8. Memperluas ilmu pengetahuan
Aspek yang ditanyakan adalah sumber yang menjadi bacaan untuk memperluas ilmu pengetahuan. Sesuai dengan hasil perhitungan tabulasi data
diketahui bahwa guru kurang kompeten untuk memperluas ilmu pengetahuan dengan rata-rata persentase skor sebesar 43,98. Dari hasil perhitungan juga
diketahui bahwa sumber yang paling banyak digunakan oleh guru untuk memperluas ilmu pengetahuan sesuai mata pelajaran yang diampu adalah surat
kabarmajalah.
9. Pelatihan workshop yang diikuti
Aspek yang ditanyakan adalah pelatihan workshop yang diikuti. Sesuai dengan hasil perhitungan tabulasi data diketahui bahwa guru tidak kompeten
dalam mengikuti pelatihan workshop dengan rata-rata persentase skor sebesar 18,54. Dari hasil perhitungan juga diketahui bahwa pelatihan workshop yang
paling banyak diikuti hanya sebatas tingkat kota.
10. Menciptakan karya
Aspek yang ditanyakan adalah karya tulis yang pernah diciptakan guru. Sesuai dengan hasil perhitungan tabulasi data diketahui bahwa guru tidak
kompeten dalam kemampuan penelitian dan penyusunan karya ilmiah dengan rata-rata persentase skor sebesar 16,04
Tabel 4.16 Menciptakan karya Kriteria
Frekuensi Persentase
Ya 30
16 Tidak
157 84
Jumlah 187
100 Sumber : Data Penelitian 2012
Sesuai Tabel tersebut, dapat dijelaskan bahwa hanya sebanyak 30 GTT 16 yang menciptakan karya dan sisanya sebanyak 157 GTT 84 tidak
menciptakan karya.
4.2 Pembahasan
Sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting bagi pembangunan suatu bangsa. Bahkan, ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas
diyakini sebagai kunci utama keberhasilan pembangunan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki fungsi strategis dalam upaya penciptaan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut. Selanjutnya, peranan guru sangat menentukan dalam peningkatan mutu pendidikan formal. Guru sebagai
agen pembelajaran dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru
mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, sehingga kualitas pengembangan diri perlu terus dilakukan seiring
dengan tuntutan yang ingin dicapai pendidikan itu sendiri. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pada Pasal 28 menyatakan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik merupakan tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi
oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan
kompetensi adalah satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi,