Sanksi-sanksi Terhadap Pelanggaran Disiplin Sekolah

h. Setiap siswa wajib membayar SPP melalui Tata UsahaBedahara yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah. Apabila siswa tidak mematuhi peraturan-peraturan tersebut maka siswa akan mendapat sanksi hukuman baik dari guru maupun dari kepala sekolah.

4. Sanksi-sanksi Terhadap Pelanggaran

Dalam suatu ketentuan atau peraturan selalu harus diimbangi dengan sanksi. Sanksi adalah sama dengan hukuman bagi siapa yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang sudah ditetapkan. Agar peraturan dapat ditegakkan dan mempunyai kekuatan yang memaksa, artinya tidak boleh tidak harus dipatuhi oleh seluruh lapisan masyarakat yang terikat oleh peraturan tersebut. Demikian juga dengan tata tertib dan sanksi yang terdapat dalam lingkungan persekolahan. Sanksi atau hukuman yang merupakan suatu alat untuk mencegah agar setiap manusia yang terikat oleh peraturan itu, berusaha untuk tidak melanggarnya dan diharapkan adanya kesadaran pada setiap manusia yang terikat oleh peraturan itu dan tata tertib tersebut, sehingga dapat menyadari bahwa pelanggaran itu tidak baik. Hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang orang tua, guru, penegak hukum dan lain sebagainya, sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan atau keselahan. Sanksi dijatuhkan atas perbuatan jahat atau buruk yang telah dilakukan. M. Ngalim Purwanto, 1987 : 236 Maksud orang memberikan hukuman itu bermacam-macam, dan hal ini sangat erat dengan pendapat orang tentang teori-teori hukum : a. Teori Perbaikan Menurut teori ini hukuman diadakan untuk membasmi kejahatan. Jadi maksud hukuman ini ialah untuk memperbaiki si pelanggar agar jangan berbuat kesalahan seperti itu lagi. Teori ini lebih bersifat pedagogis, karenanya bermaksud memperbaiki si pelanggar, baik lahiriyah maupun batiniah. b. Teori Perlindungan 15 Menurut teori ini hukuman dilakukan untuk melindungi masyarakat dari perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. Dengan adanya hukuman ini masyarakat dilindungi dari kejahatan-kejahatan yang dilakukan si pelanggar. c. Teori Pembalasan Menurut teori ini hukuman diberikan sebagai suatu pembalasan terhadap kelalaian atau pelanggaran yang telah dilakukan oleh seseorang, sehingga teori ini tidak tepat untuk dipakai dalam pendidikan sekolah. d. Teori ganti rugi Menurut teori ini hukuman diadakan untuk mengganti kerugian-kerugian yang telah diderita akibat perbuatan-perbuatan kejahatan pada pelanggaran itu. Teori ini banyak digunakan dalam masyarakat atau pemerintahan. M. Ngalim Purwanto, 1987 : 238 Hukuman atau sanksi hendaknya berfungsi sebagai pendidikan dan harus bersifat mendidik, hal ini sesuai pula dengan pendapat dari Prof. Dr. Lengeveld 1987 :245 , yang menyatakan bahwa : “Hukuman itu tidak boleh bersifat balas dendam si anak yang mendapat duka cita, hukuman harus mengetahui bahwa yang menghukum juga merasakan duka citanya, suatu duka cita yang ditimbulkan si anak meskipun tidak dihilangkan sama sekali, karena duka cita si anak maka hubungan yang renggang antara pendidik harus sanggup mengampuni dengan kerelaan hati untuk membawa anak yang bersedih kepada alamnya, atau kepada keadaan semula”. Dalam proses pendidikan, hukuman itu penting, karena sifatnya untuk mendidik, sehingga anak didik menyadari sepenuhnya bahwa perbuatan-perbuatan itu tidak baik dan dapat menghindari perbuatan-perbuatan yang tidak baik tersebut.

5. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin