18 Halus kasarnya tekstur kayu ditentukan atas nilai-nilai dibawah ini:
a Tekstur kasar, bila ukuran diameter tangensial poti-pori 200 µm b Tekstur sedang, bila ukuran diameter tangensial pori-pori 100-200 µm.
c Tekstur halus, bila ukuran diameter tangensial pori-pori 100 µm.
2. Pengamatan Sifat Mikroskopis
a. Sel Pembuluh Pori
Pengukuran pori dilakukan terhadap sediaan mikrotom yang diambil pada bidang melintang. Pengamatan meliputi penggabungan pori soliter,
bergabung atau bergerombol, penyebaran pori tata baur atau tata lingkar, pengukuran diameter tangensial pori, dan distribusi pori per mm
2
. Pengukuran diameter tangensial pori menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 100 kali dan pengukuran terhadap distribusi pori dengan perbesaran 32 kali.
b. Jari-jari Kayu
Pengukuran jari-jari dilakukan pada sediaan mikrotom yang diambil pada bidang tangensial dan radial. Pengamatan pada bidang tangensial
meliputi tinggi jari-jari, lebar jari-jari, dan distribusi jari-jari per mm. Sedangkan pengamatan pada bidang radial meliputi komposisi jari-jari
homogen atau heterogen. Pengukuran tinggi jari-jari dan lebar jari-jari menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100 kali, sedangkan
pengukuran terhadap distribusi jari-jari dengan perbesaran 32 kali.
c. Dimensi Serat
Dimensi serat diamati dengan terlebih dahulu melakukan maserasi. Maserasi adalah suatu proses pemisahan sel-sel dari jaringan kayu
sehingga didapatkan sel-sel secara individu. Pengukuran dimensi serat meliputi panjang serat, diamter serat, diameter lumen, dan tebal dinding
sel. Pengukuran terhadap panjang serat menggunakan mikroskop dengan perbesaran 32 kali, sedangkan pengukuran terhadap diameter serat,
diameter lumen, dan tebal dinding sel menggunakan perbesaran 450 kali.
19
D. Pengolahan Data
Dari hasil penelitian dari setiap contoh uji diperoleh data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara
deskriptif, sedangkan data yang bersifat kuantitatif dianalisis secara statistik menggunakan software SPSS 13.0 for windows.
Model rancangan yang digunakan untuk analisis secara statistiknya adalah rancangan percobaan tersarang sebagai berikut Mattjik, 2000 dalam
Annisa, 2005
Y
ij
= µ +
i
+
ij
Dimana: Y
ij
= Hasil pengamatan pada seedlot ke-i, ulangan ke-j i
= 1, 2, 3, ....t j
= 1, 2, 3, ....r µ
= Rata-rata umum
i
= Pengaruh seedlot ke-i
ij
= Pengaruh galat percobaan
Tabel 1. Analisis ragam ANOVA
Sumber Keragaman
Jumlah Kuadrat
Derajat Bebas
db Kuadrat
Tengah Fhitung
Signifikan
Perlakuan JK
BG
r-1 MS
BG
MS
BG
MS
err
Galat JK
Total
- JK
BG
tr-1 MS
err
Total JK
Total
tr-1 Hipotesis hasil pengamatan dapat dirumuskan sebagai berikut :
H
0 : 1
=
2
=
...
=
5
= 0 Seedlot tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati
H
1
: paling sedikit ada satu i dimana
1
terdapat perbedaan pengaruh diantara perlakuan Jika nilai Fhitung Ftabel, maka hipotesis H
ditolak dan hipotesis H
1
diterima, demikian juga sebaliknya. Kemudian untuk mengetahui tingkat pengaruh perlakuan digunakan metode uji lanjut Tukey untuk mengetahui
hubungan sifat-sifat anatomi antara kayu Jati Plus Perhutani JPP pada masing-masing seedlot dengan kayu jati konvensional pada umur 6 tahun.