5.8. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Ayam di Kota
Bandung
Analisis ditujukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya harga ayam di Bandung, serta sejauh mana faktor-
faktor tersebut mempengaruhi model. Analisis yang digunakan adalah analisis yang bersifat kausal dengan meregresikan beberapa variabel dengan harga ayam
di kota Bandung. Untuk melihat tingkat signifikansi model dan masing- masing variabel, maka model akan melalui serangkaian uji statistik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga ayam di Bandung diolah menggunakan software MINITAB 13.20. Output hasil regresi Bandung dapat
dilihat pada Lampiran 9. Dari hasil output tersebut dapat diketahui bahwa model yang dihasilkan adalah:
P = 6508 + 0,239 P
t-1
+0,000327 S -0,000162 C - 72 D Setelah diketahui output regresi dan model yang dihasilkan, maka
selanjutnya model akan diuji untuk mengukur layak atau tidaknya model tersebut digunakan.
1. Uji Keseluruhan Model
Dari hasil uji keseluruhan model dengan menggunakan statistik uji F, model signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen dan 99 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan keragaman harga ayam di Bandung.
2. Pengukuran Akurasi Model
Tingkat akurasi model dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi R
2
. Dari output yang dihasilkan diketahui bahwa nilai R
2
model adalah 59,98
persen. Hal ini menjelaskan bahwa variabel bebas pada model dapat menjelaskan keragaman harga ayam di Bandung sebesar 59,98 persen.
3. Uji Masing-masing Variabel
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui variabel bebas mana saja yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel harga ayam di Bandung.
Berikut adalah hasil pengujian masing–masing variabel: a. Variabel harga ayam periode sebelumnya berpengaruh nyata pada tingkat
kepercayaan 99 persen. Nilai koefisien variabel harga ayam periode sebelumnya adalah 0,239, hal ini menunjukkan bahwa harga ayam yang akan
datang akan naik sebesar Rp 0,239 bila harga ayam periode sebelumnya naik sebesar Rp1,- dan variabel lainnya dianggap tetap cateris paribus.
b. Variabel produksi ayam berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99 persen. Nilai koefisien variabel produksi ayam adalah 0,000327, hal ini
menunjukkan bahwa harga ayam akan naik sebesar Rp 0,000327 bila produksi ayam naik sebanyak 1 kg dan variabel lainnya dianggap tetap.
c. Variabel tingkat konsumsi ayam berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 80 persen. Nilai koefisien variabel tingkat konsumsi ayam adalah -0,000162,
hal ini menunjukkan bahwa harga ayam akan turun sebesar Rp 0,000162 bila tingkat konsumsi ayam naik sebanyak 1 kg dan variabel lainnya dianggap
tetap. d. Variabel dummy mengenai isu flu burung tidak berpengaruh nyata pada tingkat
kepercayaan berapapun. Nilai koefisien variabel dummy adalah -72, hal ini menunjukkan bahwa harga ayam akan turun sebesar Rp 72,- bila isu flu
burung sedang merebak dan variabel lainnya dianggap tetap.
Dari hasil pengujian masing- masing variabel, maka dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh nyata dalam model regresi Bandung pada tingkat
kepercayaan 95 persen adalah variabel harga ayam periode sebelumnya, dan variabel produksi ayam.
4. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan statistik- d Durbin-Watson. Berdasarkan nilai statistik diketahui bahwa tidak terdapat
autokorelasi yang mencerminkan tidak adanya hubungan linear diantara error pada data.
5. Uji Homoskedastisitas
Uji homoskedastisitas terhadap model dilakukan dengan menggunakan uji Breusch-Pagan. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai statistik model
regresi Bandung adalah 13,86791036. Nilai tersebut signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen dan tidak signifikan pada tingkat kepercayaan 99 persen.
Jadi, nilai error model memiliki simpangan yang konstan atau menyebar normal sepanjang pengamatan data pada tingkat kepercayaan 95 persen.
5.9.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Ayam di Kota Semarang
Analisis ditujukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya harga ayam di Semarang, serta sejauh mana faktor-
faktor tersebut mempengaruhi model. Analisis yang digunakan adalah analisis yang bersifat kausal dengan meregresikan beberapa variabel dengan harga ayam
di kota Semarang. Untuk melihat tingkat signifikansi model dan masing- masing variabel, maka model akan melalui serangkaian uji statistik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga ayam di Semarang diolah menggunakan software MINITAB 13.20. Output hasil regresi Semarang dapat
dilihat pada Lampiran 10. Dari hasil output tersebut dapat diketahui bahwa model yang dihasilkan adalah:
P = 7588 + 0,215 P
t-1
+0,000071 S +0,000106 C + 838 D Setelah diketahui output regresi dan model yang dihasilkan, maka
selanjutnya model akan diuji untuk mengukur layak atau tidaknya model tersebut digunakan.
1. Uji Keseluruhan Model
Dari hasil uji keseluruhan model dengan menggunakan statistik uji F, model signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen dan 99 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan keragaman harga ayam di Semarang.
2. Pengukuran Akurasi Model
Tingkat akurasi model dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi R
2
. Dari output yang dihasilkan diketahui bahwa nilai R
2
model adalah 43,7 persen. Hal ini menjelaskan bahwa variabel bebas pada model dapat menjelaskan
keragaman harga ayam di Semarang sebesar 43,7 persen.
3. Uji Masing-masing Variabel
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui variabel bebas mana saja yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel harga ayam di Semarang.
Berikut adalah hasil pengujian masing–masing variabel: a. Variabel harga ayam periode sebelumnya berpengaruh nyata pada tingkat
kepercayaan 99 persen. Nilai koefisien variabel harga ayam periode
sebelumnya adalah 0,215, hal ini menunjukkan bahwa harga ayam yang akan datang akan naik sebesar Rp 0,215 bila harga ayam periode sebelumnya naik
sebesar Rp1,- dan variabel lainnya dianggap tetap cateris paribus. b. Variabel produksi ayam berpengaruh nyata tidak berpengaruh nyata pada
tingkat kepercayaan berapapun. Nilai koefisien variabel produksi ayam adalah 0,000071, hal ini menunjukkan bahwa harga ayam akan naik sebesar Rp
0,000071 bila produksi ayam naik sebanyak 1 kg dan variabel lainnya dianggap tetap.
c. Variabel tingkat konsumsi ayam berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95 persen. Nilai koefisien variabel tingkat konsumsi ayam adalah 0,000106,
hal ini menunjukkan bahwa harga ayam akan naik sebesar Rp 0,000106 bila tingkat konsumsi ayam naik sebanyak 1 kg dan variabel lainnya dianggap
tetap. d. Variabel dummy mengenai isu flu burung berpengaruh nyata pada tingkat
kepercayaan 80 persen. Nilai koefisien variabel dummy adalah 838, hal ini menunjukkan bahwa harga ayam akan naik sebesar Rp 838,- bila isu flu
burung sedang merebak dan variabel lainnya dianggap tetap. Dari hasil pengujian masing- masing variabel, maka dapat diketahui bahwa
variabel yang berpengaruh nyata dalam model regresi Semarang pada tingkat kepercayaan 95 persen adalah variabel harga ayam periode sebelumnya, dan
variabel tingkat konsumsi ayam
.
4. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan statistik- d Durbin-Watson. Berdasarkan nilai statistik diketahui bahwa tidak terdapat
autokorelasi yang mencerminkan tidak adanya hubungan linear diantara error pada data.
5. Uji Homoskedastisitas
Uji homoskedastisitas terhadap model dilakukan dengan menggunakan uji Breusch-Pagan. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai statistik model
regresi Semarang adalah 8,431851112. Nilai tersebut signifikan pada tingkat kepercayaan 75 persen. Jadi, nilai error model memiliki simpangan yang konstan
atau menyebar normal sepanjang pengamatan data pada tingkat kepercayaan 75 persen.
5.10.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Ayam di Kota Yogyakarta
Analisis ditujukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya harga ayam di Yogyakarta, serta sejauh mana faktor-
faktor tersebut mempengaruhi model. Analisis yang digunakan adalah analisis yang bersifat kausal dengan meregresikan beberapa variabel dengan harga ayam
di kota Yogyakarta. Untuk melihat tingkat signifikansi model dan masing- masing variabel, maka model akan melalui serangkaian uji statistik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga ayam di Yogyakarta diolah menggunakan software MINITAB 13.20. Output hasil regresi Yogyakarta dapat
dilihat pada Lampiran 11. Dari hasil output tersebut dapat diketahui bahwa model yang dihasilkan adalah:
P = 17818 + 0,149 P
t-1
- 0,00205 S - 0,00253 C + 1096 D Setelah diketahui output regresi dan model yang dihasilkan, maka
selanjutnya model akan diuji untuk mengukur layak atau tidaknya model tersebut digunakan.
1. Uji Keseluruhan Model
Dari hasil uji keseluruhan model dengan menggunakan statistik uji F, model signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen dan 99 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan keragaman harga ayam di Yogyakarta.
2. Pengukuran Akurasi Model
Tingkat akurasi model dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi R
2
. Dari output yang dihasilkan diketahui bahwa nilai R
2
model adalah 50,03 persen. Hal ini menjelaskan bahwa variabel bebas pada model dapat menjelaskan
keragaman harga ayam di Yogyakarta sebesar 50,03 persen.
3. Uji Masing-masing Variabel
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui variabel bebas mana saja yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel harga ayam di Yogyakarta.
Berikut adalah hasil pengujian masing–masing variabel: a. Variabel harga ayam periode sebelumnya berpengaruh nyata pada tingkat
kepercayaan 90 persen. Nilai koefisien variabel harga ayam periode sebelumnya adalah -0,149, hal ini menunjukkan bahwa harga ayam yang akan
datang akan turun sebesar Rp 0,149 bila harga ayam periode sebelumnya naik sebesar Rp1,- dan variabel lainnya dianggap tetap cateris paribus.
b. Variabel produksi ayam berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 80 persen. Nilai koefisien variabel produksi ayam adalah -0,00205, hal ini
menunjukkan bahwa harga ayam akan turun sebesar Rp 0,00205 bila produksi ayam naik sebanyak 1 kg dan variabel lainnya dianggap tetap.
c. Variabel tingkat konsumsi ayam berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99 persen. Nilai koefisien variabel tingkat konsumsi ayam adalah -0,00253,
hal ini menunjukkan bahwa harga ayam akan turun sebesar Rp 0,00253 bila tingkat konsumsi ayam naik sebanyak 1 kg dan variabel lainnya dianggap
tetap. d. Variabel dummy mengenai isu flu burung berpengaruh nyata pada tingkat
kepercayaan 95 persen. Nilai koefisien variabel dummy adalah 1096, hal ini menunjukkan bahwa harga ayam akan naik sebesar Rp 1.096,- bila isu flu
burung sedang merebak dan variabel lainnya dianggap tetap. Dari hasil pengujian masing- masing variabel, maka dapat diketahui variabel yang
berpengaruh nyata dalam model regresi Yogyakarta pada tingkat kepercayaan 95 persen adalah variabel tingkat konsumsi ayam dan dummy flu burung.
4. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan statistik- d Durbin-Watson. Berdasarkan nilai statistik diketahui bahwa tidak terdapat
autokorelasi yang mencerminkan tidak adanya hubungan linear diantara error pada data.
5. Uji Homoskedastisitas
Uji homoskedastisitas terhadap model dilakukan dengan menggunakan uji Breusch-Pagan. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai statistik model
regresi Yogyakarta adalah 7,417240817. Nilai tersebut signifikan pada tingkat kepercayaan 75 persen. Jadi, nilai error model memiliki simpangan yang konstan
atau menyebar normal sepanjang pengamatan data pada tingkat kepercayaan 75 persen.
5.11.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Ayam di Kota Surabaya
Analisis ditujukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya harga ayam di Semarang, serta sejauh mana faktor-
faktor tersebut mempengaruhi model. Analisis yang digunakan adala h analisis yang bersifat kausal dengan meregresikan beberapa variabel dengan harga ayam
di kota Surabaya. Untuk melihat tingkat signifikansi model dan masing- masing variabel, maka model akan melalui serangkaian uji statistik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga ayam di Surabaya diolah menggunakan software MINITAB 13.20. Output hasil regresi Surabaya dapat
dilihat pada Lampiran 12. Dari hasil output tersebut dapat diketahui bahwa model yang dihasilkan adalah:
Pt = 9901 + 0,212 P
t-1
-0,000128 S + 1695 D Setelah diketahui output regresi dan model yang dihasilkan, maka
selanjutnya model akan diuji untuk mengukur layak atau tidaknya model tersebut digunakan.
1. Uji Keseluruhan Model
Dari hasil uji keseluruhan model dengan menggunakan statistik uji F, model signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen dan 99 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan keragaman harga ayam di Surabaya.
2. Pengukuran Akurasi Model
Tingkat akurasi model dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi R
2
. Dari output yang dihasilkan diketahui bahwa nilai R
2
model adalah 47,06 persen. Hal ini menjelaskan bahwa variabel bebas pada model dapat menjelaskan
keragaman harga ayam di Surabaya sebesar 47,06 persen.
3. Uji Masing-masing Variabel
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui variabel bebas mana saja yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel harga ayam di Surabaya.
Berikut adalah hasil pengujian masing–masing variabel: a. Variabel harga ayam periode sebelumnya berpengaruh nyata pada tingkat
kepercayaan 95 persen. Nilai koefisien variabel harga aya m periode sebelumnya adalah 0,212, hal ini menunjukkan bahwa harga ayam yang akan
datang akan naik sebesar Rp 0,212 bila harga ayam periode sebelumnya naik sebesar Rp1,- dan variabel lainnya dianggap tetap cateris paribus.
b. Variabel produksi ayam tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan berapapun. Nilai koefisien variabel produksi ayam adalah -0,000128, hal ini
menunjukkan bahwa harga ayam akan turun sebesar Rp 0,000128 bila produksi ayam naik sebanyak 1 kg dan variabel lainnya dianggap tetap.
c. Variabel tingkat konsumsi ayam tidak digunakan dalam perhitungan regresi kota Surabaya, karena tidak tersedianya data tingkat konsumsi.
d. Variabel dummy mengenai isu flu burung berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99 persen. Nilai koefisien variabel dummy adalah 1695, hal ini
menunjukkan bahwa harga ayam akan turun sebesar Rp 1.695,- bila isu flu burung sedang merebak dan variabel lainnya dianggap tetap.
Dari hasil pengujian masing- masing variabel, maka dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh nyata dalam model regresi Surabaya pada tingkat
kepercayaan 95 persen adalah variabel harga ayam periode sebelumnya, dan variabel dummy wabah flu burung.
4. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan statistik- d Durbin-Watson. Berdasarkan nilai statistik diketahui bahwa tidak terdapat
autokorelasi yang mencerminkan tidak adanya hubungan linear diantara error pada data.
5. Uji Homoskedastisitas
Uji homoskedastisitas terhadap model dilakukan dengan menggunakan uji Breusch-Pagan. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai statistik model
regresi Surabaya adalah 23,2526592. Nilai tersebut signifikan pada tingkat kepercayaan 99 persen. Jadi, nilai error model memiliki simpangan yang konstan
atau menyebar normal sepanjang pengamatan data pada tingkat kepercayaan 99 persen.
5.12.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Ayam di Kota Denpasar
Analisis ditujukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya harga ayam di Denpasar, serta sejauh mana faktor-
faktor tersebut mempengaruhi model. Analisis yang digunakan adalah analisis yang bersifat kausal dengan meregresikan beberapa variabel dengan harga ayam
di kota Denpasar. Untuk melihat tingkat signifikansi model dan masing- masing variabel, maka model akan melalui serangkaian uji statistik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga ayam di Denpasar diolah menggunakan software MINITAB 13.20. Output hasil regresi Denpasar dapat
dilihat pada Lampiran 13. Dari hasil output tersebut dapat diketahui bahwa model yang dihasilkan adalah:
P = 10547 + 0,162 P
t-1
-0,000505 S +0,000150 C + 573 D Setelah diketahui output regresi dan model yang dihasilkan, maka
selanjutnya model akan diuji untuk mengukur layak atau tidaknya model tersebut digunakan.
1. Uji Keseluruhan Model
Dari hasil uji keseluruhan model dengan menggunakan statistik uji F, model signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen dan 99 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan keragaman harga ayam di Denpasar.
2. Pengukuran Akurasi Model
Tingkat akurasi model dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi R
2
. Dari output yang dihasilkan diketahui bahwa nilai R
2
model adalah 47,06 persen. Hal ini menjelaskan bahwa variabel bebas pada model dapat menjelaskan
keragaman harga ayam di Denpasar sebesar 47,06 persen.
3. Uji Masing-masing Variabel
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui variabel bebas mana saja yang berpengaruh nyata secara parsial terhadap variabel harga ayam di Denpasar.
Berikut adalah hasil pengujian masing–masing variabel:
a. Variabel harga ayam periode sebelumnya berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90 persen. Nilai koefisien variabel harga aya m periode
sebelumnya adalah 0,162, hal ini menunjukkan bahwa harga ayam yang akan datang akan naik sebesar Rp 0,162 bila harga ayam periode sebelumnya naik
sebesar Rp1,- dan variabel lainnya dianggap tetap cateris paribus. b. Variabel produksi ayam berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90
persen. Nilai koefisien variabel produksi ayam adalah -0,000505, hal ini menunjukkan bahwa harga ayam akan turun sebesar Rp 0,000505 bila
produksi ayam naik sebanyak 1 kg dan variabel lainnya dianggap tetap. c. Variabel tingkat konsumsi ayam berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan
99 persen. Nilai koefisien variabel tingkat konsumsi ayam adalah 0,000150, hal ini menunjukkan bahwa harga ayam akan naik sebesar Rp 0,000150 bila
tingkat konsumsi ayam naik sebanyak 1 kg dan variabel lainnya dianggap tetap.
d. Variabel dummy mengenai isu flu burung berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 70 persen. Nilai koefisien variabel dummy adalah 573, hal ini
menunjukkan bahwa harga ayam akan naik sebesar Rp 573,- bila isu flu burung sedang merebak dan variabel lainnya dianggap tetap.
Dari hasil pengujian masing- masing variabel, maka dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh nyata dalam model regresi Denpasar pada tingkat
kepercayaan 95 persen adalah variabel tingkat konsumsi ayam.
4. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan statistik- d Durbin-Watson. Berdasarkan nilai statistik diketahui bahwa tidak terdapat
autokorelasi yang mencerminkan tidak adanya hubungan linear diantara error pada data.
5. Uji Homoskedastisitas
Uji homoskedastisitas terhadap model dilakukan dengan menggunakan uji Breusch-Pagan. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa nilai statistik model
regresi Denpasar adalah 6,19764738. Nilai tersebut signifikan pada tingkat kepercayaan 50 persen. Jadi, nilai error model memiliki simpangan yang konstan
atau menyebar normal sepanjang pengamatan data pada tingkat kepercayaan 50 persen.
6.7. Implikasi Hasil Analisis