drama adalah salah satu jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan  atas  konflik  batin  dan  mempunyai  kemungkinan  untuk  dipentaskan.
Konflik dalam naskah drama merupakan kekuatan yang dapat menjadi daya tarik dan sekaligus menentukan perjalanan-perjalanan cerita menuju klimaks.
2. Unsur Naskah Drama
Naskah drama sebagai suatu bentuk karya sastra memiliki unsur pembentuk yang  membangunnya  menjadi  sebuah  karya.  Begitu  pula  dengan  drama  yang
memiliki  unsur  pembangun  dan  unsur  struktur  batin.  Waluyo  2001:  8 menjelaskan lebih lanjut bahwa unsur pembangun drama dibedakan menjadi lima,
yaitu  alur,  penokohan,  dialog,  latar,  dan  teks  samping  atau  petunjuk  teknis, sedangkan unsur struktur batin terdiri dari tema dan amanat.
Menurut  Waluyo  2001:  8,  alur  merupakan  deretan  peristiwa  dalam hubungan  logik  dan  kronologik  yang  saling  berkaitan  dan  yang  diakibatkan  atau
dialami  oleh  para  pelaku.  Tahapan  alur  menurut  Wiyanto  2002:  24  ada  empat, yaitu  protasis,  epitasio,  catastasis,  dan  catastrophie.  Protasis  merupakan
permulaan  yang  di  dalamnya  menjelaskan  peran  dan  motif  lakon.  Epitasio merupakan  jalinan  kejadian  atau  jalannya  cerita.  Catastasis  merupakan  klimaks
atau  puncak  cerita.  Dan  catastrophie  merupakan  penutup  cerita  Wiyanto  2002: 24.
Penokohan  dalam  drama  mengacu  pada  watak  atau  sifat-sifat  para  pelaku Wiyanto, 2002: 27. Penokohan berdasarkan peranannya dibedakan menjadi tiga,
yakni  tokoh  protagonis  tokoh  yang  mendukung  cerita,  tokoh  antagonis  tokoh
yang  menentang  cerita,  dan  tokoh  tritagonis  tokoh  pembantu  Waluyo,  2001: 16. Setelah penokohan adalah dialog. Dialog merupakan ciri khas  yang terdapat
dalam  drama  dan  karena  itulah  yang  membedakannya  dengan  novel  dan  puisi Waluyo,  2001:  22.  Selain  dialog  percakapan  dua  orang  atau  lebih,  terdapat
pula  monolog  percakapan  dengan  diri  sendiri.  Selanjutnya,  latar  adalah  tempat kejadian  cerita  yang  meliputi  tiga  dimensi,  yaitu  tempat,  ruang,  dan  waktu
Waluyo, 2001: 23. Tema  merupakan  gagasan  pokok  yang  terkandung  dalam  drama.  Menurut
Waluyo  2001:  26,  tema  merupakan  struktur  dalam  dari  sebuah  karya  sastra. Tema berhubungan dengan sudut pandang atau point of view. Selanjutnya, amanat
merupakan pesan yang ingin disampaikan penulis pada pembaca Waluyo, 2001: 28. Dan terakhir adalah teks samping. Naskah drama membutuhkan teks samping
untuk memberikan petunjuk kapan aktor harus melakukan adegan Waluyo, 2001: 29.  Teks  samping  berisi  petunjuk  teknis  tentang  tokoh  dan  tindakannya.
Penulisan  teks  samping  berbeda  dengan  dialog.  Biasanya  teks  samping  ditulis miring  atau  kapital  atau  dicetak  tebal  atau  ditulis  dalam  kurung  Waluyo,  2001:
29.
3. Jenis Drama
Drama  dapat  dibedakan  menjadi  beberapa  jenis.  Menurut  Kosasih  2008: 86 drama dibedakan menjadi empat jenis, yaitu tragedi, komedi, melodrama, dan
dagelan. Jenis drama tragedi adalah jenis drama yang di dalamnya memunculkan kisah  menyedihkan  yang  dialami  seseorang.  Drama  komedi  ialah  drama  yang