Sumber - Sumber Tugas dan Wewenang

hubungan-hubungan hukum. Wewenang itu dapat mempengaruhi terhadap pergaulan hukum, setelah dinyatakan dengan tegas wewenang tersebut sah, baru kemudian tindak pemerintahan mendapat kekuasaan hukum rechtskracht. Pengertian wewenang itu sendiri akan berkaitan dengan kekuasaan. 4. Bagir Manan, menyatakan dalam Hukum Tata Negara, kekuasaan menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak berbuat. Wewenang mengandung arti hak dan kewajiban. Hak berisi kebebasan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu atau menuntut pihak lain untuk melakukan tindakan tertentu. Kewajiban memuat keharusan untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu.

B. Sumber - Sumber Tugas dan Wewenang

Secara umum, tugas dan wewenang adalah kedua kata yang mempunyai makna yang sama sehingga mempunyai beberapa sumber yang mirip. Adapun sumber- sumber wewenang tersebut dibagi kedalam 2 sumber utama yaitu Sumber atribusi dan Sumber Non Atribusi. Adapun uraian terhadap kedua sumber utama tersebut yaitu: 46 1. Sumber Atribusi atau Atributif Orisinal Sumber atribusi yaitu pemberian tugas pada badan atau lembaga atau pejabat Negara tertentu baik oleh pembentuk Undang-Undang Dasar maupun pembentuk 46 Philipus M. Hadjon, dkk, 2005, Hukum Administrasi Negara, Gadjah Mada University Press,Yogyakarta, hal.140. Universitas Sumatera Utara Undang-Undang. Sebagai contoh : Atribusi presiden berwenang membuat UU, Perpu, PP. tugas ini sifatnya permanent, saat berakhirnya kabur obscure. 2. Sumber Non Atributif non orisinal Sumber Non Atributif ini merupakan tugas atau wewenang yang diberikan karena adanya pelimpahanperalihan wewenang. Contoh : Presiden sebagai pengambil kebijakan sewaktu-waktu dapat berkunjung ke luar negeri dan menugaskan Wakil Presiden untuk mengambil kebijakan di dalam negeri. Dalam hukum tata pemerintahan pelimpahan atau peralihan tugas dan wewenang ada 2 dua yakni : a Tugas atau wewenang yang bersumber dari Mandat Mandat yaitu pelempahan tugas dan tanggung jawab masih dipegang oleh sipemberi mandat yang mana pemberi mandat dinamakan mandans, penerimanya dinamakan mandataris. Dalam mandat hanya sebagian wewenang yang dilimpahkan dan yang terpenting adalah tanggung jawabpertanggungjawaban tetap pada sipemilik wewenang. Dalam hukum tata pemerintahan jika mandat digugat, yang digugat ialah pemberi mandat dan penerima mandat. Tugas mandat merupakan pemberian, pelimpahan, atau pengalihan tugas oleh suatu organ pemerintahan kepada pihak lain untuk mengambil keputusan atas tanggungjawab sendiri. 47 Contoh: Dosen Pengajar Mata sebuah mata kuliah memberi mandat pada asistennya untuk mengadakan ujian, tetap yang berwenang memberi nilai tetap dosen bukan asistennya. 47 Jimly Asshiddiqie, 2006, Perihal Undang-Undang, Rajawali Pers, Jakarta, hal. 264. Universitas Sumatera Utara b Tugas atau wewenang yang bersumber dari Delegasi Delegasi mempunyai pengertian sebagai penyerahan atau pelimpahan kewenanangan dari badan lembaga pejabat tata usaha Negara lain sebagai pemberi delegasi dengan konsekuensi tanggung jawab beralih pada penerima delegasi. pemberi delegasi namanya delegans, penerimanya dinamakan delegatoris. Dalam delegasi semua wewenang beralih pada sipenerima delegasi termasuk pertanggungjawaban. Dalam hukum tata pemerintahan jika delegasi digugat makahanya satu yakni sipenerima delegasi. Untuk memperjelas wewenang yang bersumber dari delegasi tersebut, Ten Berge menyatakan bahwa syarat-syarat delegasi antara lain : 1. Delegasi harus definitif, artinya delegans tidak dapat lagi menggunakan sendiri wewenang yang telah dilimpahkan itu, 2. Delegasi harus berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, artinya delegasi hanya dimungkinkan kalau ada ketentuan untuk itu dalam peraturan perundang-undangan. 3. Delegasi tidak kepada bawahan, artinya dalam hubungan hierarki kepegawaian tidak diperkenankannya adanya delegasi. 4. Kewajiban memberi keterangan penjelasan, artinya delegans berwenang untuk meminta penjelasan tentang pelaksanaan wewenang tersebut. 5. Peraturan kebijakan beleidsregel, artinya delegans memberikan instruksi petunjuk tentang penggunaan wewenang tersebut. Universitas Sumatera Utara Sementara pengaturan pendelegasian tugas dapat dilakukan dengan 3 tiga alternatif syarat, yaitu 48 : 1. Adanya perintah yang tegas mengenai subjek lembaga pelaksana yang diberi delegasi tugas, dan bentuk peraturan pelaksana untuk menuangkan materi pengaturan yang didelegasikan; 2. Adanya perintah yang tegas mengenai bentuk peraturan pelaksana untuk menuangkan materi pengaturan yang diselegasikan; atau 3. Adanya perintah yang tegas mengenai pendelegasian tugas dari undang-undang atau lembaga pembentuk undang-undang kepada lembaga penerima delegasi tugas, tanpa penyebutan bentuk peraturan yang mendapat delegasi. Tugas yang mempunyai sumber non atributif non orisinil itu sifatnya insedantal, tidak permanen. Dalam hukum tata pemerintahan juga mengatur mengenai ketidakwenangan aparat. Adapun yang dapat dijadikan penyebab aparat tidak berwenang onbevoegdheid ada 3 yakni 49 : 1. Ratione Material, aparat pemerintah tidak berwenang karena isimateri tugas tersebut. Contoh : Wakil Presiden membuat Keputusan Wakil Presiden atau Kewapres, namun tidak sah karena Keputusan Presiden merupakan Keputusan yang diakui dan hal itu hanya dapat dilakukan oleh Presiden. 48 Ibid, hal. 266. 49 Perkuliahan Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada mata kuliah Hukum Tata Pemerintahan pada 25 September 2012. Universitas Sumatera Utara 2. Ratione Loccus, aparat pemerintah tidak berwenang kaitannya dengan wilayah hukum. Contoh : Keputusan Walikota Siantar tidak sah diberlakukan di wilayah Medan. 3. Ratione Temporis, aparat pemerintah tidak berwenang karena daluwarsa atau telah lewat waktu yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Contoh : tugas Pengadilan Tata Usaha Negara hanya mempunyai waktu untuk menyelesaikan kasus tertentu dalam jangka waktu 40 hari, setelah itu Pengadilan Tata Usaha Negara tidak berwenang lagi memutus kasus itu. Dilain hal, wewenang yang dijalankan secara umum tersebut tidaklah bisa dijalankan dengan sesuka hati penerima wewenang, harus mempunyai batasan. Pembatasan-pembatasan yang dimaksud adalah sebagai berikut 50 : a. Tidak boleh bertentangan dengan system hukum yang berlaku kaidah hukum positif; dan, b. Hanya ditujukan untuk kepentingan umum.

C. Sejarah Singkat, Defenisi dan Tugas Notaris