17
c. Persentase Kayu Awal dan Kayu Akhir
Diukur dengan cara menarik garis dari empulur sampai ke riap tumbuh di dekat kulit dengan membuat beberapa titik yaitu titik A, B, C, dan
seterusnya. Setelah itu diukur lebar riap tumbuhnya dan lebar kayu awal dan lebar kayu akhir pada sediaan mikrotom lampiran. Untuk
mendapatkan lebar kayu awal dan kayu akhir setiap lempeng contoh uji, maka lebar kayu awal dan kayu akhir setiap riap tumbuh dirata-ratakan.
Persentase kayu awal diukur dengan membandingkan lebar kayu awal dengan panjang jari-jari kayu dan persentase kayu akhir dihitung dengan
membandingkan lebar kayu akhir dengan panjang jari-jari kayu.
d. Warna Kayu
Warna yang dipakai adalah yang ditunjukkan oleh kayu teras. Pada penelitian ini warna kayu dilihat dengan menggunakan Munsell Soil
Colour Charts. Contoh kayu dicocokkan dengan soil color charts
kemudian dibaca warnanya yang sesuai dengan sampel kayu.
e. Kerapatan Kayu
Kerapatan kayu ditentukan dengan membandingkan massa berat kayu dengan volumenya pada kondisi basah. Volume ditentukan dengan
mengukur dimensi atau dengan pemindahan air prinsip Archimedes Tsoumis, 1991. Contoh uji dibuat selebar riap tumbuh dengan tebal 1
cm dan panjang 3 cm, masing-masing 3 buah untuk setiap contoh kayu yang meliputi seluruh riap tumbuh dari empulur ke arah kulit. Nilai
kerapatan kayu dihitung menggunakan rumus: Kerapatan kayu =
volume massa
f. Tekstur Kayu
Tekstur kayu jati ditetapkan berdasarkan ukuran diameter tangensial sel pembuluh pori-pori kayu-nya. Hal ini diukur melalui sediaan
mikrotom penampang lintangnya yang dibuat mengacu pada metode Schultze.
18 Halus kasarnya tekstur kayu ditentukan atas nilai-nilai dibawah ini:
a Tekstur kasar, bila ukuran diameter tangensial poti-pori 200 µm b Tekstur sedang, bila ukuran diameter tangensial pori-pori 100-200 µm.
c Tekstur halus, bila ukuran diameter tangensial pori-pori 100 µm.
2. Pengamatan Sifat Mikroskopis