III. BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2005 sampai Desember 2005 di Laboratorium Kayu Solid Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor.
B. Bahan dan Alat
1. Bahan- bahan Penelitian
Kayu yang dipakai sebagai bahan penelitian ini berasal dari KPH Bojonegoro yang terdiri dari dua jenis kayu jati, yaitu Jati Plus Perhutani
JPP dan jati konvensional. Keduanya berumur 6 tahun yang masih tergolong dalam Kelas Umur I. Jati Plus Perhutani berasal dari 4 seedlot:
87, 125, 145, dan 154. Dari masing-masing seedlot diambil 3 batang pohon dimana dari setiap pohon diambil 4 lempengan pada bagian pangkal
tetapi hanya 1 lempengan yang digunakan untuk penelitian ini.
2. Alat- alat
Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah chainsaw untuk memotong kayu menjadi potongan setebal 5 cm, cutter, mikroskop, kaca
preparat, coverglass, gelas ukur, tabung reaksi, pensil, penangas air, gergaji, pisau mikrotom, kamera, oven, loupe pembesaran 10X, kertas
label, kertas transparansi, kertas milimeterblok dan alat bantu lainnya.
C. Metode Penelitian
1. Pengamatan Sifat Makroskopis
a. Persentase Kayu Teras dan Kayu Gubal
Persentase kayu teras dan kayu gubal dihitung dengan menggunakan kertas milimeterblok dan kertas transparansi. Contoh uji berupa
lempengan disk kayu setebal 5 cm diserut dan diamplas permukaannya sehingga jelas batas kayu gubal dan kayu teras. Kemudian gambaran
penampang lintang dipolakan di atas kertas transparansi lalu dihitung luasnya pada kertas milimeterblok. Apabila kotak-kotak pada kertas
16 milimeterblok tercakup lebih dari 0,75 cm
2
maka dihitung 1 cm
2
dan apabila luasnya 0,30-0,75 cm
2
dihitung 0,50 cm
2
, jika luasnya kurang dari 0,30 cm
2
tidak dihitung. Kayu yang digambar ditandai pada bagian empulurnya dan dijadikan sebagai pusat lingkaran. Sedangkan luas kayu
secara keseluruhan dihitung dengan menjumlahkan seluruh daerahnya atau dengan menjumlahkan luas daerah kayu teras dan kayu gubalnya.
Persentase kayu gubal dan kayu teras dihitung dengan rumus: Persentase kayu teras =
100 n
keseluruha kayu
luas kayu teras
bagian luas
×
Keterangan: Persentase kayu gubal = 100 - kayu teras
b. Penentuan Kayu Juvenil
Pada lempengan kayu setebal 5 cm terlebih dahulu digambar riap tumbuhnya pada kertas transparansi dengan ukuran lebar 2-3 cm mulai
dari empulur sampai ke arah kambium atau arah radial pada masing- masing riap tumbuh diberi kode R1, R2, R3, ..., Rn. Kemudian untuk
mengukur panjang serat, sel-sel kayu terlebih dahulu harus dipisahkan dengan melakukan maserasi lampiran.
Identifikasi kayu juvenil dan kayu dewasa ditandai dengan kenaikan kerapatan atau panjang serat tiap lingkaran tumbuh yang terlihat secara
progresif mulai dari empulur sampai riap tumbuh dekat kambium. Setelah kerapatan atau panjang serat tiap lingkaran tumbuh mulai stabil, berarti
sudah merupakan batas kayu dewasa. Banyaknya serat yang dibutuhkan pada pengukuran ini untuk masing-
masing riap tumbuh per lempeng adalah 30 serat. Persentase kayu juvenil dapat dihitung mengunakan rumus:
Kayu juvenil = 100
n keseluruha
secara kayu
luas juvenil
kayu luas
× Keterangan: Kayu dewasa = 100 - Kayu juvenil
17
c. Persentase Kayu Awal dan Kayu Akhir