuasaan dan kontrol. 4. Perlakuan yang menghukum atau menyiksa. Definisi-definisi tersebut di atas menyarankan adanya dua pengertian pokok tentang disiplin. - Pengertian pertama : Proses atau hasil pengembangan karakter, pengendalian diri, keadaan teratur dan efisiensial. - Pengertian kedua : Penggunaan hukuman atau ancaman hukuman untuk membuat orang-orang mematuhi dan mengikuti peraturan dan hukum. Jenis disiplin ini telah diberi macam-macam 8 nama, yaitu ; disiplin negatif, disiplin otoriter Administrasi Pendidikan, 1983 : 98 Berdasarkan uraian di atas, maka pengertian disiplin dibagi menjadi dua pengertian, yaitu : a. Disiplin positif Pendekatan positif terhadap disiplin menciptaan suatu sikap dan iklim organisasi dimana para anggotanya mematuhi peraturan-peraturan yang perlu dari organisasi tersebut atas kemauan sendiri, baik selaku perorangan maupun kelompok, patuh pada tata tertib, karena mereka memahami, meyakini dan mendukungnya. Mereka berbuat begitu karena mereka menghendakinya, bukan karena takut akan akibat-akibat dari ketidakpatuhannya. b. Disiplin negatif Pendekatan negative terhadap disiplin menggunakan kekuasaan dan kekuatan. Hukuman diberikan kepada pelanggar peraturan untuk menjerakan dan untuk menakutkan orang lain, sehingga mereka tidak akan berbuat kesalahan yang sama. Singkatnya, pendekatan jenis disiplin ini menekankan pada penghindaran hukuman, tidak pada kerja sama yang bergairah, yang tulus ikhlas. Oteng Sutisna, 1983 : 98-99 Dalam hubungannya dengan pendidikan formal, Tatang Kartadinata 1986 : 103 mengemukakan : “Dalam arti luas disiplin mencakup setiap pengaruh yang ditujukan untuk membantu siswa agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan dan juga penting tentang cara-cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan siswa terhadap lingkungannya”. Dengan disiplin para siswa bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangannya. Kesediaan ini harus dipelajari dan harus secara sadar 9 diterima dalam upaya memelihara kepentingan bersama. Di lingkungan sekolah untuk berupaya memelihara kelancaran tugas-tugas sekolah. Keuntungan lain dari adanya pengembangan disiplin di sekolah adalah siswa belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Menegakkan disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi kebebasan atau kemerdekaan seseorang atau siswa, akan tetapi sebaliknya untuk memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada seseorang atau siswa dalam batas-batas normatif yang dia miliki. Akan tetapi bila kebebasan siswa atau individu terlampau dikurangi, dikekang dengan peraturan, maka dia akan mencari penyaluran atau mengalami frustasi dan kecemasan. Di sekolah misalnya, disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku siswa yang dikehendaki agar tugas-tugas sekolah dapat berjalan dengan optimal. Tujuan disiplin adalah untuk melatih kepatuhan dengan jalan melatih cara-cara berperilaku yang legal dan beraturan, tetapi tujuan disiplin yang hakiki ialah untuk ketetapan kemauan dan kegiatan yang berorientasi pada masyarakat.

2. Pengertian Sekolah