g Strategi Menyusun Jadwal Belajar
Penyusunan jadwal belajar dilaksanakan dalam lima tahapan, yaitu: 1 Mengembangkan tujuan
2 Mengembangkan rencana tindakan yang selaras dengan usaha pencapaian tujuan.
3 Memantau pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan dalam tahap kedua secara terus-menerus.
4 Mengembangkan solusi yang strategis atas setiap masalah yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan atau rencana tindakan..
5 Evaluasi hasil.
2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar
Menurut Slameto 2010: 54 faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi 2 golongan saja yaitu faktor
ekstern dan faktor intern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar
individu. 1.
Faktor intern, meliputi: a. Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan, cacat tubuh
b. Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, kesiapan, c. Faktor kelelahan
2. Faktor ekstern
a. Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. b. Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pengajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
Suryabrata 2011: 233 menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Faktor-faktor yang berasal dari luar pelajar a. Faktor-faktor nonsosial, misalnya keadaan udara, suhu udara,
cuaca, waktu pagi atau siang atau malam, tempat letaknya, pergedungannya, alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti
alat tulis-menulis, buku-buku, alat-alat peraga.
b. Faktor-faktor sosial. Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah faktor manusia sesama manusia, baik manusia itu ada hadir
maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu seseorang sedang
belajar banyak mengganggu belajar itu; misalnya kalau satu kelas murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak
anak lain bercakap-cakap di dalam kelas; atau seseorang sedang belajar di kamar, satu atau dua orang hilir mudik ke luar masuk
kamar belajar. Kecuali kehadiran yang langsung seperti yang dikemukakan, mungkin juga orang lain itu tidak hadir langsung
atau dapat disimpulkan kehadirannya; misalnya saja potret dapat merupakan representasi dari seseorang, suara nyanyian lewat
radio maupun tape recorder juga dapat merupakan representasi bagi
kehadiran seseorang.
Faktor-faktor sosial
yang dikemukakan di atas pada umumnya bersifat mengganggu
proses belajar dan prestasi belajar. 2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar
a. Faktor-faktor fisiologis, dibedakan menjadi tonus jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
1 Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatarbelakangi aktifitas belajar; keadaan jasmani yang
segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar; keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya
daripada yang tidak lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu dikemukanan, yaitu 1 nutrisi harus
cukup karena kekurangan kadar makanan yang akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya
dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dsb; 2 beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar
itu. Penyakit-penyakit seperti pilek influensa, sakit gigi, batuk biasanya diabaikan karena dipandang tidak cukup
serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan; akan tetapi dalam kenyataannya penyakit-penyakit semacam itu
mengganggu aktifitas belajar.
2 Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi pancaindera. Berfungsinya panca indera merupakan syarat
belajar dapat berlangsung dengan baik. Pancaindera yang memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga.
Karena itu adalah kewajiban bagi setiap pendidik untuk menjaga agar pancaindera anak didiknya dapat berfungsi
dengan baik.
b. Faktor-faktor psikologis. N. Frendsen menyatakan bahwa hal-hal yang mendorong
seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut: 1 adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, 2
adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju, 3 adanya keinginan untuk mendapatkan
simpati dari orang tua, guru dan teman-teman, 4 adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha
yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi, 5 adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran, 6 adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan belajar yaitu faktor intern dan faktor ektern. Faktor
intern meliputi faktor jasmaniah kelemahan fisik, panca indra dan kecacatan lainnya, faktor psikologis minat, motivasi dan cita-cita; pengendalian diri dan
emosi dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
2.2.5 Cara-Cara Mengembangkan Kebiasaan Belajar