Sel Pembuluh Pori Jari-jari Kayu

28 Tabel 3. Sifat Mikroskopis Kayu JPP dan Kayu Jati Konvensional pada Umur 6 tahun Asal KPH Bojonegoro Seedlot Sifat 145 87 125 154 Rata-rata JPP CP Sel pembuluh pori - Penggabungan pori Soliter, gabung radial Soliter, gabung radial Soliter, gabung radial Soliter, gabung radial Soliter, gabung radial Soliter, gabung radial - Penyebaran pori Tata lingkar Tata lingkar Tata lingkar Tata lingkar Tata lingkar Tata lingkar Diameter Tangensial pori µm a Kayu awal 150,00 158,22 162,29 167,94 159,61 161,81 b Kayu akhir 86,46 94,34 96,90 96,48 93,54 98,31 Rataan diameter tangensial pori µm 118,23 126,28 129,60 132,21 126,58 130,06 Distribusi pori per mm 2 a Kayu awal 5 6 5 6 5,67 5 b Kayu akhir 8 10 10 11 9,67 10 Jari-jari - Tinggi jari-jari µm 692,06 627,14 626,51 646,51 648,06 590,48 - Lebar jari-jari µm 73,65 77,94 83,97 72,22 76,94 85,56 - Frekuensi jari-jari per mm 7 8 7 7 7,33 7 Dimensi serat Panjang serat µm 1414,69 1472,20 1386,76 1341,68 1403,83 1521,76 Diameter serat µm 23,00 23,41 23,21 22,91 23,13 23,70 Diameter lumen µm 16,25 16,86 16,87 16,44 16,61 17,04 Tebal Dinding µm 3,38 3,27 3,17 3,24 3,27 3,33

1. Sel Pembuluh Pori

Karena diameternya yang besar, pembuluh sering nampak seperti lubang apabila dilihat pada potongan melintangnya; pada penampang ini pembuluh- pembuluh tersebut sering disebut sebagai pori. Pembuluh-pembuluh dengan diameter besar terkonsentrasi pada kayu awal, sedang pembuluh-pembuluh dengan diameter yang jauh lebih kecil terdapat pada kayu akhir. Tipe kayu seperti ini disebut kayu berpori melingkar karena pembuluh-pembuluh kayu awal membentuk suatu lingkaran yang nampak pada potongan melintang pohon Haygreen dan Bowyer, 1989. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, baik kayu JPP maupun kayu jati konvensional memiliki pori tata lingkar Gambar 11. Pori dominan soliter dan ada juga yang bergabung 2-4 sel arah radial. Pori pada bagian kayu awal 29 memiliki ukuran sedang berkisar antara 139,14-175,52 µm, sedangkan pada bagian kayu akhir ukuran porinya kecil sampai sedang yaitu antara 70,56- 115,71 µm. Diameter tangensial pori kayu awal terbesar terdapat pada seedlot 154 167,94 µm dan yang terkecil pada seedlot 145 150,00 µm, sedangkan diameter tangensial pori kayu akhir terbesar terdapat pada kayu jati konvensional 98,31 µm dan yang terkecil pada seedlot 145 86,46 µm. Hasil uji beda nyata pada selang kepercayaan 95 menunjukkan bahwa diameter tangensial pori kayu awal dan kayu akhir pada kayu JPP tidak berbeda dengan kayu jati konvensional. Distribusi pori kayu awal berkisar antara 4-7 pori per mm 2 , sedangkan distribusi kayu akhir berkisar antara 7-11 pori per mm 2 . Gambar 11. Susunan Sel Pembuluh pada Kayu JPP dan Kayu Jati Konvensional Umur 6 tahun Asal KPH Bojonegoro Perbesaran 64x

2. Jari-jari Kayu

Pengamatan pada slide mikrotom bidang radial digunakan untuk melihat komposisi jari-jari, sedangkan pada bidang tangensial digunakan untuk mengukur tinggi dan lebar jari-jari. 30 692,06 627,14 626,51 646,51 590,48 520,00 540,00 560,00 580,00 600,00 620,00 640,00 660,00 680,00 700,00 T in g g i J a ri -j a ri m ik ro n 145 87 125 154 CP Seedlot Gambar 12. Perbandingan Tinggi Jari-jari pada Kayu JPP dan Kayu Jati Konvensional Umur 6 tahun Asal KPH Bojonegoro Hasil penelitian menunjukkan bahwa jari-jari yang paling tinggi dimiliki oleh kayu JPP yang berasal dari seedlot 145 yaitu sebesar 692,06 µm, sedangkan kayu jati konvensional CP memiliki jari-jari terpendek yaitu sebesar 590,48 µm Gambar 12. Hasil uji beda nyata menunjukkan bahwa tinggi jari-jari kayu JPP berbeda dibandingkan tinggi jari-jari kayu jati konvensional pada selang kepercayaan 95. Berdasarkan hasil uji lanjut Tukey dapat dilihat bahwa tinggi jari-jari kayu JPP pada seedlot 145 berbeda dengan kayu jati konvensional. Tinggi rata-rata jari-jari kayu JPP sebesar 648,06 µm, sedangkan tinggi rata-rata jari-jari kayu jati konvensional sebesar 590,48 µm. Frekuensi jari-jari kayu JPP dan kayu jati konvensional berkisar antara 6-8 jari-jari per mm. Gambar 13. Penampang Radial pada Kayu JPP dan Kayu Jati Konvensional Umur 6 tahun Asal KPH Bojonegoro Perbesaran 200x Pada pengukuran lebar jari-jari kayu diketahui bahwa, kayu jati konvensional memiliki jari-jari kayu yang paling lebar 85,56 µm dan kayu JPP yang berasal dari seedlot 154 memiliki jari-jari kayu yang paling sempit 31 yaitu 72,22 µm Gambar 14. Hasil uji beda nyata pada selang kepercayaan 95 menunjukkan bahwa lebar jari-jari kayu JPP tidak berbeda dengan lebar jari-jari kayu jati konvensional. Kayu JPP dan kayu jati konvensional memiliki komposisi jari-jari homogen yang seluruhnya terdiri dari sel-sel baring sumbu terpanjang mengarah horisontal Gambar 13 dan jumlah baris sel penyusun pada arah tinggi terdiri dari 24-34 sel, sedangkan pada arah lebar terdiri dari 4-5 sel multiseriate Gambar 15. 73,65 77,94 83,97 72,22 85,56 65,00 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 Seedlot L e b a r J a ri -j a ri m ik ro n 145 87 125 154 CP Gambar 14. Perbandingan Lebar Jari-jari pada Kayu JPP dan Kayu Jati Konvensional Umur 6 tahun Asal KPH Bojonegoro Jari-jari yang sempit dipengaruhi oleh laju pertumbuhan yang lambat. Laju pertumbuhan yang lambat disebabkan karena selama masa pertumbuhan, pohon tidak mendapatkan tempat penyimpanan makanan yang optimal sehingga proses pengangkutan bahan makanan ke seluruh bagian batang dan tanaman tidak berjalan lancar Annisa, 2005. 32 Gambar 15. Gambaran Umum Sel Jari-jari Kayu JPP dan Kayu Jati Konvensional Umur 6 tahun Asal KPH Bojonegoro Perbesaran 200x

3. Dimensi Serat