Kelembagaan Analisis Hasil Kajian

Kajian tentang Arsip Statis Perguruan Tinggi 27 Pengelolaan Arsip Inaktif, Penyusutan Arsip; -SOP Layanan Informasi dan Arsip, Pengelolaan, Perawatan dan Pelestarian Arsip Inaktif; dan sebagainya. Hasil analisis berdasarkan instrumen pengukuran kebijakan menunjukkan bahwa telah tersedia berbagai NSPK pengelolaan arsip perguruan tinggi, seperti pedoman dan SOP Standard Operating Procedures yang berlaku di masing-masing perguruan tinggi. Kendati beberapa diantaranya masih belum dalam bentuk produk hukum, namun hal itu menunjukkan bahwa NSPK pengelolaan arsip perguruan tinggi itu telah menjadi acuan atau petunjuk yang mendukung bagi terselenggaranya kegiatan pengelolaan arsip perguruan tinggi. Sementara itu, beberapa perguruan tinggi negeri yang belum memiliki NSPK pengelolaan arsip perguruan tinggi masih mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh Kemdikbud, seperti Peraturan Mendiknas RI No.42 Tahun 2006 tentang Tata Persuratan di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional dan Keputusan Mendikbud Nomor 0623 Tahun 1983 tentang Pedoman Klasifikasi Arsip. Meskipun demikian, dukungan pihak pimpinan terhadap terbentuknya arsip perguruan tinggi telah diberikan sepenuhnya, kendati kebijakan mengenai arsip perguruan tinggi belum ditindaklanjuti secara formal.

2. Kelembagaan

Berdasarkan instrumen pengukuran kelembagaan, didapatkan hasil analisis kajian sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Analisis Berdasarkan Instrumen Pengukuran Kelembagaan No. Nama Perguruan Tinggi Negeri Instrumen Pengukuran Kelembagaan Nomenklatur Terkini Arsip Perguruan Tinggi Struktur Organisasi Terkini Arsip Perguruan Tinggi 1. Universitas Andalas Belum ada Masih melekat pada Bagian Tata Usaha Kajian tentang Arsip Statis Perguruan Tinggi 28 2. Universitas Negeri Padang Belum ada Masih melekat pada Bagian Tata Usaha masing-masing subunit kerja 3. Universitas Gajah Mada Arsip Universitas Gadjah Mada Telah terbentuk Arsip Perguruan Tinggi yang bertanggungjawab langsung terhadap Rektor 4. Universitas Sebelas Maret Surakarta Belum ada masih dalam rancangan Pembentukan UPT Pusat Arsip Universitas Sebelas Maret Surakarta Masih melekat pada Bagian TU, RT, HTL 5. Universitas Hasanuddin Belum ada Masih melekat pada Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga 6. Universitas Jenderal Soedirman Belum ada masih berupa usulan UPT Kearsipan Masih melekat pada Biro Administrasi Umum dan Keuangan 7. Universitas Udayana Pusat Arsip Masih melekat pada Bidang Umum dan Keuangan Hasil analisis berdasarkan instrumen pengukuran kelembagaan menunjukkan bahwa lembaga formal arsip perguruan tinggi pada Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Jenderal Soedirman masih belum terbentuk karena berbagai kendala seperti faktor kebijakan maupun pendanaan. Kendati demikian, perguruan tinggi negeri seperti Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Universitas Jenderal Soedirman telah mengupayakan rancangan Keputusan Rektor tentang Usulan Pembentukan Unit Pelaksanaan Teknis UPT Pusat ArsipKearsipan. Hingga saat ini, hanya Universitas Gadjah Mada yang telah membentuk Arsip Universitas Gadjah Mada yang bertanggungjawab langsung terhadap Rektor, sedangkan Universitas Udayana kendati telah memiliki Pusat Arsip, namun masih melekat pada Bidang Umum dan Keuangan. Kajian tentang Arsip Statis Perguruan Tinggi 29 Dalam hal ini, nomenklatur arsip perguruan tinggi yang dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada dan Universitas Udayana saat ini belum memiliki keseragaman. Hal penting inilah yang perlu diperhatikan yaitu struktur organisasi arsip perguruan tinggi terkini pada 6 enam perguruan tinggi tersebut tidak berdiri sendiri dan bertanggungjawab langsung kepada Rektor sebagaimana yang dimiliki Arsip Universitas Gadjah Mada, namun masih melekat pada Biro atau Bagian yang dijabat oleh pejabat setingkat eselonering III. Idealnya, Arsip Perguruan Tinggi ini berdiri sesuai dengan yang telah diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan pasal 27 ayat 1 yaitu arsip perguruan tinggi merupakan lembaga kearsipan perguruan tinggi.

3. Sistem Kearsipan