Pertanggungjawaban Seorang Notaris Kepada Para Pihak Apabila Proses

Profesianal hukum adalah bagian dari sistem peradilan yang berperan membantu menyebarluaskan system yang dianggap ketinggalan zaman dan penegakan hukum yang dianggap sudah tidak sesuai lagi.

D. Pertanggungjawaban Seorang Notaris Kepada Para Pihak Apabila Proses

Perjanjian Kredit Tidak Dapat Dilaksanakan Sesuai Dengan Undang - Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris Pada uraian bab-bab sebelumnya, telah dibahas mengenai apa itu tugas, tugas secara umum dan tugas serta kewenangan seorang notaris sebelum melaksanakan perjanjian kredit. Maka, pada bab ini akan dititikberatkan pada pembahasan mengenai pertanggungjawaban notaris kepada pihak debitur atau bahkan dari pihak perbankan. Dalam proses sebelum pelaksanaan perjanjian kredit, seorang notaris dituntut untu dapat bekerja secara professional dan menurut kepada Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris. Maka, tanggung jawab itu juga harus dilihat dari pekerjaan notaris tersebut. Selama proses pelaksanaan pekerjaan notaris, para pihak dituntut harus melaksanakan dan menyerahakan secara benar dan tidak ada itikad buruk. Notaris juga harus dipahami bahwa dalam pembuktiannya, seluruh pekerjaan notaris Universitas Sumatera Utara berhubungan erat dengan hal-hal yang administratif. Artinya data yang diberikan oleh para pihak harus akurat, dapat dipercaya dan otentik. Maka, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa apabila para pihak memberikan seluruh dokumen yang akan dikerjakan oleh notaris adalah benar dan otentik, maka notaris tentu akan bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang dikerjakannya. Tetapi dilain hal apabila para pihak punya itikad tidak baik dalam memberikan berkas- berkasnya semisalnya saja identitas yang tidak asli, maka notaris tidak bertanggung jawab atas identitas yang tidak asli tersebut sehingga menimbulkan potensi masalah terhadap akta yang dibuat notaris tersebut. Meskipun begitu, setiap notaris yang telah bekerja secara profesional tentu dapat mencermati seluruh berkas yang diberikan dan pada umumnya selalu memeriksa berkas yang diberikan kepadanya. Tanggung jawab notaris dalam proses pelaksanaan perjanjian kredit di perbankan menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris juga telah diatur terhadap keseluruhan pekerjaan notaris. Dalam pekerjaannya menurut Undang- Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris misalnya, notaris harus membacakan akta didepan para pihak, harus bersikap netral dan tidak berpihak, memberikan penyuluhan hukum yang tepat guna dan sebagainya. Contoh yang lain yang juga sering terjadi dilapangan adalah apabila sebelum penandatanganan akta kredit dilakukan, debitur membawa pasangan yang bukan merupakan pasangan sahnya, maka tugas notaris adalah memeriksa kebenaran identitas kedua pasangan tersebut melalui kartu identitas Universitas Sumatera Utara pengenal dan kartu keluarga, lalu kemudian meminta buku perkawinan keduanya untuk kemudian dicocokkan, apabila tidak cocok, notaris harus wajib menolak pasaangan tersebut dan menanyakan pasangan sah debitur. Jika debitur tidak mau dan mampu memberitahu pasangan sahnya, maka perjanjian kredit dapat dibatalkan pada saat itu juga dan notaris telah menyelamatkan pihak bank dari resiko kredit yang tidak tepat sasaran. Apabila hal ini tidak dilaksanakan, maka notaris dapat diminta pertanggungjawabannnya dan para pihak dapat mengajukan keberatannya kepada notaris yang bersangkutan dan atau Majelis Pengawas Daerah. Maka, tanggungjawab notaris kepada para pihak hanya terbatas kepada tanggungjawab administratif karena notaris mempunyai kewenangan lebih banyak pada posisi tersebut. Mengenai apakah identitas itu dipalsukan atau tidak, sepanjang notaris melihat dan menganalisa itu benar, maka notaris dibebaskan dari tanggungjawab tersebut, tetapi apabila notaris tidak melaksanakan wewenangnya sesuai dengan peraturan perundangpundangan, maka notaris dapat dituntut oleh para pihak ke Majelis Pengawas Daerah setempat untuk diperiksa. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan