Sel Pembuluh Pori Sifat Mikroskopis

12 1. Tekstur kasar, bila ukuran diameter tangensial poti-pori 200 µm 2. Tekstur sedang, bila ukuran diameter tangensial pori-pori 100-200 µm. 3. Tekstur halus, bila ukuran diameter tangensial pori-pori 100 µm. Tekstur rata atau tidak rata berhubungan dengan penampilan sel- selnya, dan memberikan indikasi perbedaan struktur di dalam satu riap tumbuh. Kayu berpori tata lingkar umumnya tidak rata dibandingkan dengan kayu berpori tata baur. Kayu daun jarum yang mempunyai transisi yang tajam dari kayu awal ke kayu akhir, juga mempunyai tekstur yang tidak rata Tsoumis, 1991.

2. Sifat Mikroskopis

Sifat mikroskopis adalah sifat-sifat yang hanya dapat diamati dengan bantuan mikroskop. Pengamatan dan pengukuran terhadap sifat mikroskopis yang terdiri dari tiga bidang orientasi penampang lintang, radial, dan tangensial meliputi sel pembuluh pori, jari-jari, dan dimensi serat. Gambar 3. Sel-sel Penyusun Kayu Daun Lebar Sumber: Mandang dan Pandit, 2002

a. Sel Pembuluh Pori

Pori-pori hanya terdapat pada kayu daun lebar. Pada jaringan kayu xylem sejumlah sel-sel pori tersusun secara bertingkat membentuk 13 struktur seperti pipa saluran yang panjangnya tidak tentu yang kemudian disebut sebagai pembuluh Tsoumis, 1991. Menurut Ramdan dan Pandit 2002, jaringan pembuluh pori berfungsi untuk menyalurkan cairan dan sedikit hara mineral di dalam pohon dan tersusun secara vertikal. Pori atau sel pembuluh sebenarnya adalah suatu sel pembuluh yang berbentuk tabung dengan kedua dinding ujungnya terletak horisontal sampai miring. Pada penampang lintang pori-pori atau pembuluh, terdapat pola-pola penyebaran tertentu dan pada kayu daun lebar dapat dibedakan atas pola penyebarannya, yaitu : 1. Kayu dengan pori tata baur, yaitu pori tersebar merata atau hampir merata sehingga terlihat seperti lubang-lubang dengan diameter yang sama atau hampir sama. 2. Kayu dengan pori tata lingkar, yaitu pori yang memiliki dua macam diameter yang berbeda. Pori yang besar terdapat pada kayu awal yang disusun secara melingkar kemudian diikuti dengan pori yang lebih kecil yang terdapat pada kayu akhir mengikuti lingkaran berikutnya. Menurut Ramdan dan Pandit 2002, jika pori-pori pada penampang lintang terlihat terpisah satu pori dengan pori yang lain atau bersinggungan tetapi bidang singgungnya masih merupakan titik atau bidang lengkung, maka disebut pori soliter. Jika pori-pori tersebut terlihat bersinggungan sedemikian rupa sehingga bidang singgungnya merupakan suatu garis lurus maka dikatakan pori bergabung. Ukuran praktis diameter pori dapat dibedakan menurut tiga ukuran, yaitu: 1. Pori ukuran kecil kurang dari 100 µm 2. Pori ukuran sedang 100-200 µm 3. Pori ukuran besar lebih dari 200 µm Sedangkan distribusi pori per mm 2 terdapat 3 ukuran praktis, yaitu: 1. Jumlah pori sedikit, kurang dari 5 pori per mm 2 2. Sedang dengan jumlah pori 5-10 pori per mm 2 3. Banyak, jumlah pori lebih dari 10 pori per mm 2 14

b. Jari-jari