Pengaruh Lingkungan Pariwisata Terhadap Disiplin Belajar Siswa di SMK Negeri 61 Jakarta

(1)

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

AINATUL MAGHFIROH NIM 1112018200060

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M / 1437 H


(2)

diajukan kepada Fakultas Ili-nu Tarbiyah dan Keguruan (FJTK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalarn ujian rnunaqasah pada tanggal 20 September 2016 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S I (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 09 Januari 2016 Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggai Tanda Tangan Dr. HasyimAsy'arLM.Pd

NIP. 19661009 199303 1004

70 1

Penguji I

Drs. Ali Nurdin, M. Pd

NIP. 19550601 198103 1005

1'

Penguji 11

11/

Dra. Nurdelirna Waruwu. M. Pd NIP. 19671020 200112 2 001


(3)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Lingkungan Pariwisata Terhadap Disiplin Belajar Siswa di SMK Negeri 61 Jakarta disusun oleh Ainatul Maghfiroh, NIM 1112018200060, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.


(4)

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

N a m a : Ainatul Maghfiroh Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta / 05 Juni 1992

NIM : 1112018200060

Jurusan / Prodi : Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Lingkungan Pariwisata Terhadap Disiplin Belajar Siswa di SMK Negeri 61 Jakarta

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Faridal Arkam, M. Pd 2. Dra. Yefnelty Z. M.Pd.

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasyah.

Jakarta, 06 Januari 2017 Mahasiswa Ybs.

(MATERAI 600) Ainatul Maghfiroh NIM. 1112018200060


(5)

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

Pengaruh Lingkungan Pariwisata Terhadap Disiplin Belajar Siswa di SMK Negeri 61 Jakarta, disusun oleh Ainatul Maghfiroh, NIM. 1112018200060, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal 25 November 2016.


(6)

i ABSTRAK

Ainatul Maghfiroh (NIM : 1112018200060), Pengaruh Lingkungan Pariwisata Terhadap Disiplin Belajar Siswa di SMK Negeri 61 Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara lingkungan pariwisata dengan disiplin belajar siswa di SMK Negeri 61 Jakarta, seberapa besar kontribusi yang diberikan, apakah hal ini tersebut memiliki signifikan atau tidak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui hubungan dua variabel, sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui angket.

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 61 Jakarta. Adapun subjek penelitian yaitu populasinya 208 orang dan 50% dijadikan responden dalam penelitian. Penyebaran angket berisi 16 butir soal tentang lingkungan pariwisata dan 21 butir tentang kinerja guru.

Pengelolahan data dilakukan dengan analisis korelasi product moment. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah lingkungan pariwisata (x) dan disiplin belajar siswa (y). Dari perhitungan x dan y diperoleh rxy = 0,522 dikonsultasikan pada tabel interpretasi korelasi product moment dengan hasil interpretasi sedang karena 0,522 berada pada rentang 0,40-0,599. Sedangkan uji signifikansi koefisien korelasi menunjukan bahwa r tabel pada taraf 5% sebesar 0,329. Dengan demikian dapat diketahui rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 5% H0 ditolak dan Ha diterima, dengan kontribusi 27,2%. Jadi, terdapat pengaruh yang cukup dan signifikan antara lingkungan pariwisata dengan disiplin belajar siswa.


(7)

ii ABSTRACT

Ainatul Maghfiroh (NIM : 1112018200060), Pengaruh Lingkungan Pariwisata Terhadap Disiplin Belajar Siswa di SMK Negeri 61 Jakarta

This study aims to determine wheter there is between tourism environment with student learning discipline performance SMKN 61 Jakarta, how large contributions, whether these have a significant or not. The method used in this research is descriptive quantitative approach to determine the relationship of two variabels, while data collecting technique in this research is through questionnaires.

This research was conducted in SMKN 61 Jakarta. The subject of research is population students and 50% of them as respondents in the study. Questionnaire containing 16 items of tourism environment and 21 items of student learning discipline.

Data processing is done by the product moment correlation analysis. Variables examined in this study in tourism environment (X) and student learning discipline (Y). From the calculation of x and y is obtained rxy = 0,522 consulted on the

interpretation of product moment correlation table with the result of interpretation is good enought 0,522 were in the range 0,40 to 0,599. While the significance test show that the correlation coefficient rtabel at 5% level 0,329. This it can be seen rhitung >

rtabel at the 5% significance level H0 rejected and Ha accepted, whit a contribution of

27,2%. So, there is a considerable and significant effect between the tourism environment with student learning discipline performance SMKN 61 Jakarta.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang senantiasa selalu penulis ucapkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat dan anugrah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Sebuah karya yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan umumnya bagi seluruh pembaca karya ini.

Shalawat dan salam semoga Allah selalu limpahkan kepada junjungan Muhammad saw yang telah membimbing umatnya untuk menuju kebahagaian dunia dan akhirat.

Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang telah memberikan bimbingan serta bantuan baik rmateril dan moral kepada penulis. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syaruf Hidayatullah Jakarta 2. Dr. Hasyim Asy‟ari, M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan, yang

selalu mendukung dan membimbing dalam penulisan skripsi.

3. Dr. Faridal Arkam. M. Pd. Dosen Pembimbing I dalam penulisan skripsi, beliau telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga terselesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Dra. Yefnelty Z. M. Pd. Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi, beliau juga telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga terselesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Dr. Ali Nurdin M. Pd. Selaku Dosen Pembimbing Akademik. Yang sudah dengan sabar memberikan motivasi berupa masukan-masukan untuk pengembangan diri agar menjadi mahasiswa yang teladan.


(9)

iv

6. Kepala SMK Negeri 61 Jakarta, dewan guru SMK Negeri 61 Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

7. Siswa SMK Negeri 61 Jakarta yang sudah bersedia meluangkan waktu membantu mengisi angket untuk pendukung data di skripsi ini.

8. Kedua orang tua tercinta, Bapak Samiun dan Ibu Khalifah tersayang, yang selalu dengan ikhlas mendoakan, dan membimbing anaknya ini. berkat doa beliau, penulis dapat bertahan sampai saat ini, serta berkat dukungannya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Kakak satu-satunya yang tersayang, Rika mudrika yang selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

10.Kakak Helmi Ramadhan yang berjiwa besar selalu senantiasa meluangkan waktu dan kesabarannya untuk ikut membantu menyelesaikan skripsi ini. 11.Teman-Teman Tersayang Hotchili (sahabat topeng) : Nurjannah, Siti

Aisyah, Ira Nurfadillah, Tien Meylanissholihat, Umdahtul Faizah, Ismi Farhana, Vidi Septiani, dan Essa Ahwar Faraz. Kalian adalah cerita terbesar semasa kuliah yang tak akan terlupakan dan selalu dirindukan.

12.Teman-teman Semut Ranger (wahidin, edwin, santi, ghodil, hamdan, harsya, basit, andi, dan kamal)yang selalu memberi dukungan yang tak henti-hentinya dalam penyelesain skripsi ini.

13.Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012 (Power Ranger) yang kadang bikin kesel tapi tetap nomor satu. Yang selalu memberikan cerita-cerita baru dalam perkuliah.

Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT mudah-mudahan mereka yang turut membantu study penulis dan kelancaran penelitian skripsi ini, baik yang disebut maupun yang tidak disebut namanya dalam kata pengantar ini, semoga Allah membalasnya dan diberikan keberkahan dalam kehidupanya. Penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, saran yang baik sangat penulis harapkan.


(10)

v

Dengan segala kekurangannya, mudah-mudahan karya ini dapat bermanfaat pula bagi penulis maupun pembaca sekalian. Amiiinn

Ciputat, 06 Januari 2016 Hormat saya,

Ainatul Maghfiroh Penulis


(11)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Disiplin Belajar Siswa ... 8

1. Pengertian Disiplin Belajar ... 8

2. Jenis-jenis Disiplin ... 11

3. Bentuk-bentuk Displin ... 13

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ... 15

5. Pendekatan Disiplin Belajar ... 15

6. Unsur-unsur Kedisiplinan Belajar ... 17

7. Sumber-sumber Pelanggaran Disiplin... 19

8. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin ... 21

B. Lingkungan Pariwista... 22

1. Pengertian Lingkungan Pariwisata ... 22

2. Jenis-jenis Lingkungan... 26

3. Jenis-jenis Pariwisata ... 27


(12)

vii

5. Faktor-faktor Pendukung Lingkungan Belajar... 30

6. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Individu ... 31

C. Penelitian Relevan ... 33

D. Kerangka Berfikir... 34

E. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

B. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampling ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Teknik Pengolaan Data ... 41

F. Instrumen Penelitian ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Gambaran Umum Wilayah Objek Penelitian ... 53

B. KeadaanGeografi... 54

C. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 61

1. Sejarah Singkat SMK Negeri 61 Jakarta ... 61

2. Profil SMK Negeri 61 Jakarta ... 62

3. Visi dan Misi SMK Negeri 61 Jakarta ... 63

4. Tujuan Pencapaian SMK Negeri 61 Jakarta ... 64

5. Guru SMK Negeri 61 Jakarta ... 65

6. Keadaan Siswa SMK Negeri 61 Jakarta ... 66

7. Fasilitas ... 66

D. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 67

1. Lingkungan Pariwisata (X) ... 67

2. Disiplin Belajar Siswa (Y) ... 69

E. Uji Persyaratan Analisis ... 71


(13)

viii

2. Uji Homogenitas ... 49

3. Uji Linieritas ... 71

4. Uji Korelasi ... 72

5. Uji Hipotesis ... 75

F.Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

BAB V PENUTUP ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi ... 38

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Lingkungan Pariwisata (X) ... 42

Tabel 3.3 Nilai Reliabilitas Lingkungan Pariwisata (X) ... 45

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Disiplin Belajar (Y) ... 46

Tabel 3.5 Nilai Reliabilitas Disiplin Belajar Siswa(Y) ... 48

Tabel 3.6 Hasil Uji Normalitas Data ... 49

Tabel 3.7 Hasil Uji Homogenitas ... 50

Tabel 3.8 Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment ... 51

Tabel 4.1 Luas wilayah Pulau Tidung Status Tanah ... 55

Tabel 4.2 Luas wilayah Pulau Tidung Berdasarkan Peruntukan Tanah ... 56

Tabel 4.3 Penduduk Pulau Tidung Berdasarkan Kelompok Umur ... 58

Tabel 4.4 Penduduk Pulau Tidung Berdasarkan Mata Pencaharian ... 59

Tabel 4.5 Siswa SMK Negeri 61 Jakarta Tahun 2015/2016 ... 66

Tabel 4.6 Data Deskriptif Analisis Lingkungan Pariwisata ... 67

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Lingkungan Pariwisata ... 68

Tabel 4.8 Data Deskriptif Analisis Disiplin Belajar ... 69

Tabel 4.9 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Angket Disiplin Belajar ... 70


(14)

ix

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Variansi ... 72

Tabel 4.12 Hasil Uji Linier ... ... 73

Tabel 4.13 Uji Korelasi Peoduct Moment... 74

DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Diagram Batang Lingkungan Pariwisata... 68

Gamabar 4.2 Diagram Batang Disiplin Belajar ... 71

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 hasil wawancara dengan kepala sekolah ... 81

Lampiran 2 hasil wawncara dengan guru... 86

Lampiran 3 angket penelitian ... 90

Lampiran 4 nilai variabel x dan y ... 100

Lampiran 5 uji persyaratan analisis... 101

Lampiran 6 hasil uji coba validitas variabel lingkungan pariwisata ... 102

Lampiran 7 hasil uji coba validitas variabel disiplin belajar... 103

Lampiran 8 surat keterangan sekolah ... 104

Lampiran 9 Surat pernyataan jurusan ... 105

Lampiran 10 Surat bimbingan ... 106


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada khakikatnya pendidikan baru dikatakan berhasil bila (outputnya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, salah satu aspek terpenting dalam pembinaan pendidikan terhadap anak didik adalah “Disiplin”. Dengan terbentuknya disiplin siswa, merupakan bagian dari kepribadian dan akan mempermudah tercapainya tujuan pendidikan. Sebagai mana disebutkan dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasar 3 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mengajarkan berbagai keterampilan dan kepandaian kepada peserta didik. Disamping itu, sekolah juga sebagai tempat mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Akan tetapi fungsi sekolah sebagai pembentukan nilai dan norma dalam peserta didik sekarang ini banyak menghadapi tantangan. Indikasi adalanya tantangan tersebut dapat dilihat dengan masih banyak siswa yang melanggar aturan dan tata tertib sekolah, yang merupakan salah satu unsur penghambat terhadap keberhasilan belajar peserta didik khususnya dalam pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya.

Salah satu faktor penting yang mendukung kesuksesan dalam belajar adalah harus ditanamkan, dikembangkan, serta dilaksanakannya disiplin untuk mencapai

1


(16)

tujuan belajar. karena itu pentingnya keberadaan disiplin tersebut maka ini harus ada dalam diri peserta didik.

Membicarakan tentang disiplin di sekolah, tidak dapat dilepaskan dari prilaku negatif yang dilakukan siswa. Prilaku negatif yang terjadi dikalangan siswa akhir-akhir ini sangat menghawatirkan, salah satunya adalah sikap yang kurang menghargai waktu. Siswa mulai terbiasa dengan senenaknya melanggar peraturan disekolah. Tata tertib yang berlaku di sekolahpun justru tidak mampu membuat siswa sadar akan pentingnya sikap disiplin. Perilaku menyimpang siswa seperti halnya yang telah di sebutkan di atas tidak lain adalah hasil dari kurangnya pembinaan disiplin siswa disekolah dan penegakan peraturan yang bisa dikatakan mungkin kurang efektif. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya berbagai macam pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah yang tentunya akan sangat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan siswa dalam belajar baik bagi si pelanggar maupun bagi siswa lain yang berada di lingkungan sekolah. Disiplin yang dikehendaki disini adalah disiplin yang muncul karena kesadaran bukan karena paksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan karena siswa telah menyadari bahwa hanya dengan disiplin akan didapatkan kesuksesan dalam segala hal. Dengan disiplin akan dapat menghilangkan kekecewaan orang lain, dan dengan disiplinlah orang lain dapat mengaguminya.

Hal ini yang menjadi alasan mengapa Orang tua dan guru harus memikirkan cara tepat menerapkan disiplin bagi anak sejak mereka balita hingga masa kanak-kanak dan sampai usia remaja. Tujuan disiplin adalah mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung kepada disiplin diri. Diharapkan, kelak


(17)

disiplin diri mereka akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang.2

Dengan diberikannya tata tertib baik di sekolah maupun di rumah, kedisiplinan yang tertanam pada diri siswa akan diterapkan dimana saja dan kapan saja. Pengawasan terhadap pelaksanannya serta penjelasan-penjelasan terhadap arti pentingnya kedisiplinan akan dapat menumbuhkan rasa disiplin siswa. Sehingga dengan terciptanya kedisiplinan di sekolah akan mendukung proses kegiatan belajar mengajar yang ada, dengan proses belajar mengajar yang sesuai dengan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai maka seorang siswa akan dapat memperoleh prestasi yang baik.

Dalam arti luas, disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditunjukan untuk membantu siswa agar mereka dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukan siswa terhadap lingkungannya. Dengan disiplin, siswa diharapkan bersedia tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu.3

Disiplin juga dipengaruhi oleh lingkungan dimana lingkungan merupakan faktor terpenting dalam pembentukan psikologis seseorang, lingkungan juga dipercaya dapat memberikan stimulus bagi seseorang yang berada di dalamnya. oleh karena itu diperlukan lingkungan yang baik untuk dapat membantu siswa berkonsentrasi dan fokus dalam belajar. lingkungan belajar akan memberikan dampak yang berbeda sebagaimana keadaan lingkungan itu sendiri seperti lingkungan yang baik, jauh dari kebisingan, akan memberikan dampak baik bagi siswa yang berada di dalamnya begitu juga lingkungan yang gaduh, tidak kondusif akan memberikan dampak yang berbeda.

SMK Negeri 61 Jakarta merupakan sekolah yang berlokasi disalah satu pesisir pantai Kepulauan Seribu tepatnya di Kelurahan Pulau Tidung. Pulau Tidung yang

2

Sylvia Rimm, Mendidik Dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 47

3

Sri Minarti, Manajemen Sekolah : mengelola lembaga pendidikan secara mandiri, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011), h.192


(18)

kini merupakan salah satu objek wisata yang sedang marak diperbincangkan masyarakat baik melalui media elektronik maupun media cetak. Keindahan alam dan beragam budaya serta unsur lain yang dimiliki kini menjadi daya tarik perhatian wisatawan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Pulau Tidung.

Di Indonesia sendiri, pariwisata telah menampilkan peranannya dengan nyata dalam memberikan kontribusinya terhadap kehidupan ekonomi, sosial dan budaya bangsa. Kesempatan kerja bagi orang-orang terampil di bidang ini makin bertambah jumlahnya, pendapatan negara dari sektor pajak dan devisa makin meningkat, keadaan sosial masyarakat yang terlibat dalam sektor ini makin baik, kebudayaan bangsa makin memperoleh apresiasi.

Disatu sisi, sulit diingkari bahwa pariwisata itu mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Namun Di sisi lain harus diakui pula bahwa, pariwisata juga berdampak negatif yang menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia yang kadang tidak sesuai, bahkan bertentangan dengan tatanan kehidupan sosial, budaya dan agama masyarakat serta harkat hidup manusia itu sendiri. Kemudian dampak lain yang ditimbulkan diluar ekonomi adalah sosial, budaya, dan religi. Misalnya pada aspek budaya bahwa pariwisata memiliki hubungan yang erat dengan budaya yang ada pada daerah tersebut karna budaya suatu daerah dapat mempengaruhi keinginan wisatawan untuk berkunjung dengan menyediakan berbagai kegiatan atraksi dari budaya, event, atau produk wisata yang dihasilkan oleh suatu daerah tersebut.

Apabila dikaji secara mendalam mengenai problematika pariwisata, disatu sisi pariwisata telah banyak memberikan konstribusi, baik berupa peningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun memberikan nilai tersendiri bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Namun disisi lain hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa pariwisata sangat berdampak terhadap corak dan perilaku pada masyarakat dan pelajar atau siswa, khususnya siswa SMK Negeri 61 Pulau Tidung.


(19)

Perubahan yang diakibatakan oleh pariwisata yang telah berkembang pesat memiliki dampak tersendiri bagi siswa SMK Negeri 61 Jakarta. Dimana Perubahan gaya hidup yang tidak menutup kemungkinan pada hal-hal yang berkaitan dengan idiologi, agama serta perilaku sosial lainnya yang merendahkan Aqidah Islamiyah. Hal seperti ini bisa dilihat pada aktivitas siswa sehari-hari yang jarang sekali terlihat shalat berjamah di masjid atau di musolah-musolah sekitar. Hal ini dikemukakan pula oleh wakil kepala sekolah SMK Negeri 61 Jakarta bahwa beliau sering memantau setiap kali shalat berjamaah bisa dipresentasikan bahwa siswa atau pemuda yang ikut shalat berjamaah hanya diperoleh hitungan jari.4

Sikap lain yang diperlihatkan oleh siswa SMK Negeri 61 Jakarta adalah kurangnya menghargai waktu, menghargai waktu disini bahwa siswa SMK Negeri 61 Jakarta masih banyak yang kurang disiplin, seperti adanya siswa yang datang terlambat, tidak masuk kelas tanpa keterangan yang jelas, berpakaian tidak lengkap, dan masih banyak yang lebih memilih profesi menjadi tour guide atau pemandu wisata dibandingkan mengikuti ektrakulikuler disekolah. Persepsi seperti ini dikemukakan salah satu siswa SMK Negeri 61 Jakarta bahwa dengan menjadi tour guide maka ada pendapatan yang dihasilkan daripada mengikuti ektrakulikuler di sekolah.5 Selain itu sikap ketidakdisiplinan juga diperlihatkan guru sebagai budaya dan tidak berusaha merubahnya menjadi contoh yang lebih baik untuk siswa. Sering kali teguran atau bahkan nasehat dilontarkan kepala sekolah SMK Negeri 61 Jakarta untuk merubahnya namun masih saja pelanggaran ini terjadi mungkin karna hal-hal seperti ini telah membudaya sejak lama sehingga sulit untuk dirubah.6

4

Wawancara (observasi awal) dengan Wakil Kepala Sekolah SMKN 61 Jakarta, pada 14 Mei 2015 Pukul 10.30 WIB

5

Wawancara (observasi awal) dengan Siswa Kelas XI SMKN 61 Jakarta, pada 14 Mei 2015 Pukul 11.30 WIB

6

Wawancara (observasi awal) dengan Kepala Sekolah SMKN 61 Jakarta, pada 10 Mei 2015 Pukul 09.00 WIB


(20)

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Lingkungan Pariswisata Terhadap Disiplin Belajar Siswa di SMK Negeri 61 Jakarta

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat di indentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Masih rendahnya kesadaran disiplin siswa SMKN 61 Jakarta. 2. Kurang efektifnya tata tertib atau peraturan yang diterpakan.

3. Kurangnya efektifnya pembinaan disiplin belajar yang ada di sekolah. 4. Kurang adanya contoh keteladanan yang diberikan guru dalam disiplin.

5. Letak sekekolah yang bertepatan di objek wisata Pulau Tidung Kepulauan Seribu Selatan.

6. Pesatnya pertumbuhan pariwisata di Pulau Tidung yang berdampak pada siswa SMK Negeri 61 Jakarta.

C. Pembatasan Masalah

Dengan adanya keterbatasan waktu, pikiran, dana dan sarana yang ada, maka tidak mungkin bagi penulis untuk membahasnya secara keseluruhan. Oleh karena itu agar masalah dalam penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari apa yang akan diteliti maka penulis membatasinya sebagai berikut “pengaruh lingkungan pariwisata terhadap disiplin belajar siswa di SMK Negeri 61 Jakarta”. Lingkungan pariwisata yang meliputi : pariwisata untuk menikmati perjalanan, pariwisata untuk rekreasi, pariwisata untuk kebudayaan, pariwisata untuk olah raga, pariwisata untuk urusan usaha dagang. dan disiplin belajar meliputi : masuk kelas tepat waktu, berpakaian seragam sesuai dengan ketentuan sekolah, memperhatikan pelajaran, mengikuti pelajaran tanpa bolos, memiliki rencana belajar yang teratur, mengerjakan tugas.


(21)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana pengaruh lingkungan pariwisata terhadap disiplin belajar siswa di SMK Negeri 61 Jakarta?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui :

1. Untuk mendeskripsikan lingkungan pariwisata di Pulau Tidung

2. Untuk mendeskirpsikan pengaruh lingkungan pariwisata terhadap disiplin belajar siswa di SMK Negeri 61 Jakarta

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan pariwisata terhadap disiplin belajar siswa di SMK Negeri 61 Jakarta

F. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis

 Penelitian ini bermanfaat sebagai sarana mengembangkan disiplin siswa serta menjadi sarana pertimbangan bagi penelitian-penelitian yang serupa di masa yang akan datang.

Manfaat praktisi

 Bagi pemerintah setempat

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan agar pemerintah lebih memperhatikan pendidikan yang berada di lingkungan pariwisata, dan membatasi keikutsertaan pelajar dalam pengembangan pariwista.

 Bagi universitas

Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang pernah penulis terima untuk mempraktekannya langsung kelapangan kerja khususnya dalam dunia pendidikan.


(22)

8

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Disiplin Belajar Siswa

1. Pengertian Disiplin Belajar Siswa

Kata belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.7 Belajar adalah proses perubahan prilaku, dimana perubahan prilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan prilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor.8

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.9

Sebagaian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagaian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.10

Selain itu, Menurut Burton “ learning is a change in the individual, due to interaction of that individual and his environment, which fills a need and

7

Iskandarwassid dan dadang sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011), H. 4

8

Asep Hery Hermawan, Asra dan Laksmi Dewi, Belajar dan Pembelajaran SD, (Bandung : UPI PRESS, 2007), h. 7

9

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 87

10

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 87


(23)

makes him more capable of dealing adequately with his environment”, belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan dan menjadikannya mampu melestarikan lingkungannya secara memadai.11

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang di sebabkan oleh serangkaian kegiatan misalnya membaca, mendengar, meniru dan lain sebagainya. Sehingga menimbulkan pengetahuan baru yang berbeda anatara sebelum belajar dan sesudah belajar. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa belajar merupakan proses pembentukan moral yang diperoleh dari kondisi dan lingkungan baik dari internal maupun eksternal sehingga terjadinya suatu perubahan, perubahan itu ditandai dari yang semula buruk menjadi baik, yang semula tidak tau menjadi tau, yang semula tidak mengerti menjadi mengerti dan yang semula tidak bisa menjadi bisa. Salah satu faktor penting yang dapat mendukung kesuksesan dalam belajar adalah ditanamkan, dikembangkan dan dilaksanakannya disiplin agar tujuan belajar dapat tercapai. Oleh karena pentingnya sikap disiplin maka harus ada usaha dari pihak sekolah dan orang tua yang berkerja sama dalam membina kedisiplinan dalam belajar dan mengupayakan agar disiplin dalam belajar dapat tertanan sehingga menumbuhkan kesadaran siswa untuk memengkinkan terbentuknya sifat disiplin atau kebiasaan disiplin pada setiap harinya.

Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan disekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk berprilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah itu biasa disebut disiplin siswa.

11

Anisa Basleman dan Syamsu Mapp, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 7


(24)

Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur prilaku siswa disebut disiplin sekolah.12

Dalam pembicaraan sehari-hari tata tertib biasanya dikaitkan dengan disiplin, Artinya dimana tata tertib adalah ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mngandung sanksi terhadap pelanggarnya.13 Tata tertib dan disiplin sekolah mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar. Pada dasarnya tata tertib dan disiplin merupakan harapan yang dinyatakan secara eksplisit yang mengandung peraturan tertulis mengenai prilaku peserta didik yang dapat diterima, prosedur disiplin, dan sanksi-sanksinya.14

Disiplin memiliki makna dan konotasi tersendiri yang berbeda-beda. Ada yang mengartikan disiplin sebagai hukuman, pengawasan, pemaksaan, kepatuhan, latihan, kemampuan tingkah laku. Disiplin juga dimaksudkan sebagai pengembangan diri sendiri pada si terdidik yang timbul sendiri dari kesadaran diri tanpa paksaan.15 Sedangkan secara tradisional disiplin dimaksudkan sebagai penertiban tingkah laku anak oleh kekuatan yang berasal dari luar diri anak, sehingga seolah-olah kurang memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan daya dan kemampuan yang ada padanya.16

Selain itu, Menurut Oteng Sutisna disiplin adalah esensial bagi semua kegiatan kelompok yang terorganisasi. Para anggota harus mengendalikan keinginan-keinginan pribadi masing-masing dan bekerja sama untuk kebaikan semua. Piet Sahertian dan Ida Aleida Sahertian juga menjelaskan disiplin

12

Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 166

13

Badrudin, Manajemen Peserta Didik, (Jakarta : PT Indeks, 2014), h. 47

14

E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta : Remaja Rosdakarya, 2012), h. 79

15

Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), h. 126

16

Bambang Sumantri, “Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa


(25)

sebenarnya merupakan akibat dari pengelolaan kelas yang efektif. Sedangkan Menurut Wikipedai, mengemukakan disiplin merupakan bentuk pelatihan yang menghasilkan suatu karakter atau perilaku khusus yang menghasilkan perkembanagan moral, fisik dan mental untuk tujuan tertentu.17

Berdasarkan uraian di atas dapat difahami bahwa disiplin mengandung arti adanya kepatuhan atau kesediaan seseorang terhadap peraturan, tata tertib, norma-norma dan nilai-nilai. Kepatuhan atau kesediaan disini bukan hanya karena adanya tekanan- tekanan dari luar, melainkan kepatuhan yang didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan. Maka dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah salah satu faktor penting dalam mencapai suatu tujuan, karena disiplin merupakan bentuk ketaatan atau kepatuhan yang secara sadar dilakukan seseorang terhadap peraturan yang sudah dibuat. Sedangkan disiplin belajar merupakan suatu usaha yang ditunjukan untuk membantu melatih dan mengkontrol siswa siswi dengan cara mengajarkan kepada mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang baik dan pantas dilakukaan serta mengingatkan bentuk-bentuk tingkah laku yang buruk dan tidak pantas untuk dilakukan. Usaha ini dapat melalui peraturan-peraturan, keputusan-keputusan, dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama.

2. Jenis-jenis Disiplin

Kedisplinan bermanfaat untuk membuat anak didik terlatih dan terkontrol dalam bertingkah laku yang pantas dan tidak pantas. Dengan pola disiplin yang tepat dapat menyadarkan anak bahwa disiplin sangat penting bagi dirinya. Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis disiplin :

a. Disiplin tradisional, adalah disiplin yang bersifat menekan, menghukum, mengawasi, memaksa, dan akibatnya merusak penilaian yang terdidik.

17

Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta,2011), h. 47


(26)

b. Disiplin modern, pendidikan hanya menciptakan situasi yang memungkinkan agar si terdidik dapat mengatur dirinya. Jadi situasi yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga si terdidik mengembangkan kemampuan dirinya.

c. Disiplin liberal, yang dimaksud disiplin liberal adalah disiplin yang diberikan sehingga anak merasa memiliki kebebasan tanpa batas.18

Dari uraian jenis-jenis disiplin maka dapat difahami bahwa guru harus mempertimbangkan secara matang terlebih dahulu dalam menentukan cara-cara yang akan di tempuh untuk mendisiplinkan siswanya. Misalnya guru menggunakan jenis disiplin tradisional dengan cara menghukum, mengawasi dan memaksa yang akan menjadikan siswa patuh dihadapan guru atau orang tua namun dibelakang itu siswa akan memperlihatkan reaksi lain misalnya melawan dan menentang karena merasa di paksa. Sebaiknya guru menggunakan disiplin modern dimana cara ini guru bertindak bukan sebagai pemegang kuasa namun seperti sahabat dengan menciptakan situasi yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga si terdidik mengembangkan kemampuan dirinya.

Berdasarkan pemaparan dapat disimpulkan bahwa seorang siswa harus memiliki sikap disiplin baik disiplin dalam belajar di sekolah, disiplin dalam mengerjakan tugas, maupun disiplin dalam belajar di luar sekolah atau di rumah, sehingga akan tercapainya hasil belajar yang optimal. Melalui disiplin pula akan timbul pada diri siswa kesadaran bahwa melalui disiplin siswa akan menjadi individu yang tertib, teratur, dalam menaati norma dan nilai-nilai kehidupan yang kelak akan menjadi jalan bagi mereka untuk sukses. Pembiasaan sikap disiplin harus mempertimbangkan tindakan yang seperti apa yang akan digunakan. Seperti disiplin tradisional karena disiplin yang

18

Piet Sahertian, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya : Usaha Nasional, 1994), h. 127


(27)

bersifat menekan, menghukum, mengawasi, memaksa, maka guru harus mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan ketika guru menggunakan disiplin ini. Karena kita tidak bisa menyamakan semua psikologis anak, mungkin ada yang merasa dengan cara ini siswa dapat disiplin namun ada pula yang merasa hal ini justru ancaman yang membuatnya merasa tertekan untuk menjalaninya.

3. Bentuk-bentuk kedisiplinan belajar

Implementasi kedisiplinan idealnya mencakup segala aspek aktifitas kehidupan manusia, karena satu aspek saja terjadi ketidak disiplinan maka akan mempengaruhi yang lain. Namun dalam pembahasan ini penulis perlu memberikan batasan sesuai tema besar pada tulisan ini. Batasan tersebut meliputi disiplin dalam belajar, Adapun bentuk-bentuk kedisiplinan belajar antara lain :

a. Masuk kelas tepat waktu

Masuk kelas tepat waktu artinya anak didik masuk ruangan guna mengikuti kegiatan belajar mengajar tepat pada waktunya. Masuk kelas tepat waktu merupakan kewajiban yang mutlak yang harus ditaati dan dipatuhi oleh semua anak didik.

b. Berpakaian seragam sesuai dengan ketentuan sekolah

Seorang siswa apabila ia berangkat ke sekolah dituntut untuk berpakaian dan dalam hal ini berpakaian rapih buka berarti harus baru, tetapi harus memakai seragam sesuai dengan peraturan yang ditentukan sekolah seperti memakai tanda lokasi sekolah, baju dimasukan dan sebagainya.

c. Memperhatikan pelajaran

Bagi seorang yang berdisiplin tentunya ia akan memusatkan seluruh perhatiannya kepada penjelasan guru sehingga mampu menangkap materi yang disampaikan. Namun sebaliknya, bagi siswa yang mengabaikan


(28)

disiplin, ia akan membuat gaduh di dalam kelas sehingga mengganggu konsentrasi kawan sekelasnya.

d. Mengikuti pelajaran tanpa bolos

Seorang siswa yang terbiasa berdisiplin akan berusaha untuk aktif berangkat ke sekolah dan senantiasa mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir. Ia akan merasa sangat menyesal apabila tidak dapat masuk sekolah karena sakit atau karena alasan lain yang karenanya ia ketinggalan pelajaran tersebut.

e. Memiliki rencana belajar yang teratur

Rencana yang dimaksud adalah perhitungan jangka pendek yang menyangkut tentang pembagian waktu, tenaga dan bahan yang akan dipelajari. Dalam rangka mendapatkan efektifitas dan efisien dalam belajar, karena salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang adalah kedisiplinan dalam pelaksanaannya, bukan lamanya belajar yang diutamakan tetapi kebiasaan teratur dan rutin dalam belajar. f. Mengerjakan tugas

Dalam prinsip belajar mengajar siswa tidak hanya dituntut untuk mendengarkan apa yang disampaikan guru saja atau bersikap pasif, tetapi yang dituntut untuk aktif di dalam proses belajar mengajar. Salah satunya dengan mengerjakan tugas yang diberikan guru. semua tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru harus dikerjakan, karena kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas sangatlah mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. 19

19

Mujianto, “Pengararuh Disiplin Belajar dan Keaktifan Kegiatan Ektrakulikuler Pendalaman Kitab Suci (PKS) Agama Budha Siswa SMP Negeri 2 Kaloran Kabupaten

Temanggung Tahun Ajaran 2011/2012”. Jurnal Agama Budha dan Ilmu Pengetahuan, Vol. 1, 2014, h. 64


(29)

Berdasarkan bentuk-bentuk disiplin di atas maka dapat difahami bahwa tingkat kedisiplinan dan keberhasilan belajar siswa memerlukan kerjasama antara sekolah, orang tua dan masyarakat dalam mengawasi kegiatan anak-anaknya, baik mengenai kegiatan yang yang berhubungan dengan pendidikan formal yaitu disiplin dalam belajar, disiplin dalam mengerjakan tugas sekolah maupun disiplin dalam pendidikan non formal yaitu yang berkaitan dengan kegiatan rumah/tempat tinggal anak. Siswa yang diawasi bukan berarti dibatasi kebebasannya untuk bergerak tetapi dengan adanya pengawasan maka sekolah, orang tua, dan masyarakat dapat memonitoring apa saja kegiatan yang dilakukan siswa tersebut dengan kata lain apabila ada hal yang menyimpang maka segera dilakukan tindakan yang membuat siswa tersebut tidak semakin jauh terjerumus pada hal-hal yang akan membahayakan dirinya. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan merupakan bekal bagi anak untuk mengarungi kehidupannya demi masa depan. Karena itu kedisiplinan pada siswa penting untuk dipersiapkan dan dibina sejak dini. Untuk itu diperlukan kerjasama antar orang tua dengan sekolah karena ada beberapa faktor dalam kedisiplinan yang perlu mendapat perhatian bersama antara sekolah dengan keluarga.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar

Seperti halnya belajar, disiplin juga dipengaruhi banyak faktor-faktor yang memberi motivasi kepada individu untuk berprilaku disiplin, di bawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin.

a. Faktor physiologis

Masalah kesehatan dapat mempengaruhi sikap. Keadaan pancra indra yang sehat, tubuh yang sehat, makan yang cukup memungkinkan siswa belajar dengan tenang. Kesehatan pendidik dan anak didik akan membantu terlaksananya ketertiban dan suasana belajar yang tenang di dalam kelas, yang pada gilirannya meningkatkan hasil belajar.


(30)

a. Faktor perorangan

Tidak tertutup kemungkinan adanya tingkah laku siswa yang kurang baik di dalam kelas. Sifat perorangan, seperti egois, sering menentang, acuh tak acuh, sering mengganggu orang lain dan sebagainya semua perlu mendapat perhatian. Kalau hal demikian dibiarkan akan mengakibatkan suasana belajar yang tidak kondusif dan tidak tertib, sehingga akan mengganggu hasil belajar yang dicapainya.

b. Faktor sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat akan timbul pengaruh sosial dalam sikap seseorang. Pengaruh-pengaruh tersebut anatara lain : ingin bebas bertindak, ingin terpandang, tergolong dalam kelompok atau melakukan diri dan lain sebagainya.20

Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan mahluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari manusia selain sebagai makhluk sosial ia juga sebagai mahluk individu yang memiliki sifat ego, nyatanya kehidupan masyarakat kadang-kadang terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan bersama. Maka disinilah perlunya disiplin karena disiplin berperan untuk mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok agar lebih baik. Sehingga kehidupan bermasyarakat akan tentram dan teratur. Dengan disiplin seseorang akan jauh lebih pintak dalam bersikap dan mengambil keputusan sehingga apabila terjadi benturan pemikiran atau perselisihan maka dapat di ambil jalan keluar yang tepat untuk mengatasinya. 5. Pendekatan Disiplin Belajar

Ada beberapa teori yang diterapkan dalam mendisiplinkan siswa. Teori-teori tersebut memberikan sebuah asumsi bahwa semua guru ingin melakukan

20

Bambang Sumantri, “Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa


(31)

yang terbaik bagi siswanya. Namun, pendekatan yang berbeda sering bertentangan dengan lainnya, beberapa diantaranya berada dalam posisi total. Isu utama yang tidak mereka setujui adalah tingkat dimana siswa harus diberi semangat dalam memperbaiki sikapnya sendiri.

Teori yang dipergunakan dan pendekatan yang diaplikasikan oleh seorang guru harus beragam, dan mungkin berhubungan dengn beberapa faktor. Faktor seperti kepercayaan guru kepada siswa berpengaruh kuat terhadap model pendekatan paling nyaman, yang digunakan oleh guru. Kepercayaan guru tentang bagaimana seharusnya siswa bersikap, akan mempengaruhi tindakannya. Ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi pilihan pendekatan atau tindakan guru dikelas. Faktor-faktor tersebut, yaitu :

a. Usia dan kepribadian siswa

b. Waktu dan energi yang guru miliki saat sikap tidak layak muncul c. Bentuk sikap yang tidak layak dari siswa

d. Tujuan utama disiplin kelas21

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa banyak tindakan yang harus dilakukan guru, sebanyak prilaku siswanya sendiri. Namun, ketika guru mengajar di kelas dengan rombongan yang banyak, sering tindakan itu pukul rata, termasuk dalam kerangka mendisiplinkan siswanya. Hal inilah yang seharusnya dihindari guru mengingat perbedaan karakter yang beragam maka guru pun harus dapat menyesuaikannya dengan tidak membeda-bedakan antara satu dengan lainnya.

6. Unsur-unsur Kedisiplinan belajar

Disiplin diharapkan dapat memudahkan mendidik anak untuk berprilaku sesuai standar yang ditetapkan, ia harus memiliki tiga unsur pokok dalam mendisiplinkan siswa diantaranya :

21

Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung :CV Pustaka Setia, 2011), h. 169


(32)

1. Tata tertib atau peraturan

Sebagaimana telah di jelaskan sebelumnya bahwa tata tertib sangat penting dalam mewujudkan sekolah efektif melalui penciptaan disiplin belajar.22

2. Hukuman

Hukuman dapat dilaksanakan secara verbal dan non verbal (pukulan, cubitan dan sebagainya) dan dilakukan segera sesudah tingkah laku yang tidak diharapkan (perbuatan salah) dihentikan. Yang bersifat verbal dapat berupa sindiran atau ancaman, hal ini merupakan salah satau bentuk hukuman tetapi sifatnya tidak mendidik.23

3. Penghargaan

Sekolah yang efektif menyadari bahwa pemberian penghargaan jauh lebih penting ketimbang menghukum atau menyalahkan perserta didik. Hal ini dinilai sebagai suatu stategi motivasi yang penting untuk mengingkatkan citra diri (self-image) peserta didik serta megembangkan iklim yang bersahabat dan supportif.24

Dari pemaparan diatas maka dapat dipahami bahwa unsur-unsur kedisiplinan dilakukan untuk membiasakan sikap disiplin siswa tumbuh dalam dirinya. Tata tertib, hukuman dan penghargaan merupakan cara yang diharapkan dapat membantu guru untuk menciptakan generasi yang hidup dalam sikap disiplin. Namun yang harus dipertimbangkan seorang guru adalah ketika memberikan hukuman pada siswanya. Seringkali hukuman dianggap cara yang paling ampuh untuk menegur siswa yang lalai tanpa memikirkan dampak buruk bagi siswanya. Guru seharusnya mempertimbangkan

22

E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta : Remaja Rosdakarya, 2012), h. 79

23

Nur‟aeni, Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1997), h. 139

24


(33)

unsur kedisiplinan dengan matang sehingga tidak salah mengambil keputusan dalam mendisiplinkan siswanya.

7. Sumber-sumber Pelanggaran Disiplin

Kita sudah sependapat tentang satu asumsi yang menyatakan bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya untuk mencapai tujuan yaitu pemenuhan kebutuhan. Pengenalan terhadap kebutuhan peserta didik secara baik merupakan andil yang besar bagi pengendalian disiplin.

Maslow mengemukakan teori Hierarki kebutuhan manusia yang dapat digambarkan sebagai berikut : (1) Kebutuhan fisik manusia merupakan kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidupnya seperti makan, minum, perlindungan, fisik, sex, dan sebagainya. (2) Kebutuhan akan rasa aman baik fisik, dan perasaan keamanan terhadap masa depan yang dihadapinya. (3) Kebutuhan akan cinta kasih, mencintai orang lain dan dicintai orang lain, penerimaan, pembenaran, dan cinta kasih orang lain pada dirinya. (4) Kebutuhan akan penghargaan dan untuk dikenal orang lain, merasa berguna bagi orang lain, mempunyai pengaruh terhadap orang lain. (5) Kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman, terhadap berbagai hal agar individu dapatmengambil berbagai keputusan yang bijaksana terhadap beberapa hal dalam menghadapi dunianya secara efektif. (6) Kebutuhan akan keindahan dan aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan untuk pengalaman mengaktualisasikan dirinya dalam dunia nyata secara langsung agar dari pengalaman ia akan lebih kreatif, toleran, dan spontan25.

Dari penjelasan di atas maka dapat di pahami bahwa pelanggaran disiplin dapat terjadi akibat tidak tercapinya pemenuhan kebutuhan manusia. Manusia yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya cenderung akan melakukan tindakan-tindakan yang melanggar peraturan demi memperoleh yang diinginkannya. Begitupun dalam pendidikan banyak guru yang kurang menyadari bahwa peserta didik memiliki hal-hak tertentu di dalam lingkungan sekolah. Misalnya hak menyelesaikan pendidikan sebaik-baiknya, hak persamaan kedudukan atau tidak dibeda-bedakan, dan hak mengemukaan

25

Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta,2011), h. 49


(34)

pendapat dalam belajar. Kebutuhan dan hak adalah faktor yang menentukan tingkat kedisiplinan siswa dalam belajar. Jika salah satu kebutuhan dan hak siswa tidak diperoleh maka siswa akan cenderung melakukan hal-hal yang dianggap melanggar ketentuan yang telah diberlakukan. Oleh karena itu guru perlu mempertimbangkan dalam menentukan program disiplin yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan latar belakang kondisi para siswa.

Bila kebutuhan ini tidak lagi dapat dipenuhi melalui cara-cara yang sudah biasa dalam masyarakat, maka akan terjadi ketidak seimbangan pada diri individu, dan yang bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara-cara lain yang sering kurang bisa diterima masyarakat. Mungkin pula pelanggaran disiplin di sekolah bersumber pada lingkungan sekolah itu sendiri.Misalnya:

1) Kepemimpinan guru atau kepala sekolah yang otoriter yang menyebabkan sikap siswa yang agresif ingin berontak akibat kekangan dan perlakuan yang tidak manusiawi

2) Kurang diperhatikannya kelompok minoritas baik yang berada di atas rata-rata maupun yang berada di bawah rata-rata-rata-rata dalamberbagai aspek yang ada hubungannya dengan kehidupan disekolah.

3) Siswa kurang dilibatkan dan diikutsertakan dalam tanggung sekolah. 4) Latar belakang kehidupan keluarga.

5) Sekolah kurang mengadakan kerja sama dan saling melepas tanggung jawab.26

sekolah erat hubungannya dengan kerajianan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib. Kedisiplinan pegawai /karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung

26

Sri Minarti, Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011), h. 193.


(35)

sekolah, halaman dan lain-lain. Kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya. Dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanan kepada siswa.27

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa apabila seluruh staf sekolah mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin maka hal itu akan membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu juga akan memberi pengaruh yang positif terhadap kegiatanan belajar siswa di sekolah. Sebaliknya jika seluruh staf disekolah kurang disiplin hal ini akan mempengaruhi kurangnya sikap disiplin siswa dalam belajar, siswa seolah diberikan contoh sikap yang kurang baik dan siswa juga akan cenderung meniru hal yang sama.

8. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin

Penanggulangan pelanggaran disiplin perlu dilaksanakan secara penuh kehati-hatian, demokratis dan edukatatif. Cara-cara penanggulangan dilaksanakan secara bertahap dengan tetap memperhatikan jenis gangguan yang ada dan siapa pelakunya, apakah dilakukan oleh individu atau kelompok. Berikut ini dikemukakan tiga jenis teknik pembinaan disiplin, yaitu :

a. Teknik inner control

Teknik ini sangat disarankan untuk digunakan guru-guru dalam membina disiplin peserta didiknya.teknik ini menumbuhkan kepekaan atau penyadaran akan tata tertib dari pada akhirnya disiplin harus tumbuh dan berkembang dari dalam peserta itu sendiri (self dicipline). Dengan kata lain peserta didik diharapkan dapat mengendalikan dirinya sendiri. b. Teknik external control

Teknik external control yaitu mengendalikan diri dari luar berupa bimbingan dan penyuluhan. Teknik ini dalam menumbuhkan displin

27

Slameto, Belajar dan Fakto-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 67


(36)

cenderung melakukan pengawasan (yang kadang perlu diperketat dan kalau perlu menjatuhkan hukuman terhadap setiap pelanggaran).

c. Teknik cooperative control

Dengan teknik ini, pembinaan kelas dilakukan dengan bekerja sama guru dengan peserta didik dalam mengendalikan situasi kelas kearah terwujudnya tujuan kelas yang bersangkutan. Dimana guru dengan peserta didik saling mengontrol satu sama lainnya terhadap pelanggaran tata tertib.28

Dari penjelasan di atas maka dapat dipahami bahwa perlunya digunakan suatu teknik dalam penanggulangan sikap disiplin belajar, untuk itu seorang guru perlu menentukan teknik mana yang paling tepat yang akan digunakan untuk mendisiplinkan siswanya. guru dapat menggunakan teknik inner control dimana siswa akan menumbuhkan kesadaran akan sikap disiplin dari dirinya sendiri, atau guru dapat menggunakan teknik external control dimana guru dapat memperketan pengawasan terhadap siswanya dan yang terakhir guru juga dapat mengguanakan teknik cooperative control dimana teknik ini memerlukan kerja sama antara guru dan siswa untuk saling mengkontrol pelanggaran tata tertib di sekolah.

B. Lingkungan Pariwisata

1. Pengertian Lingkungan Pariwisata

Lingkungan sekitar tempat tinggal anak sangat mempengaruhi perkembangan pribadi anak. Di situlah anak itu memperoleh pengalaman bergaul dengan teman-teman di luar rumah dan sekolah. Kelakuan anak harus di sesuaikan dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan itu.29

Dijelaskan bahwa lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan beriteraksi dalam mata

28

Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 95

29


(37)

rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Saling ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat dihindari. Itulah hukum alam yang harus dihadapi oleh anak didik sebagai mahluk hidup yang tergolong kelompok biotik.30

Di samping itu lingkungan juga diartikan sebagai kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.31

Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan terjadi di sekililing proses pendidikan itu berlangsung yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda mati. Keempat kelompok benda-benda lingkungan lingkungan pendidikan itu ikut berperan dalam rangka usaha setiap siswa/mahasiswa mengembangkan dirinya. Tetapi manajemen pendidikan menaruh perhatiannya terutama kepda lingkungan yang berwujud manusia yaitu masyarakat.32

Dari pengertiaan diatas maka dapat disimpulakan bahwa pengertian lingkungan adalah tempat segala sesuatu yang ada disekitar baik mahluk hidup dan mahluk mati, ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi yang dapat memberikan dampak yang berbeda-beda bagi individu.

Sebelum mengetahui apa itu lingkungan pariwisata, akan lebih baik apabila mengetahui istilah “pariwisata” itu sendiri.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan yang dimaksud dengan :

30

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,(Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h. 176

31

https://id.m.wikipedia.org. Diunduh pada kamis 29 Desember 2016 pukul 11:00

32

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), h. 177


(38)

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut.

4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya wisata, usaha sarana pariwista dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut. 6. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran

wisata.

7. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.33

Pariwisata ditinjau dari segi bahasa kata pariwisata terdiri dari dua suku kata pari dan wisata. Pari yang berarti sekitar atau segala arah, wisata berarti berpergian. Jadi pariwisata dapat diartikan berpergian kesegala arah dalam rangka mengelilingi dunia, seperti berpergian ketempat bersejarah, puncak gunung, pantai, ke daerah pulau-pulau maupun ke negara lain.34

Pariwisata ditinjau dari segi istilah, Menurut W. Hunziker dan K. Krapf, dari rumusan ini mengandung 2 unsur pokok, yaitu: pertama pariwisata adalah suatu bentuk interaksi sosial yang di timbulkan oleh kunjungan orang-orang asing atau lokal dan bukan penduduk setempat. Kedua kedatangan orang-orang asing dengan tidak tujuan tinggal menetap disuatu tempat yang mereka

33

UU RI No. 09 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan

34

Oka A. Yoeti, Ekonomi Pariwisata : Introduksi, Informasi dan Implementasi, (Jakarta : Kompas, 2008),h.15


(39)

kunjungi dan bukan pula untuk melakukan pekerjaan dengan mendapat penghasilan.35

Istilah lain mengatakan bahwa pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan untuk mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olah raga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah, dan lain-lain.36

Pariwisata juga diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.37

Selain itu pariwisata adalah suatu kegiatan melakukan perjalanan dari rumah terutama untuk maksud usaha atau bersantai. pariwisata adalah suatu bisnis dalam penyediaan barang dan jasa bagi wisatawan / pengunjung dalam perjalanannya.38

Dari pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa perjalanan pariwisata dilakukan untuk sementara waktu dan tidak menetap, perjalanaan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain, perjalanan itu merupakan perjalanan gembira yang berkaitan dengan tamasya dan rekreasi, dan orang yang melakukan perjalanan itu tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjunginya. atau dengan kata lain kegiatan yang dilakukan manusia keluar dari rutinitas sehari-hari untuk mencari hiburan dalam rangka bersenang-senang atau menghilangkan kepenatan.

35

Oka A. Yoeti, Ekonomi Pariwisata : Introduksi, Informasi dan Implementasi, (Jakarta : Kompas, 2008),h.16

36

James J. Spillane, Ekonomi Pariwisata : sejarah dan prospeknya, (Kanisius, 1991), h. 20

37

Oka A. Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung : Angkasa, 1996). h. 118

38


(40)

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, dan keluar dari tempat tinggalnya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal ditempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sedangkan lingkungan pariwisata berarti tempat yang digunakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas wisatawan seperti perjalanan mengunjungi tempat lain dengan tujuan rekreasi, untuk mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olah raga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah, dan lain-lain. Atau dengan kata lain bahawa lingkungan pariwisata merupakan kawasan dengan kuas tertentu yang dibangung atau disediakan untuk memenihi kebutuhan pariwisata, termasuk didalamnya yaitu masyarakat dan segala kegiatan yang dilakukannya.

2. Jenis-jenis Lingkungan

Selama hidup anak didik tidk bisa menghindari diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu trjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. Keduannya mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap belajar anak di sekolah.

a. lingkungan Alami

Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya. Udara yang tercemar merupakan polusi yang dapat mengganggu pernafasan. Oleh karena itu, keadaan suhu dan kelembaban udara berpengaruh terhadap belajar anak didik di sekolah.

b. Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan sekolah yang di dalamnya dihiasi dengan tanaman/pepohonan yang dipelihara dengan baik. Apotik hidup mengelompokan dengan baik dan rapi sebagai


(41)

laboratorium alam bagi anak didik. Kesejukan lingkungan membuat anak didik betah tinggal berlama-lama di dalamnya. Begitulah lingkungan sekolah yang dikehendaki. Bukan lingkungan sekolah yang gersang, pengap, tandus, dan panas yang berkepanjangan. Oleh karena itu, pembangunan sekolah sebaiknya berwawasan lingkungan, bukan memusuhi lingkungan.

c. Lingkungan Budaya Sosial

Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Demikian juga halnyadi sekolah. Ketika anak didik berada di sekolah, maka dia berada dalam sistem sosial di sekolah. Peraturan dan tata tertibn sekolah harus anak didik taati. Pelanggaran yang dilakukan oleh anak didik akan dikenakan sanksi sesuai jenis dan berat ringannya pelanggaran.

Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem tersendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah. Pembangun gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan kegaduhan suasana kelas. Keramaian sayup-sayup terdengar oleh anak didik di dalam kelas. Bagaimana anak didik dapat berkonsentrasi dengan baik bila berbagai gangguan dari peristiwa di luar sekolah.39

3. Jenis-jenis Pariwisata

Walaupun banyak jenis wisata ditentukan menurut motif tujuan perjalanan, dapat pula dibedakan adanya beberapa jenis pariwisata khususnya sebagai berikut :

39


(42)

a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism)

bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang mininggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam,untuk mengetahui hikayat rakyat setempat, untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota, atau bahkan sebaliknya untuk menikmati hiburan di kota-kota besar ataupun untuk ikut serta dalam keramaian pusat-pusat wisatawan.

b. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan keletihan dan kelelahannya.

c. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism)

Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk mempelajarai adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat negara lain.

d. Pariwisata untuk olah raga (Sports Tourism)

Jenis pariwisata ini bertujuan untuk berlatih dan memprektekkan sendiri, seperti naik gunung, olah raga naik kuda, berburu, memancing, dan lain-lain.

e. Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism)

Menurut para ahli teori, perjalanan usaha ini adalah bentuk profesional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan


(43)

pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu perjalanan.40

4. Bentuk-bentuk Pariwisata

Pariwisata dapat dipelajari bukan hanya dari segi motivasi dan tujuan perjalananya saja, tetapi juga bisa dilihat dari kriteria lain misalnya bentuk-bentuk perjalanan wisata yang dilakukan, lamanya perjalanan serta pengaruh-pengaruh ekonomi akibat adanya perjalanan wisata tersebut.

a. Pariwisata individu dan kolektif

Individual Tourism atau pariwisata perorangan meliputi seseorang atau kelompok orang (teman-teman atau keluarga) yang mengadakan perjalanan wisata dengan melakukan sendiri pilihan daerah tujuan wisata maupun pembuatan programnya, sehingga bebas pula mengadakan perubahan-perubahan setiap waktu di kehendaki. sedangkan Organized collective tourism meliputi sebuah biro perjalanan (travel agent atau tour operator) yang menjual suatu perjalanan menurut program dan jadwal waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk keseluruhan anggota kelompok yang dimaksudkan di atas.

b. Pariwisata jangka panjang, pariwisata jangka pendek, dan pariwisata ekskursi

Pariwisata jangka panjang dimaksudkan sebagai suatu perjalanan yang berlangsung beberapa minggu atau beberapa bulan bagi wisatawan sendiri. Pariwisata jangka pendek mencakup perjalanan yang berlangsung antara satu minggu sampai sepuluh hari. dan pariwisata ekskursi merupakan suatu perjalanan wistaa yang tidaklebih dari 24 jam dan tidak menggunakan fasilitas akomodasi.

40

James J. Spillane, Ekonomi Pariwisata : sejarah dan prospeknya, (Kanisius, 1991), h. 28


(44)

c. Pariwisata dengan alat angkutan

Ada berbagai bentuk pariwisata dengan alat angkutan yang dipakai misalnya, kereta api, kapal laut, kapal terbang, bus dan kendaraan umum lain.

d. Pariwisata aktif dan pasif

Kedatangan wisatawan asing yang membawa devisa untuk suatu negara merupakan bentuk pariwisata yang sering disebutn avtive tourism. sedangkan penduduk suatu negara yang pergi ke luar negeri dan membawa uang keluar negeri dan yang mempunyai pengaruh negatif terhadap neraca pembayaran merupakan passive tourism.41

5. Faktor-faktor pendukung lingkungan belajar

Adapum faktor-faktor yang mendukung pengelolaan lingkungan belajar anatar lain :

a. Tempat belajar yang baik

Tempat yang baik mempunyai persyaratan sebagai berikut : letak tata ruangan, penerapan cahaya yang cukup, udara yang baik, adanya pengaturan tata ruang kelas.

b. Media belajar yang tersedia

Untuk dapat mendukung proses lancarnya belajar di sekolah, diperlukan peralatan yang cukup tersedia. alat-alat belajar yang tidak lengkap akan semakin banyak mengalami gangguan dalam proses belajar mengajar. Tersedianya alat-alat belajar pokok didahulukan dibanding dengan yang lain seperti : papan tulis, kapur tulis/spidol, penghapus dan sebagainya.

c. Kedisiplinan belajar

Kedisiplinan ini perlu diperhatikan untuk melatih siswa agar terbiasa untuk menerapkan dalam segala tindakan atau kegiatannya. Karena

41

James J. Spillane, Ekonomi Pariwisata : sejarah dan prospeknya, (Kanisius, 1991), h. 31


(45)

disiplin ini berkaitan erat dengan kepribadian anak, sehingga jika anak sudah terdidik untuk disiplin maka mereka akan memiliki kecakapan dalam cara belajar.

d. Kebersihan lingkungan kelas dan sekolah

Satu contoh tentang kebersihan lingkungan disebutkan dalam surah al-Hajj bahwasannya Allah memerintahkan Nabi Ibrahim a.s. untuk memelihara ka‟bah agar tetap bersih untuk orang-orang beriman yang berdo‟a di sekitar tempat tersebut.42

6. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Individu

Lingkungan nyaris selalu memodifikasi dengan potensi bawaan dan itu langsung sepanjang perkembangan manusia. Perbedaan konsisten dalam temperatur dapat dideteksi untuk setidaknya 2 tahun pertama kehidupan anak.43

Berikut ini merupakan uraian secara detail adanyan bermacam-macam lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan individu sehingga menjadi penyebab perbedaan antarindividu.

Pertama, faktor lingkungan fisik yang sukar. Faktor lingkungan fisik berpengaruh nyata terhadap perkembangan indibidu. Apabila keadaan lingkungan fisik sangat sukar, hal itu membuat perkembangan anak-anak juga sulit alias menemui banyak kendala.

Kedua, faktor lingkungan fisik yang makmur. Didaerah-daerah yang makmur umumnya penduduk kaya. Selain itu, didaerah-daerah makmur banyak dijumpai sekolahan, kursus-kursus atau lembaga-lembaga yang mendidik atau melatih individu menjadi anak-anak yang cerdas dan terampil. Dengan demikian, anak-anak yang tinggal di daerah seperti ini mempunyai

42Bipit Nindya Ningrum, “

Pengaruh Lingkungan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI Keboan Tahun 2012-2013”, Jurnal Edukasi, 2013, h. 6

43

Sudarwan Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan (dalam perspektif baru), (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 67


(46)

banyak peluang untuk berkembang lebih baik dan berkualitas terutama dalam bidang pendidikan.

Ketiga, faktor status sosial ekonomis. Keadaan sosial ekonomi keluarga dan masyarakat sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Di daerah atau negara yang keadaan sosial ekonominya maju berpengaruh terhadap perkembangan anak yang cenderung lebih baik.

Keempat, faktor budaya, faktor budaya yang dapat mempengaruhi perkembangan anak sesungguhnya sangat luas dan kompleks, sebetulnya faktor ini sudah termasuk ke dalam faktor sosial ekonomi di atas. Diambil contoh konkretnya adalah tingkah laku atau budaya masyarakat yang hidup di daerah pantai (pesisir) akan berbeda dengan tingkah laku (budaya) masyarakat yang tinggal di kota-kota besar seperti di Jakarta, Surabaya, Medan, dan lain-lain. Sementara itu, tiap-tiap masyarakat mempunyai perbedaan-perbedaan. Adanya perbedaan yang tegas ini akan memunculkan perbedaan-perbedaan individual.

Bermacam-macam kebudayaan daerah atau kelompok masyarakat tersebut menyebabkan timbulnya ketidaksamaan antara nilai-nilai yang dipelajari anak ketika di rumah atau lingkungan masyarakat tempat tinggalnya dengan nilai-nilai yang tinggal dengan nilai-nilai-nilai-nilai yang dipelajari di sekolah.44

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan individu manusia tidak saja ditentukan oleh faktor pembawaan lahir, melainkan ditentukan juga oleh pengaruh faktor lingkungan di sekitar hidupnya. Anak yang lahir kekinian dengan lingkungan yang serba modern kelak bisa menjadi programer komputer, fashion staylish, dan lain-lain. Berbeda dengan anak yang lahir ribuan tahun lalu, dengan lingkungan yang berbeda pula anak ini kadang hanya bisa menjadi petani, nelayan dan

44

Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media), h. 204


(47)

lain.karena belum ada peluang bagi mereka dan belum muncul alat-alat modern pada zamannya.

C.

Penelitian Relevan

Penlitian Terdahulu telah dilakukan oleh Jariah, dalam skripsinya yang berjudul “Strategi Pembinaan Disiplin Belajar Siswa di SMA Harapan Ibu Pondok Pinang” memberikan kesimpulan bahwa Strategi Pembinaan Disiplin Belajar Siswa di SMA Harapan Ibu Pondok Pinang dengan tujuan pembinaan disiplin belajar ditujukan agar terciptanya prilaku yang tidak menyimpang dari peserta didik karena sudah diingatkan melalui peraturan yang ada, mendorong siswa untuk melakukan prilaku yang baik dan benar, membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan sehingga dapat menjauhi hal-hal yang dilarang oleh sekolah dan sebagai upaya agar siswa belajar hidup dengan kebiasan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat.45

Kemudian penelitian tentang pariwisata sudah diteliti oleh Hilmansyah, dengan judul skripsi “Peran Majlis Ulama Indonesia Dalam Penanggulangan Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Keagamaan di Pulau Tidung Kepulauan Seribu”, dengan latar belakang bahwa dari sisi ekonomi, aktivitas pariwisata di Pulau Tidung sangat membantu masyarakat setempat dalam meningkatkan pendapatan masyarakat yang akan berujung pada kesejahteraan masyarakat setempat.

Namun, disisi lain, yaitu aspek religi/keagamaan disadari atau tidak sudah mengalami degradasi, bahkan sedikit demi sedikit telah melunturkan kebiasaan keagamaan yang telah lama ada disana. Masyarakat termasuk siswa dan siswi

45

Jariah, “Strategi Pembinaan Disiplin Belajar Siswa di SMA Harapan Ibu Pondok Pinang”. Skripsi S1, FITK , Manajemen Pendidikan. (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013)


(48)

sekolahpun sering disibukkan dengan kegiatan melayani wisatawan yang mayoritas non muslim.46

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Fauziah yang berjudul “Dampak Pariwisata Terhadap Perilaku Siswa MTsN 26 Pulau Tidung”, dengan latar belakang bahwa pariwisata selain memberikan kontribusi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun memberikan nilai tersendiri bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Namun disisi lain hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa dengan terbentuknya Pulau Tidung sebagai objek wisata sangat berdampak terhadap corak dan prilaku masyarakat dan pelajar atau siswa, khususnya siswa MTsN 26 Pulau Tidung. Prilaku yang dimaksud adalah adalah sebuah perubahan yang terjadi dalam menjalankan kewajibannya sebagai siswa yang disiplin.

Perubahan gaya hidup yang diakibatkan oleh perkembangan Pulau Tidung sebagai objek wisata baik pada bidang sosial, budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup dan sebagainya. Memiliki dampak tersendiri bagi siswa MTsN 26 dan tidak menutup kemungkinan pada hal-hal yang berkaitan dengan idiologi, agama serta prilaku sosial lainnya yang merendahkan Aqidah Islamiyah. Hal seperti ini bisa dilihat pada aktivitas siswa sehari-hari yang kadang tidak mau menjalankan kewajibannya sebagai siswa.47

D.

Kerangka Berfikir

Agar lebih terarah, penulis membuat kerangka pikir sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian tentang pembinaan displin belajar siswa di sekolah pada lingkungan objek wisata

46Hilmansyah, “

Peran Majlis Ulama Indonesia (MUI) dalam Penanggulan Dampak

Pariwisata Terhadap Kehidupan Keagamaan di Pulau Tidung Kepulauan Seribu”. Skripsi

S1, FIDKOM, Manajemen Dakwah. (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2012)

47

Fauziah, ”Dampak Pariwisata Terhadap Perilaku Siswa di MTsN 26 Pulau Tidung”. Skripsi S1, FAI, Pendidikan Agama Islam. (Universitas Islam Negeri, 21015)


(49)

Kondisi nyata SMK Negeri 61 Jakarta dalam proses penanaman sikap disiplin, yaitu : masih rendahnya disiplin belajar, siswa tidak mematuhi tata tertib sekolah, siswa berprilaku menyimpang baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, guru sering terlambat hadir di sekolah, dan lingkungan sekolah yang kurang kondusif,

Penanaman sikap disiplin ini sangat penting bagi siswa karena dengan kedisiplinan yang ditanamkan secara intensif dan maksimal maka output yang dihasilkan dapat terbentuknya/tercetaknya peserta didik dengan karakter menghargai waktu, unggulan, bertanggung jawab dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun lingkungan masyarakat di masa yang akan datang. Dengan penanaman sikap disiplin diharapkan dapat menunjang perbaikan karakter yang kurang baik yang sudah terbangun pada diri siswa lambat laun dapat diperbaiki sehingga prestasi yang dihasilkan juga akan ikut baik

Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mengajarkan berbagai keterampilan dan kepandaian kepada peserta didik. Disamping itu, sekolah juga tempat mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Akan tetapi fungsi sekolah sebagai pembentukan nilai dan norma dalam diri peserta didik sekarang ini banyak menghadapi tantangan. Indikasi adanya tantangan tersebut dapat dilihat dengan kondisi disiplin siswa. Seperti, rendahnya kedisiplinan belajar siswa, siswa tidak mematuhi tata tertib sekolah, siswa berprilaku menyimpang di dalam kelas, siswa kurang memperhatikan pelajaran yang diajarkan. Pelanggaran-pelanggaran tersebut yang merupakan salah satu unsur penghambat terhadap keberhasilan belajar peserta didik khususnya dan dalam pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya.

Dari permasalahan tersebut, menunjukan bahwa pembinaan disiplin belajar siswa disekolah sangat penting. Pembinaan peserta didik dilakukan agar anak mendapatkan berbagai pengalaman belajar untuk bekal kehidupan di masa yang akan datang. dengan adanya pembinaan disiplin belajar siswa disekolah, siswa akan merasa bahwa disiplin merupakan bagian penting dalam mencapai prestasi


(50)

serta siswa akan merasa terbantu dalam mencapai keberhasilan proses belajar mengajar.

Mengingat lokasi SMK Negeri 61 Jakarta yang bertepatan satu objek wisata yang bersifat wisata pemukiman, artinya tempat pariwisata yang berbaur menjadi satu dengan kehidupan masyarakat setempat maka erat kaitannya dengan kegiatan pariwisata pasti akan memberikan dampak bagi setiap kalangan yang berkecimpung didalamnya. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa dengan berkembangnya Pulau Tidung menjadi objek wisata dapat memberikan dampak negatif baik bagi masyarakat sekitar maupun bagi siswa yang sekolah di Pulau Tidung.

Dari sisi ekonomi memang dengan berkembangnya Pulau Tidung sebagai objek wisata sangat membantu ekonomi masyarakat setempat. karna diperkirakan setiap minggu (weekend) wisatawan yang berkunjung sekitar 1.500 orang, bahkan bisa lebih ketika datangnya hari libur (long weekend). Namun, disisi lain, yaitu aspek religi dan pendidikan disadari sudah sangat mengalami pergeseran bahkan kebiasaan yang sudah terbentuk kini sedikit demi sedikit luntur akibat perkembangan Pulau Tidung menjadi objek wisata. Salah satu buktinya adalah ketika bulan suci ramadhan, sudah beberapa tahun belakangan ini, bulan suci ramadhan di Pulau Tidung tidak seikhdmat dulu. Hal ini ditandai oleh kegiatan masyarakat yang dengan sengaja merokok, makan, bahkan minum ditempat umum. Dan tidak jarang pelaku dari kegiatan ini adalah pelajar yang berprofesi sebagai guide atau pemandu wisata.

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukaan diatas dan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan saudara Hilmansyah dan saudari Fauziah tentang damapak negatif pariwisata Pulau Tidung terhadap disiplin belajar, penulis juga berpendapat bahwa siswa-siswa SMK Negeri 61 Jakarta yang berlokasi di Pulau Tidung yang merupakan pulau pariwisata memiliki disiplin yang rendah dalam mengikuti aktivitas pendidikan di sekolah baik dalam bentuk ekstrakurikuler maupun non ekstrakurikuler.


(51)

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H0: Tidak terdapat pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja guru Ha: Terdapat pengaruh tata ruang kantor terhadap kinerja guru.


(52)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 61 Jakarta, tepatnya beralamat di Jl. Pantai Selatan, Kelurahan Pulau Tidung, Kecamatan Administrasi Kepulauan Seribu Selatan . Adapun waktu yang digunakan untuk penelitian tersebut dimulai dari tanggal 1 Desember 2015 sampai dengan Tanggal 30 Mei 2016 dengan rincian sebagaimana tercantum pada tabel rencana di bawah ini :

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi

Kegiatan

Bulan

Des Jan Feb Mar Apr – Okt Observasi lokasi

penelitian Pengumpulan dokumen Penyusunan instrument

Penyebaran angket Pengolahan data dan Penyusunan laporan


(53)

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Daniel Muijs dalam Uhar Suharsaputra mengatakan bahawa penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena dengan menggunakan data-data numerik, kemudian dianalisis yang umumnya menggunakan statistik.48

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini maupun saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.

C. Populasi dan Sampling 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian yang ada. Populasi merupakan suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Obyek dapat berupa makhluk hidup, benda-benda sistem prosedur, fenomena dan lain-lain.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri 61 Jakarta yang berjumlah 214 orang. 2. Sampling

Sampel adalah bagian dari populasi, untuk mempermudah penelitian ini, dari populasi di atas dapat diketahui jumlah siswa SMK Negeri 61 Jakarta berjumlah 214 orang . Untuk pengambilan data maka penulis menggunakan teknik Random Sampling atau sampling probabilitas, dimana teknik ini adalah cara pengambilan sampel yang memberikan

48


(54)

kesempatan atau peluang yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. maksudnya jika elemen populasinya ada 50 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi sampel.49

Jadi sampel yang akan digunakan adalah 50% dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 107 siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang akurat dalam penelitian, penulis menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Teknik Angket

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung betanya-jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulln datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.50

Mengingat jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, maka angket menjadi teknik yang utama untuk memperoleh data dari variabel yang diteliti, sedangkan teknik lainnya digunakan hanya sebagai alat untuk memperoleh data pelengkap. Angket yang disebarkan kepada siswa sebagai responden untuk mendapatkan data tentang pengaruh lingkungan pariwisata terhadap disiplin belajar siswa.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.51

49

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta…: Rineka Cipta, 2010), h. 125

50

Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) h. 219.

51


(1)

(2)

Lampiran 7


(3)

Lampiran 8


(4)

Lampiran 9


(5)

(6)

Lampiran 11