Sistem Kearsipan Analisis Hasil Kajian

Kajian tentang Arsip Statis Perguruan Tinggi 29 Dalam hal ini, nomenklatur arsip perguruan tinggi yang dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada dan Universitas Udayana saat ini belum memiliki keseragaman. Hal penting inilah yang perlu diperhatikan yaitu struktur organisasi arsip perguruan tinggi terkini pada 6 enam perguruan tinggi tersebut tidak berdiri sendiri dan bertanggungjawab langsung kepada Rektor sebagaimana yang dimiliki Arsip Universitas Gadjah Mada, namun masih melekat pada Biro atau Bagian yang dijabat oleh pejabat setingkat eselonering III. Idealnya, Arsip Perguruan Tinggi ini berdiri sesuai dengan yang telah diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan pasal 27 ayat 1 yaitu arsip perguruan tinggi merupakan lembaga kearsipan perguruan tinggi.

3. Sistem Kearsipan

Berdasarkan instrumen pengukuran sistem kearsipan, didapatkan hasil analisis kajian sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Analisis Berdasarkan Instrumen Pengukuran Sistem Kearsipan No. Nama Perguruan Tinggi Negeri Instrumen Pengukuran Sistem Kearsipan Pelaksanaan SOP dalam Pengelolaan Arsip Perguruan Tinggi Pelaksanan Pengelolaan Arsip Statis Perguruan Tinggi 1. Universitas Andalas Telah menerapkan SOP Pengelolaan Arsip Perguruan Tinggi, walaupun belum maksimal Telah melaksanakan akuisisi, pengolahan, preservasi, akses dan layanan arsip statis perguruan tinggi 2. Universitas Negeri Padang Penerapan SOP pengelolaan arsip perguruan tinggi masih bersifat desentralisasi Baru melaksanakan kegiatan akuisisi, namun belum melaksanakan kegiatan pengolahan, preservasi, akses dan layanan arsip statis perguruan tinggi 3. Universitas Gajah Mada Telah menerapkan SOP Pengelolaan Arsip Perguruan Tinggi di lingkungan perguruan tinggi secara Telah melaksanakan kegiatan akuisisi, pengolahan, preservasi, akses dan layanan arsip statis Kajian tentang Arsip Statis Perguruan Tinggi 30 optimal perguruan tinggi secara optimal 4. Universitas Sebelas Maret Surakarta Telah menerapkan SOP Pengelolaan Arsip Perguruan Tinggi di lingkungan perguruan tinggi, walaupun SOP yang dimiliki belum dituangkan dalam bentuk produk hukum Telah melaksanakan kegiatan akuisisi, pengolahan, akses dan layanan arsip statis perguruan tinggi, namun belum optimal dalam melaksanakan preservasi arsip 5. Universitas Hasanuddin Baru menerapkan SOP pengelolaan arsip dinamis Belum melaksanakan pengelolaan arsip statis, namun telah melaksanakan pengelolaan arsip dinamis hingga penyusutan arsip 6. Universitas Jenderal Soedirman Telah menerapkan SOP Pengelolaan Arsip Perguruan Tinggi, kendati belum maksimal Baru mulai melaksanakan kegiatan akuisisi, pengolahan, preservasi, akses dan layanan arsip statis perguruan tinggi 7. Universitas Udayana Telah menerapkan SOP Pengelolaan Arsip Perguruan Tinggi dalam bentuk produk hukum Telah melaksanakan akuisisi, pengolahan, preservasi, akses dan layanan arsip statis perguruan tinggi Hasil analisis berdasarkan instrumen pengukuran sistem kearsipan menunjukkan bahwa 6 enam perguruan tinggi negeri tersebut telah memiliki SOP Pengelolaan Arsip Perguruan Tinggi, kendati beberapa diantaranya belum dalam bentuk produk hukum. Hingga saat ini, hanya Universitas Jenderal Soedirman yang belum memiliki SOP Pengelolaan Arsip Perguruan Tinggi di lingkungannya. Lebih lanjut, penerapan pengelolaan Arsip Perguruan Tinggi tersebut sudah dilaksanakan, kendati belum maksimal. Kajian tentang Arsip Statis Perguruan Tinggi 31 Mengenai pelaksanaan pengelolaan arsip statis perguruan tinggi yang meliputi kegiatan akuisisi arsip, pengolahan, preservasi, dan layanan arsip statis perguruan tinggi telah dilaksanakan oleh Universitas Andalas, Universitas Gadjah Mada, Universitas Jenderal Soedirman dan Universitas Udayana. Dalam hal ini, Universitas Jenderal Soedirman telah mulai melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip statis perguruan tinggi, kendati belum memiliki SOP Pengelolaan Arsip Perguruan Tinggi. Sedangkan, Universitas Sebelas Maret Surakarta telah melaksanakan kegiatan akuisisi, pengolahan, akses dan layanan arsip statis perguruan tinggi, namun belum optimal dalam melaksanakan kegiatan preservasi arsip. Selanjutnya, Universitas Negeri Padang baru melaksanakan kegiatan akuisisi, namun belum melaksanakan kegiatan pengolahan, preservasi, dan layanan arsip statis perguruan tinggi. Hal serupa juga didapatkan di Universitas Hasanuddin yang belum melaksanakan kegiatan pengelolaan arsip statis, namun telah melaksanakan pengelolaan arsip dinamis hingga tahap penyusutan arsip.

4. Sumber Daya Manusia Kearsipan