penulisan puisi, dan juga tidak ditulis dalam bentuk paragraf seperti prosa. Namun, penulisan naskah drama mengandung teks samping dan disajikan dalam
bentuk dialog. Teks samping merupakan petunjuk teknis bagi seoarang aktor kapan harus
melakukan adegan. Pada hakikatnya, teks samping berisi petunjuk teknis tentang tokoh dan tindakannya Waluyo, 2001: 26. Penulisan teks samping berbeda
dengan penulisan dialog. Biasanya teks samping ditulis miring atau kapital atau dicetak tebal atau ditulis dalam kurung.
D. Strategi-Strategi Pembelajaran Menulis Naskah Drama
Pembelajaran menulis naskah drama dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Pengadaan strategi ditujukan untuk mempermudah siswa dalam menulis
naskah drama. Adapun strategi-strategi dalam pembelajaran menulis drama menurut Waluyo 2001: 43 adalah sebagai berikut.
1. Strategi Stratta
Srategi stratta pertama kali diciptakan oleh Leslie Stratta. Strategi ini diterapkan pada pembelajaran drama dan prosa fiksi. Strategi stratta memiliki tiga
tahapan pengajaran, yaitu tahap penjelajahan, tahap interpretasi, dan tahap rekreasi. Seorang guru yang akan melakukan pengajaran menulis naskah drama
menggunakan strategi stratta harus mempersiapkan bahan dan menyususn bahan dengan sebaik mungkin sebelum masuk kelas. Dengan kata lain, guru telah
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan ketiga tahapan di atas
sebelum masuk kelas, dan siswa hanya mengikuti arahan guru dalam pembelajaran tersebut.
2. Strategi Induktif Model Taba
Strategi induktif model taba ditemukan oleh Hilda Taba. Strategi ini diterapkan pada pembelajaran sastra. Pada strategi ini, siswa diharapkan dapat
langsung meneliti data-data sastra yang telah disiapkan oleh guru. Setelah itu siswa diminta untuk menyimpulkan data-data sastra tersebut. Strategi ini
menekankan model pembelajaran yang berorientasi pada pengolahan informasi.
3. Strategi Analisis
Strategi analisis memfokuskan kajiannya pada frase analisis terhadap tema sebagai hasil akhir. Pertama-tama siswa diminta untuk menganalisis unsur-unsur
drama, seperti tokoh, alur, setting, dan sebagainya. Kemudian, siswa diharapkan mampu memahami hal-hal atau unsur-unsur yang abstrak atau bersifat tersirat
dalam naskah drama. Tahapan terakhir adalah siswa menentukan tema sebagai
hasil analisis akhir. 4.
Strategi Demonstrasi
Strategi demonstrasi merupakan cara penyajian pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses, situasi, ataupun benda yang
akan dipelajari baik dalam bentuk nyata maupun dalam bentuk tiruan. Dalam strategi ini, guru bisa lebih melibatkan siswa dalam mendemonstrasikan apa yang
akan dipelajari sebagai contoh. Strategi ini memiliki tujuan untuk mempermudah siswa dalam memperoleh gambaran umum tentang pembelajaran yang sedang
akan dan sedang dilakukan.