IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sifat Makroskopis
Sifat makroskopis merupakan sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan atau menggunakan alat bantu
berupa loup dengan perbesaran sederhana 10-15 kali, penciuman, perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Hasil pengamatan
makroskopis yang meliputi warna kayu, persentase kayu teras, lebar riap tumbuh, persentase kayu juvenil dan tekstur kayu dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Sifat Makroskopis Kayu JPP dan Kayu Jati Konvensional pada Umur 6 tahun Asal KPH Bojonegoro
Seedlot Sifat
145 87
125 154
Rata-rata JPP
CP
Persentase Kayu Teras dan Kayu Gubal
- Kayu Teras 23,86
39,06 26,01
16,89 26,46
32,00 - Kayu Gubal
76,14 60,94
73,99 83,11
73,55 68,00
Kayu Juvenil 100
100 100
100 100
100 - Panjang Serat
1414,69 1472,20
1386,76 1341,68
1403,83 1521,76
- Kerapatan 0,64
0,63 0,54
0,65 0,62
0,59 Kayu Akhir
95,99 96,00
93,40 96,45
95,46 95,06
Kayu Awal 4,01
4,00 6,60
3,55 4,54
4,94 Warna Kayu
- Teras Lb-Sb
By-Sb Yb-B
Yb-B Lb-Sb
By-Sb - Gubal
Very pale brown
Very pale brown
Very pale brown
Very pale brown
Very pale brown
Very pale brown
Tekstur Kayu Sedang
Sedang Sedang
Sedang Sedang
Sedang Keterangan:
Lb : Light brown Yb : Yellowish brown
Sb : Strong brown B : Brown
By : Brownish yellow
1. Persentase Kayu Teras dan Kayu Gubal
Kayu teras mengandung sel-sel yang sudah mati dan tidak dapat berfungsi secara fisiologis. Kayu teras mulai dibentuk pada riap tumbuh tertua yaitu di
daerah dekat empulur. Kayu teras umumnya mempunyai warna yang lebih gelap daripada kayu gubal, sehingga dalam penentuan persentase kayu teras
dan kayu gubal cukup dengan mengamati penampang lintangnya saja. Penampang lintang masing-masing contoh uji disajikan pada Gambar 5
.
21 Semakin besar persentase kayu teras menunjukkan bahwa tingkat
keawetan alami kayu akan semakin besar terhadap serangan cendawan dan serangga, karena kayu teras mengandung zat ekstraktif yang bersifat racun
terhadap cendawan dan serangga.
Gambar 5. Penampang Lintang masing-masing Contoh Uji Dari hasil pengamatan terhadap masing-masing contoh uji yang berasal
dari beberapa seedlot Gambar 6, diketahui bahwa persentase kayu teras tertinggi pada kayu JPP terdapat pada kayu yang berasal dari seedlot 87
39,06, kemudian diikuti oleh seedlot 125 26,01 dan 145 23,86, sedangkan yang terendah adalah kayu yang berasal dari seedlot 154 16,89.
Kayu JPP mempunyai rata-rata persentase kayu gubal yang lebih tinggi dibandingkan kayu jati konvensional, kecuali pada seedlot 87 dengan rata-rata
persentase kayu gubal yang lebih rendah daripada kayu jati konvensional.
22
23,86 39,06
26,01 16,89
32,00 76,14
60,94 73,99
83,11 68,00
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
145 87
125 154
CP
Seedlot K
a y
u T
e ra
s d
a n
G u
b a
l
Kayu Teras Kayu Gubal
Gambar 6. Perbandingan Persentase Kayu Teras dan Kayu Gubal pada Kayu JPP dan Kayu Jati Konvensional Umur 6 tahun Asal KPH
Bojonegoro Uji beda nyata menunjukkan bahwa rata-rata persentase kayu teras pada
seedlot 145, 87, 125, 154, dan kayu jati konvensional CP berbeda pada
selang kepercayaan 95. Berdasarkan uji lanjut Tukey dapat dilihat bahwa persentase kayu teras seedlot 87 berbeda dengan seedlot 154. Secara
keseluruhan rata-rata persentase kayu teras pada JPP adalah 26,46, sedangkan pada kayu jati konvensional adalah 32,00.
Menurut Pandit dan Ramdan 2002, jumlah relatif kayu teras dengan kayu gubal di dalam batang pohon berbeda-beda menurut jenis pohon, umur
dan keadaan lingkungan pertumbuhan. Kayu teras terbentuk karena persediaan air pada bagian dalam batang pohon xylem berkurang untuk
periode tertentu, sehingga persediaan bahan makanan menumpuk melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis. Jenis yang tidak efisien
dalam penggunaan produksi makanannya akan mulai membentuk kayu teras pada saat pohon masih muda, sehingga setelah dewasa akan memiliki kayu
gubal yang sempit dan bagian kayu teras yang lebar.
2. Penentuan Kayu Juvenil